Jumat, H / 12 September 2025

Kriteria Pemimpin yang Ideal

Sabtu 03 Feb 2024 11:29 WIB

Author :Kontributor

Ilustrasi

Foto: mivision

Oleh: Ridwan S


ESQNews.id, JAKARTA - Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya.


Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya.


Seorang pembantu rumah tangga bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggung jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya” (HR. Muslim).


Maka, kriteria pemimpin yang ideal menurut Rasulullah SAW antara lain :


1) Shiddiq (jujur): Pemimpin yang jujur tidak akan membohongi rakyat dan jauh dari pencitraan. Ia akan jujur kepada dirinya sendiri maupun kepada rakyat: “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.


Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim).


2) Amanah dan bertanggung jawab: Seorang pemimpin haruslah bersikap amanah dan tidak curang. “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Dalam hadits lain: "Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga." (HR: Imam al-Bukhari).


<more>


3) Tabliq: Berani menyampaikan kebenaran dan mengungkap kebathilan apapun risikonya: “Wahai pamanku, demi Allah, seandainya mereka letakkan mentari di tangan kananku, dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah ini, hingga Allah memenangkannya atau aku binasa bersamanya, aku tetap tidak akan mau meninggalkannya.” (HR. Baihaqi).


Seorang pemimpin harus berani dinilai secara kritis oleh rakyat, pemimpin yang tabligh juga tidak bisa dibeli dengan kekuatan apa pun. Ia tegas dalam pendirian dan tegar dalam prinsip membela kebenaran.


4) Fathanah (cerdas): Dari pemimpin yang cerdas dan berilmu akan lahir kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan rakyat di berbagai bidang, baik keamanan, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Bukan kebijakan yang merugikan dan menyengsarakan rakyat banyak.


5) Mencintai dan dicintai rakyat: "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian." (HR: Imam Muslim).


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA