ESQNews.id, JAKARTA -
Mayoritas orang bilang khususnya bagi para backpacker, bahwa salah satu cara
mengetahui kesetiaan atau sifat dan sikap seseorang akan terlihat saat berpetualang
dengan alam. Petualangan dengan memanjat tebing atau mendaki gunung misalnya.
Bisa dilihat pada salah satu film bergenre survival thriller
yaitu vertical limit. Film yang sudah tayang dan laris di masanya 19 tahun
silam menjadi sebuah cuplikan motivasi. Banyak sekali pelajaran yang bisa
diambil dari film hasil karya tulis robert king. Mulai dari kerja sama antar tim pendaki, jalinan komunikasi, saling percaya satu sama lain, tidak egois dan lainnya.
Di film itu terlihat bagaimana perjuangan sebuah rombongan
keluarga saat memanjat di Monument Valley untuk mencapai puncak. Dari film itu
bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari.
Misal dalam jati diri manusia pasti mempunyai tujuan hidup
atau impian. Tinggal kita persiapkan langkah apa saja yang harus direncanakan
dan aplikasikan demi mencapai tujuan tersebut. Dengan niat, semangat juang
yang gigih, usaha, doa, tekad, keyakinan yang kuat perlu ditanamkan dalam diri
kita.
Untuk menggapai sebuah puncak tak selamanya mulus dan lurus akan
ada masanya berbelok, tikungan tajam, terjal dan lainnya. Begitu juga untuk
meraih tujuan dan impian kita akan datang yang namanya permasalahan, cobaan, rintangan, tantangan.
Jika bertemu dengan yang namanya rintangan pilihannya ada dua mau lanjut maju sampai puncak atau mundur? Jika kita sudah niat dan memantapkan diri akan puncak atau tujuan kita maka rintangan hanya variasi hidup yang harus kita hadapi.
Kata Dr. H.C Ary Ginanjar Agustian sang Founder ESQ jika kita memikirkan apa tujuan hidup dan impian kita, sebesar rintangan menghadang kita tidak akan goyah. Kita akan terus merasa onfire, unstoppable untuk menggapainya.
MAJU TERUS...PANTANG MUNDUR...




