Senin, H / 06 Oktober 2025

Eksotisme Gunung Semeru [Part 2]

Sabtu 20 Jul 2019 12:12 WIB

Reporter :M. Feikar Zaidan

View Ranu Kumbolo dari dalam tenda

Foto: dok. Feikar

ESQNews.id - Eksotisme Gunung Semeru [Part 1]

Danau Ranu Kumbolo

Di tepi danau inilah para pendaki biasa mendirikan camp sebelum melanjutkan perjalanan di keesokan hari nya. Area danau yang berada di ketinggian 2400 mdpl ini memiliki udara yang sangat sejuk serta letak nya yang dikelilingi oleh pepohonan membuat kita betah untuk berlama-lama disana. Lelahnya perjalanan yang ditempuh terbayar lunas setelah melihat air danau yang berwarna hijau ke biru-biru an. Danau yang memiliki luas wilayah sekitar 15 hektar ini memiliki air yang sangat jernih dan dapat langsung diminum.


Sarana prasarana di sekitar danau pun sudah cukup memadai seperti tersedianya toilet dan warung yang menjual berbagai kebutuhan. Oiya, ada beberapa hal yang perlu kita taati selama berada di Kawasan gunung semeru. Beberapa diantaranya adalah  pengunjung dilarang untuk membuat api unggun, memetik bunga Edelweiss, membawa keluar/merusak flora-fauna setempat, dan melakukan segala aktivitas yang dapat mengotori air danau seperti berenang, mencuci atau mandi di danau. Danau ini sangat di jaga kesuciannya oleh warga setempat, oleh karena itu kita sebagai tamu harus menghormati adat istiadat yang berlaku serta ikut menjaga kebersihannya.



Fenomena Embun Upas

Ada fenomena unik yang sering terjadi di Kawasan gunung dengan puncak tertinggi ini ketika memasuki puncak bulan kemarau yaitu munculnya embun es atau yang biasa warga setempat sebut dengan “Embun Upas”. Suhu ekstrim yang dapat mencapai suhu minus pada bulan kemarau ini mengakibatkan beku nya embun yang biasa berada di rerumputan dan di sekitar tenda. Fenomena embun upas ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung Gunung Semeru. Mereka ramai-ramai mengabadikan fenomena alam tersebut serta mengunggahnya ke media social sepulang dari sana. Dapat dilihat dari bertebarannya foto-foto yang viral akan munculnya embun es di beberapa gunung di Indonesia termasuk di Gunung Semeru.





Tanjakan Cinta

Puas mendirikan tenda serta berfoto ria di sekitar Danau Ranu Kumbolo, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan menuju Tanjakan Cinta yang berada tepat setelah Danau Ranu Kumbolo. Tanjakan yang memiliki kemiringan hingga 45 derajat ini memiliki kisah tragis dibalik namanya. Konon katanya, pada zaman dahulu ada sepasang kekasih yang sudah bertunangan lalu mereka memutuskan untuk mendaki Gunung Semeru bersama.



Saat melewati tanjakan ini, sang pria berjalan terlebih dahulu dan tiba di atas tanpa menoleh sedikit pun ke belakang. Nemun sang perempuan yang sangat kelelahan tiba-tiba pingsan kemudian jatuh terguling hingga tewas. Oleh karena itulah tanjakan tersebut dinamai dengan Tanjakan Cinta. Selain menyimpan kisah pilu dibalik namanya, Tanjakan Cinta masih memiliki mitos lain,yaitu barangsiapa yang berjalan terus-menerus melewati tanjakan ini sambil membayangkan orang yang dicintainya tanpa sekalipun menoleh ke belakang, maka kita akan berjodoh dan hidup bahagia selamanya.



Setelah melalui Tanjakan Cinta, pengunjung akan sampai di sebuah padang savanna yang disebut “Oro Oro Ombo”. Jika mengunjungi Gunung Semeru pada bulan April, pengunjung akan dimanjakan dengan hamparan bunga Verbena yang berwarna ungu. Selepas melalui Oro-Oro Ombo, anda akan tiba di pos Cemoro Kandang, sebuah area teduh yang cukup luas serta dikelilingi pepohonan. Di tempat ini masih terdapat warung yang biasa digunakan para pendaki untuk melepas lelah dan dahaga. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan dengan trek menanjak hingga tiba di pos Jambangan. Dari pos Jambangan ini, Gunung Semeru tampak semakin jelas, gagah, tinggi menjulang. Pos terakhir yang dapat ditemui selepas pos Jambangan adalah pos Kalimati. Sepanjang perjalanan menuju Kalimati, anda akan menemukan tanaman Edelweiss yang banyak tumbuh liar di sisi kiri dan kanan jalan.


Summit Attack

Kalimati adalah sebuah area padang rumput luas berketinggian 2700 mdpl yang dikelilingi oleh pepohonan cemara. Di pos inilah para pendaki biasa medirikan camp sebelum melakukan summit attack, Sebuah istilah yang digunakan dalam bagian pendakian yaitu perjalanan menuju puncak. Summit dapat memakan waktu selama 6-7 jam perjalanan tergantung dari fisik dan stamina yang anda miliki. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan summit mulai dari pukul 11 malam agar dapat mencapai Puncak Mahameru pada saat sunrise. Perjalanan dimulai dengan trek menanjak dan curam melewati hutan Arcopodo hingga menemui batas vegetasi, yaitu perbatasan antara kawasan hutan pepohonan dengan kawasan batuan berpasir.


Dari batas vegetasi inilah pendakian sebenarnya menuju Puncak Mahameru dimulai. Trek menanjak berupa pasir dan batuan yang jika ketika diinjak akan membuat para pendaki merosot. Naik tiga langkah, merosot dua langkah. Begitu seterusnya hingga anda menemukan bendera yang menjadi titik akhir pendakian serta menandakan bahwa anda telah sampai di Puncak Mahameru. Area Puncak Mahameru berupa dataran berpasir padat yang dipenuhi dengan kerikil dan batuan. Di sisi lain puncak, tampak bibir kawah Jonggring Saloka yang biasa mengeluarkan asap belerang kurang lebih setiap 15 menit sekali. Dari Puncak Mahameru ini tampak jelas barisan pegunungan seperti gunung Argopuro dan Gunung Arjuno-Welirang.



Perjalanan menggapai puncak tertinggi di Pulau Jawa ini bukanlah hal yang mudah. Banyak hal-hal yang perlu di persiapkan seperti kondisi fisik yang prima, peralatan yang memadai serta ilmu pengetahuan yang cukup. Puncak adalah tujuan, namun kembali dengan selamat adalah tujuan utama. Karena sejatinya ketika kita sampai di puncak gunung, kita baru menempuh setengah dari perjalanan. Kita datang ke sana sebagai tamu, maka bersikaplah selayaknya tamu. Jangan mengambil apapun selain gambar, jangan meninggalkan apapun selain jejak, jangan membunuh apapun selain waktu, serta jangan lupa bawa turun kembali sampahmu. Salam lestari!

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA