Selasa, H / 25 November 2025

Terobosan Era Talentism: Para Praja IPDN Siap Petakan Potensi Diri dengan Teknologi AI TalentDNA ESQ

Selasa 11 Nov 2025 22:56 WIB

Editor :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JATINANGOR - Menyambut pergeseran besar menuju Era Talentism yang diprediksi World Economic Forum (2023), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) bekerja sama dengan ESQ (Universitas Ary Ginanjar) telah mengambil langkah revolusioner dalam pemetaan potensi praja dengan menggelar Sosialisasi Pengisian TalentDNA pada Selasa malam, 11 November 2025. 


ESQ (Universitas Ary Ginanjar) memberikan Life Tools TalentDNA ini secara cuma-cuma. Mengingat, Sinergi IPDN dan Universitas Ary Ginanjar menjadi bukti kolaborasi strategis lintas institusi untuk membangun ekosistem talenta unggul.


Hal ini selaras dengan visi Universitas Ary Ginanjar yang mengedepankan pengembangan karakter, leadership, dan manajemen talenta berbasis AI Talent Potensia.


Mengawali sesi sekaligus membuka acara, Riyandi, S.STP., M.Si (Kepala Urusan Bina Organisasi dan Tradisi Korps Praja) katakan, "Malam ini, kita akan mendengarkan sosialisasi dari tim ESQ terkait kegiatan nanti hari Sabtu tanggal 15 November 2025. Harapannya adik-adik semua memperhatikan dengan baik apa yang menjadi arahan yang disampaikan oleh tim ESQ kepada kita semua. 


Harapannya Ketua Wisma yang bertanggung jawab di Wisma masing-masing untuk bisa menyampaikan bahwasannya kegiatan ini penting untuk bisa diikuti oleh semuanya. Sehingga tidak ada yang terlewat ketika nantinya hari Sabtu sejumlah 1058 Praja Pratama yang menjadi peserta tentunya semua bisa mengikuti kegiatan tersebut. 


Jadi pada malam hari ini tim akan menyampaikan apa-apa saja nanti tentunya yang menjadi syarat adik-adik semua untuk bisa mengikuti tes pada hari Sabtu nanti."




Selanjutnya, acara dipandu langsung oleh Coach Syaiful (Trainer Lisensi Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian) yang diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan dihadiri oleh 350 praja serta berlangsung mulai pukul 19.30 WIB hingga selesai dalam suasana penuh antusiasme.


Sosialisasi ini menjadi momentum penting dalam memperkenalkan TalentDNA, sebuah metodologi terkini berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan berdasarkan konsep pemikiran Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian. 


Melalui tools TalentDNA yang telah digunakan oleh lebih dari 50.000 pengguna di Indonesia dan mancanegarapara Praja dibimbing memahami dirinya lewat tes daring berdurasi 20–40 menit yang menghasilkan laporan real-time berbasis AI.


Alat ukur yang telah dilindungi Hak Cipta (HAKI) dan Hak Merek ini mampu mengidentifikasi 45 pola perilaku alami manusia (Drive, Network, Action) secara presisi. Melalui terobosan teknologi AI dari ESQ, keputusan karier dan pemetaan potensi dapat dibuat lebih cepat, akurat, dan berbasis data bahkan dari 1.000 mahasiswa hanya dalam 3 detik!


Fakta mencengangkan menjadi latar belakang inisiatif ini (Data Kemendikbudristek tahun 2023) bahwa 87% mahasiswa merasa salah jurusan, 92% siswa SMA bingung memilih bidang studi, dan 74% organisasi merekrut orang yang salah. Dua dari tiga karyawan resign dalam enam bulan pertama karena merasa tidak cocok. Data ini menunjukkan krisis akut dalam penempatan talenta dan potensi.


Dalam sebuah forum lain, Pendiri ESQ Corp., Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian pernah menegaskan urgensi pergeseran paradigma dari era kapitalisme menuju Era Talentism yang diprediksi World Economic Forum akan mendominasi pada 2030 mendatang.


“Di era talentism, keunggulan sumber daya manusia tidak lagi diukur dari kecerdasan intelektual semata, melainkan diukur dari talenta alamiah yang dimiliki, sehingga dapat ditempatkan dan dikembangkan secara tepat,” ujar Dr. Ary Ginanjar.


Ia menyoroti kerugian besar akibat kesalahan penempatan talenta. "Rata-rata, perusahaan harus menanggung kerugian hingga Rp380 juta per orang akibat kesalahan penempatan kerja," tegasnya.


Dalam sesinya, Coach Syaiful menyampaikan bahwa selama ini sistem pendidikan dan rekrutmen lebih banyak menilai minat dan kemampuan analitik, bukan bakat alamiah seseorang. Hal ini ia ilustrasikan dengan analogi yang khas dan menghibur.


“Di Indonesia ada empat Rudi—Rudi Habibie, Rudi Hartono, Rudi Hadisuwarno, dan Rudi Chairudin. Kalau orang yang salah diberi tugas membuat pesawat terbang, bisa-bisa sayapnya di-blow,” ujarnya, untuk menggambarkan pentingnya menempatkan seseorang sesuai talentanya.


Lebih lanjut, ia menguatkan visinya dengan riset. "Jika talenta seseorang dikembangkan sesuai bakatnya, prestasinya bisa meningkat hingga 788%, seperti hasil riset dari Nebraska University," ungkapnya.


Dengan integrasi TalentDNA-ESQ, IPDN kini memiliki kemampuan untuk memetakan potensi praja dengan cepat dan presisi menggunakan teknologi AI.


Pendekatan ini memungkinkan 'link and match' antara kampus dan industri terwujud lebih konkret, menghasilkan lulusan yang tepat peran dan berdaya saing tinggi dalam birokrasi dan pemerintahan.


TalentDNA memungkinkan Praja IPDN untuk mengenali Top Talent atau Kekuatan alami (Lahan Subur), Bottom Talent atay Area yang membutuhkan energi lebih (Lahan Tandus), Blind Spot (Area yang tak disadari), dan Spotlight (Potensi yang harus dikembangkan) diri secara komprehensif.


Coach Syaiful menekankan pentingnya self-awareness. "Kalau kita memaksa diri jadi orang lain, rasanya pasti capek dan tertekan. Berapa banyak dari kita yang selama ini mengambil sumber dari 'lahan tandus' dalam diri?" tanyanya kepada Audiens dan menekankan mereka bahwa sudah saatnya praja berhenti membandingkan diri dan fokus menggunakan 'lahan subur' mereka.


"Tidak perlu menjadi orang lain untuk bisa menjadi yang terbaik. Jangan bandingkan dirimu dengan yang lain. Fokus sama diri kamu sendiri. Setiap orang ada kelebihan dan kekurangannya. Kita bisa saling melengkapi dengan talenta yang kita miliki," jelasnya.


Coach Syaiful mengatakan bahwa life tools ini penting untuk memastikan setiap praja dapat menjalani masa pendidikan dengan enjoy dan mencapai hasil yang excellent sesuai potensi alamiahnya.


“Maka, teman-teman, sepenting itulah kenapa kita ada di kelas malam hari ini. Kenapa kita perlu memahami diri kita lebih jauh lagi. Ya, selama ini banyak orang di luar sana mengenal dirinya berdasarkan pengalaman yang dia lalui. Dan malam hari ini kita sempurnakan dengan satu hal yang menarik.


Dengan harapan, ke depan, tidak ada lagi anak yang dianggap bodoh, tidak ada lagi orang yang salah karier, karena semua anak pada dasarnya jenius, hanya perlu ditemukan dan diarahkan dengan tepat,” pungkasnya, optimis bahwa implementasi sistem ini akan mengubah paradigma pendidikan di Indonesia.


Sosialisasi ini ditutup dengan sesi tutorial pengisian daring TalentDNA, memastikan 350 praja yang hadir siap mengambil langkah awal dalam perjalanan penemuan diri dan pengembangan talenta menuju birokrasi unggul di Era Talentism.


"Sukses untuk teman-teman. Dan, rasakan nanti manfaatnya ketika Anda mengenal diri secara lebih utuh tentunya. Satu kalimat penutup di perjalanan kita malam hari ini 'Everybody is a genius. But, if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.'


Maka, temukan talenta Anda agar kita benar-benar menyadari bahwa setiap kita adalah genius, ciptaan Tuhan yang spesial," tutupnya.


Sekilas info, TalentDNA ini sudah dipercaya dan dilakukan secara massal kepada Mahkamah Agung, Sekolah Rakyat (salah satu Program Presiden Prabowo), BKN, LAN RI, IPB, Kominfo, Pemprov Kaltim, Pemprov Jawa Timur, Pemkab Badung di Bali, dan masih banyak lagi yang lain.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA