ESQNews.id, MAKKAH - Thawaf bukan sekadar mengelilingi Ka’bah, tapi sebuah simbol alam semesta yang tunduk kepada Sang Pencipta. Seluruh jagat raya dari makrokosmos hingga mikrokosmos, semuanya berthawaf.
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus hingga Pluto berthawaf mengelilingi pusatnya.
Galaksi dan super cluster galaksi pun berthawaf dalam keteraturan yang sempurna. Bahkan dalam tubuh manusia, DNA berthawaf, atom berthawaf, elektron pun berputar mengelilingi intinya.
Maka ketika manusia berthawaf, sejatinya ia sedang menyatu dengan semesta, tunduk, patuh dan selaras dengan hukum Allah. Harmoni.
Thawaf juga mengingatkan kita pada pesan tauhid yang diajarkan Nabi Ibrahim AS, bahwa tidak ada yang lebih tinggi dari Allah.
Saat manusia menempatkan kekuasaan, jabatan, harta atau harga diri, ego di atas segalanya, maka lahirlah perpecahan dan kerusakan.
Tapi ketika semuanya kembali kepada nilai yang sama seperti kejujuran, keadilan, kebersamaan maka terciptalah harmoni sebagaimana harmoni tujuh lapis langit dan bumi yang senantiasa berthawaf.
Bayangkan, dari atom hingga galaksi, semua bertasbih dan bergerak dalam satu irama keagungan. Begitulah semestinya manusia hidup, selaras, berbeda suku dan ras dan penuh makna. Harmoni mengabdi kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.