Oleh : Mushlihin
ESQNews.id, LAMONGAN - Pada hari Jumat 12 Rabiul Awal 1447/5 September 2025 saya diminta khutbah di masjid Muhammadiyah Bluri oleh Pak Nurhasan. Saya mengangkat tema maulid Nabi Muhammad SAW. Sebab Muhammad dilahirkan pada Senin 12 Rabiul Awal tahun gajah. Kelahirannya menjadi rahmat bagi semesta alam, dunia mendapat sinar cahaya hidayah.
Al-Anbiya ayat 107 menyatakan, Wa ma arsalnaka illa rahmatal lil-'alamin, yang berarti "Dan Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam".
Ayat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk membawa kasih sayang, perdamaian, dan kebaikan bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi orang beriman, tetapi juga bagi yang mengingkarinya, sebagai bagian dari rahmat Allah yang bersifat menyeluruh.
Salah satunya adalah Abu Lahab yang senang mendengar kelahiran Muhammad. Ia pun mengundang makan para tetangga. Ia bahkan membebaskan budaknya yang bernama Tsuwaibah. Karenanya setiap Senin Abu Lahab yang dalam neraka diringankan siksanya.
Nabi Muhammad merupakan contoh teladan yang baik bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah. Misalnya cara jumatan. Ibnu Syaibah meriwayatkan. Nabi Muhammad bila khutbah Jumat menghadapkan wajahnya kepada hadirin seraya mengucapkan salam.
Setelah itu Nabi Muhammad duduk, Muadzin adzan. Kemudian Rasulullah membaca hamdalah. Jabir berkata, "Rasulullah khutbah Jumat memuji dan menyanjung Allah. Tuhan yang Maha Esa. Tiada yang berhak disembah selainnya. Tuhan yang berada di puncak kesempurnaan dan keindahan. Tuhan yang menjadi tumpuan semua makhluk. Tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai bapak. Tidak ada pula yang menyamainya."
Berikutnya Rasulullah membaca dua kalimat syahadat. Ahmad meriwayatkan, "Khutbah yang tidak ada syahadatnya, laksana tangan yang terpotong."
Sesudah itu Rasulullah membaca salawat. Nasai meriwayatkan, "Siapa yang bersalawat pada nabi satu kali, maka Allah akan bersalawat padanya sepuluh kali. Selain itu dihapuskan dari sepuluh kesalahan dan ditinggikan derajatnya sepuluh derajat."
Lalu Rasulullah berwasiat takwa, paling tidak membaca ittaqullah. Takutlah kamu kepada Allah.
Selepas itu Rasulullah membaca ayat Al Qur'an. Jabir berkata, "Rasulullah membaca beberapa ayat Al Qur'an dan memperingatkan manusia (HR Ahmad).
Rasulullah juga berdoa pada khutbah kedua. Samurah bin Jundub berkata bahwa Nabi Muhammad telah biasa memohonkan ampun bagi kaum mukmin pada tiap khutbah Jumat.
Rasulullah berucap dengan keras dan jelas. Mata bersinar kemerah-merahan. Semangat bangkit, laksana panglima perang yang sedang memberi komando akan kedatangan musuh yang hendak menyerang pagi atau siang.
Sebagaimana hadis riwayat Muslim dan Ibnu Majah. Rasulullah khutbah Jumat dengan singkat. Ammar bin Yasir berkata, "Sesungguhnya orang yang memanjangkan salat dan memendekkan khutbahnya, menunjukkan bahwa ia orang yang pandai. Karenanya panjangkanlah salat dan pendekkan khutbah."
Alhasil saya mengakhiri khutbah pukul 12.00 WIB. Lantas saya salat membaca Al balad di rakaat pertama dan Al Syams di rakaat kedua. Terus takmir menghidangkan makan siang nasi putih, kare ayam, ayam goreng, singkong goreng, labu rebus, pisang, jeruk dan sebotol air mineral.


