Jumat, H / 05 Desember 2025

Indonesia - Malaysia Kokohkan Komitmen Wujudkan Nusantara Emas 2045 Lewat Jaringan "PERMATA"

Kamis 27 Nov 2025 22:52 WIB

Editor :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA – Visi besar "Indonesia Emas 2045" yang telah lama digagas ESQ, dan saat ini sudah menjadi Visi bangsa dan negara kini  semakin mendekati kenyataan. Bertempat di Gibraltar Room, Menara 165, Jakarta, sebuah momen bersejarah yang penuh makna telah berlangsung Silaturahim Persaudaraan Ekonomi Nusantara (PERMATA) Indonesia-Malaysia, 27 November 2025.

Acara ini menandai puncak kunjungan balasan delegasi perekonomian dan usahawan dari Malaysia yang berlangsung sejak 24 November 2025.

Acara utama yang dihadiri oleh puluhan delegasi dari Malaysia dipimpin oleh Adj. Prof. Hashim Bin Salleh, President Kuala Lumpur International Chamber of Commerce / KLICC. Sedangkan dari Indonesia dihadiri jajaran petinggi ESQ, Yayasan Desa EMAS Indonesia, FKA 165, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan pelaku usaha lainnya.

Show of Force Ekonomi Rakyat: Desa EMAS dan PNM Siap Kolaborasi Global

Kunjungan delegasi usahawan Malaysia ini merupakan jawaban atas kunjungan delegasi Indonesia sebelumnya yang diwakili oleh Gerakan Desa EMAS (GDE) dan PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) pada 22 hingga 27 Juli 2025.

Pertemuan di Menara 165 ini menjadi ajang "show of force" kesiapan Indonesia berkolaborasi strategi dengan Malaysia melalui sinergi GDE dan PNM—dalam membangun perekonomian rakyat berbasis kelompok wanita dan desa, terutama di sektor Ultra Mikro dan UMKM.

Visi Indonesia Emas 2045 yang telah diperjuangkan sejak 2005 oleh Founding Father ESQ yakni Ary Ginanjar Agustian jauh sebelum ditetapkan pemerintah pada tahun 2019. 

Visi tersebut selaras dengan prioritas Presiden RI, Prabowo Subianto, yang memfokuskan pada penguatan Ketahanan Pangan, Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), dan Makanan Bergizi Gratis.



"Malam ini adalah sebuah silaturahim yang Insya Allah akan membawa kemajuan bagi kita semua, di dua negara. Kita punya kesempatan untuk mengembangkan bisnis, mulai dari pemanfaatan lahan sawit hingga sinergi dengan sapi potong, serta potensi luar biasa di Kutai Kartanegara dan Garut.

Inilah tanda-tanda kelanjutan dari Persaudaraan Serumpun Indonesia-Malaysia," ujar Hariyo Puguh, Dirut PT. Grha 165, dalam sambutannya. Puguh juga menyoroti peran Menara 165 sebagai "Markas Peradaban Emas" atau "Nusantara Madani".

Pra-Acara: Penguatan UMKM dan Pembangunan Desa

Sebelum puncak acara di Menara 165, delegasi Malaysia telah melakukan serangkaian kunjungan strategis, menegaskan keseriusan kerja sama ini. Mengawali kunjungannya, para delegasi Malaysia bersilaturahim ke SMESCO Indonesia.

Kunjungan ke SMESCO ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara SMESCO Indonesia dengan Yayasan Desa Emas Indonesia (YDEI).

"Tujuan MoU ini adalah sebagai bentuk kerjasama strategis dalam peningkatan kapabilitas UMKM berdaya saing, khususnya terkait akses pasar di platform SMESCONNECT, dalam membuka peluang UMKM memasuki pasar global," kata Erick Firmansyah, Direktur Eksekutif GDE disela-sela acara.

Untuk itu isi Draft MoU-nya ini diarahkan meliputi fasilitasi, kurasi, dan pendampingan UMKM mitra YDEI dan kelompok Mekaar Kampung Madani PNM untuk memasuki platform perdagangan digital dan pameran internasional, kata Erick melanjutkan keterangannya.

Menanggapi penandatanganan MoU tersebut, Adj. Prof. Hashim Bin Salleh (President Kuala Lumpur International Chamber of Commerce/KLICC), menekankan bahwa persaingan sejatinya bukan antar-negara serumpun, melainkan di pasar global, seperti Arab Saudi.



Hashim mencontohkan, KLICC sebelumnya telah membawa usahawan Malaysia ke Surabaya untuk mendapatkan bahan mentah ubi sebagai bahan baku keripik.

Ia menegaskan bahwa kerjasama yang sudah berjalan dimana bahan mentah dari Indonesia dan teknologi serta manajemen dari Malaysia merupakan bentuk kolaborasi yang sangat efektif.

Bersamaan dengan kunjungan ke SMESCO Indonesia, sebagian delegasi Malaysia juga berkunjung ke PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Di sana mereka melihat langsung keberhasilan program PNM Mekaar dalam memberdayakan lebih dari 15 juta Ibu pra-sejahtera di Indonesia.

Kunjungan ini dimaksudkan untuk melihat model pembinaan dan pemberdayaan ultra mikro PNM, yang kemudian diintegrasikan dengan Gerakan Desa EMAS menjadi Kampung Madani atau Desa Emas.



Asst. VP. Management Services dan Community Development for Micro Small Entreprises PNM, Octo Wibisono, menyampaikan kebanggaan bahwa PNM tidak hanya menyalurkan modal, namun juga memberikan pelatihan dan pendampingan, yang selaras dengan konsep PERMATA (Persaudaraan Ekonomi Nusantara).

"Angka NPL (rasio kredit macet) PNM rendah, yaitu 1,5%, bahkan saat ini PNM mengalahkan Grameen Bank (pemenang Nobel) dalam pemberdayaan ultra mikro, berkat pembinaan modal sosial melalui pelatihan yang berbasis ESQ," kata Octo.

Kunjungan Lapangan

Rangkaian kunjungan delegasi Malaysia dan Pengusaha Malaysia ke Jawa Barat pada 24-28 November 2025 ditandai dengan meninjau Warung Mekaar Cicendo, Bandung dan melihat Kampung Madani Lembang, dimana di sana sedang diadakan Pertemuan Kelompok Mingguan Bermakna, Klasterisasi Pertanian, Praktik Kesenian Angklung.

Selain itu, para delegasi juga berkunjung ke Desa Emas Kramat Wangi, Garut dan mengadakan dialog dengan warga pembuat batik yang juga sebagai nasabah unggulan PNM.

PERMATA: Visi Nusantara Emas dan Industri Halal Global



Di sela-sela kegiatan, Dr. Aries Muftie dalam kapasitasnya sebagai Pembina Gerakan Desa EMAS/YDEI menegaskan bahwa Indonesia Emas 2045 tidak akan terwujud tanpa hadirnya 80.000 Desa Emas. 

Ia menjelaskan bahwa gagasan Persaudaraan Ekonomi Nusantara (PERMATA) lahir dari semangat kekeluargaan serumpun yang bertujuan menguasai pasar konsumsi 300 juta penduduk Indonesia-Malaysia, khususnya di Halal Industri.

"Indonesia dan Malaysia bila penduduknya digabung itu terdapat 300 juta orang. Itu artinya, ada 300 (juta) mulut yang perlu makan dan 300 (juta) orang memerlukan pakaian.

Harusnya konsumsi yang 300 (juta) itu halal dan disediakan oleh orang Indonesia dan Malaysia. Karena itu, Permata bertujuan agar sumber daya alam Indonesia yang berlimpah, dapat diolah dan dinikmati di lokal dan global, khususnya di Arab Saudi," tutur Dr. Aries Muftie, sekaligus menyampaikan harapan terwujudnya Nusantara Emas 2045.

Belasan MoU Ditandatangani



Selama kunjungan delegasi dan usahawan Malaysia ke Indonesia ini tercatat 16 MoU (Memorandum of Understanding) telah ditandatangani.

Ini menjadi bukti kokohnya hubungan strategik dua hala, Malaysia dan Indonesia melalui jaringan kerjasama ekonomi yang mampan dan inklusif, khususnya dalam keusahawanan dan ekonomi desa.



Ke-16 MoU tersebut antara lain kerjasama dalam pengadaan bahan baku, hilirisasi dan distribusi kopi, kerjasama mengolah kulit sapi menjadi gelatin, perdagangan ritel, perizinan, inkubasi dan digitalisasi.

Kerjasama yang telah ditandatangani juga meliputi hilirisasi kelapa, pemberdayaan potensi ekonomi desa maupun pemasaran, hubungan perniagaan Timur Tengah dan sekitarnya serta kerjasama di bidang bio massa.

Tidak hanya itu, MoU ini secara simbolis juga akan memperluas usaha eksport dan repatriasi pasaran kedua negara.

Dari Malaysia, perusahaan Hartaniaga Capital Berhad bersama Yayasan Desa Emas Indonesia (YDEI) akan berperan sebagai gerbang bagi produk-produk usahawan desa Indonesia yang berada di bawah pembinaan PNM.

Produk-produk tersebut selanjutnya diproses dan dieksport ke pasaran global. Setiap produk yang dihasilkan hasil sinergi Indonesia-Malaysia harus memiliki standar halal yang dikeluarkan JAKIM, MUI, dan Badan Halal antar bangsa.

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA