Jumat, H / 05 Desember 2025

Menganyam Harapan di Majalengka, Kisah Rotan Leuwilaja Menembus Pasar Dunia!

Sabtu 08 Nov 2025 08:49 WIB

Author :Kontributor

Tangkapan Layar

Foto: Infomjlk

ESQNews.id, MAJALENGKA - Di tengah rumitnya siklus perdagangan global, sebuah desa kecil, Leuwilaja di Kecamatan Sindangwangi, Majalengka, perlahan namun pasti, telah mengukir namanya di peta industri kerajinan dunia.


Jaraknya yang hanya sekitar 17 km dari pusat pemerintahan Majalengka tak menghalangi produk rotan mereka untuk menghiasi rak-rak raksasa ritel internasional seperti IKEA, Walmart, dan Target Corporation, bahkan merambah pasar Eropa.


Kisah sukses Leuwilaja adalah bukti nyata bagaimana warisan tradisi dapat bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi modern yang berkelanjutan.


Desa ini kini dikenal sebagai sentra kerajinan rotan yang tidak hanya menopang roda ekonomi lokal, tetapi juga mampu bersaing di kancah internasional.


Transisi Bersejarah, dari Bambu ke Rotan


Menariknya, jauh sebelum rotan mendominasi, masyarakat Leuwilaja lebih dulu dikenal sebagai perajin bambu. Transisi material anyaman ini, sebuah pergeseran teknik dan penyerapan ilmu terjadi sejak 1980-an.


Kepala Desa Leuwilaja, Soim, menceritakan bagaimana tokoh-tokoh kerajinan desa didatangi oleh pengusaha dari Cirebon, yang membawa rotan sebagai peluang baru.


Perjalanan ini berbuah manis. Berkat ketekunan para tokoh perintis, pada 1990-an, produk kerajinan rotan dari tangan-tangan kreatif Leuwilaja mulai berkembang pesat, sukses menembus pasar ekspor melalui berbagai pameran di Cirebon, Bandung, dan Jakarta.


Pengakuan Soim tegas, perusahaan global mencari produk hingga ke Leuwilaja, sebuah pengakuan atas kualitas yang sayangnya, menurutnya, masih perlu perhatian dan pembinaan lebih serius dari pemerintah daerah.


Kolaborasi Kunci dan Regenerasi Rotan


Jejak rotan Leuwilaja kian menguat berkat sinergi multi-pihak. Kontribusi signifikan datang dari PT Astra Internasional Tbk melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA), yang diimplementasikan bersama LPPM Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR).


Kemitraan ini berfokus pada pengelolaan produksi kerajinan di bawah BUMDes Sunar Harapan, yang berfungsi sebagai lokomotif ekonomi kolektif, mengorganisasi produksi, pembagian upah, dan membuka pintu partisipasi di pameran nasional.


Kepala Desa Leuwilaja bahkan mengakui bahwa tanpa pendampingan dari Astra, Desa Leuwilaja merasa “gelap” dan tidak tahu arah yang tepat untuk mendongkrak potensi rotan mereka.


Lebih dari sekadar produksi, isu regenerasi menjadi perhatian utama. Munculnya komunitas Karvala Rattan, akronim dari Kreativitas Pemuda Leuwilaja, menjadi solusi vital.


Pendiri Karvala Rattan, Hendra, membentuk komunitas ini dari keresahan terhadap menurunnya minat anak muda terhadap anyaman.


Karvala kini aktif mendidik generasi baru untuk berinovasi, menciptakan produk rotan modern seperti tas, jam, dan sandal, dengan harapan agar mereka dapat memproduksi barang sendiri untuk diekspor, alih-alih hanya menjadi penganyam. [Infomjlk]


Rotan Sebagai Potensi Seni dan Kesenjangan Pasar


Kini, rotan Leuwilaja semakin digandrungi karena keberagaman bentuk dan corak, terutama warna abu-abu (grey) yang sedang populer di Eropa.


Perjalanan panjang ini semakin mendapatkan validasi melalui dukungan resmi, seperti kehadiran Bupati Majalengka (saat itu), Prof. Dr. H. Karna Sobahi, dan anggota legislatif Jawa Barat, Dr. Abdy Yuhana, dalam pameran “Erfahrung Rattan” yang diselenggarakan kolaborasi Tim Kampung Berseri Astra, UNPAR, dan perupa Majalengka (PEKA).


Pameran tersebut secara khusus mengupas bagaimana BUMDes Sunar Harapan menyiasati persaingan pasar global dan tantangan pandemi melalui inovasi.


Bupati Majalengka mengakui bahwa acara seperti ini sangat membantu promosi dan marketing produk Leuwilaja.


Rotan di Leuwilaja telah melampaui fungsinya sebagai bahan baku biasa. Ia telah bertransformasi menjadi potensi seni yang harus terus digali.


Kisah desa ini adalah pelajaran tentang daya tahan, inovasi dari bambu ke rotan, dan kombinasi kerja keras para perajin, kreativitas generasi muda, dan dukungan lembaga strategis.


Ini adalah sebuah kisah inspiratif tentang bagaimana sebuah warisan lokal dapat berdiri sejajar di panggung global.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA