Kamis, H / 16 Oktober 2025

Barak Bicara Wujudkan Santri Produktif Menuju Kemandirian Ekonomi Pesantren Tahfiz Assyifa Al-Islami Lewat Program Kreativitas Mahasiswa dari Kemdiktisaintek RI

Kamis 16 Oct 2025 06:53 WIB

Editor :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, BOGOR — Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) Universitas Ary Ginanjar melaksanakan kegiatan pelatihan komunikasi publik berjudul Barak Bicara: Transformasi Komunikasi berbasis Penguatan Soft Skill dan Experiential Learning untuk Produktivitas Santri dan Kemandirian Ekonomi Pesantren Asyifa Bogor.

Program ini mendapat dukungan pendanaan sebesar Rp. 6.600.000 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia berdasarkan Dokumen Kemdiktisaintek No. 1995/B2/DT.01.00/2025.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan berbicara santri agar percaya diri, mampu menyampaikan ide secara terstruktur, dan siap menjadi representatif pesantren dalam aktivitas sosial maupun ekonomi.

Ketua Tim PKM-PM, M. Zailani Iman, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang menggunakan pendekatan Experiential Learning dari David A. Kolb, yang menggabungkan praktik langsung dan refleksi pengalaman.

“Pelatihan ini tidak hanya membentuk kemampuan berbicara di depan publik, tapi juga membangun pola pikir produktif. Mitra belajar bagaimana komunikasi yang efektif bisa mendorong peluang ekonomi dan membangun citra positif pesantren,” ujar Zailani.



Program berlangsung dari bulan Juli-Oktober 2025 di Pondok Tahfiz Assyifa Al-Islami, Desa Waru Jaya, Bogor, dan melibatkan belasan santri yang aktif mengikuti setiap sesi.

Materi pelatihan mencakup Mindset of Public Speaking, Power Pose, Afirmasi Positif, Wheel of Public Speaking, hingga Amazing Opening dan Powerful Closing dan materi Public Speaking lainnya.

Setiap modul dikemas interaktif dengan simulasi dan sesi refleksi agar peserta belajar melalui pengalaman langsung.

Setiap peserta diberi kesempatan mempraktikkan materi yang disampaikan, menerima umpan balik, dan merefleksikan pengalaman mereka. Model pelatihan ini membantu santri memahami konsep 4 tahap Experiential Learning, yaitu pengalaman nyata, refleksi, konseptualisasi, dan eksperimen aktif.



Salah satu santri kelas 8, Fahri, mengaku pelatihan ini mengubah cara pandangnya dalam berbicara di depan orang lain.

“Sekarang saya tidak setakut dulu lagi ketika bicara di depan umum. Saya menjadi paham bagaimana menyusun naskah, menggunakan kalimat pembuka dan penutup yang membuat audiens terkesan dan menyampaikan pesan dengan percaya diri,” ujarnya dengan penuh semangat.

Dewan Asatidz (Guru) Pondok Tahfiz Assyifa Al-Islami menyambut baik kolaborasi ini. “Program ini membantu santri memahami pentingnya komunikasi di depan umum, baik dalam berdakwah dan kegiatan lainnya.

Alhamdulillah kemampuan Public Speaking Santri menjadi lebih baik, semakin berani tampil di depan semua berkat Program Barak Bicara, kami berharap kerja sama ini dapat berlanjut dengan adanya pedoman kegiatan oleh tim PKM-PM Universitas Ary Ginanjar yang bisa diimplementasikan,” ujarnya.

Pimpinan Pesantren Tahfiz Assyifa Al-Islami menyampaikan apresiasi kepada Universitas Ary Ginanjar dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi atas dukungannya.

Melalui kegiatan ini, pesantren tidak hanya produktif melalui rencana pembentukan Ekstrakurikuler Public Speaking yang sebelumnya tidak ada, tetapi juga membuka peluang kemandirian ekonomi bagi mitra.

Pelatihan diakhiri dengan kegiatan showcase di mana para santri menampilkan kemampuan berbicara mereka di depan pengurus pondok dan teman-teman lainnya. Hasil penilaian menunjukkan peningkatan signifikan dalam aspek percaya diri, body language, vokal, dan struktur penyampaian.

Melalui program PKM-PM ini, Universitas Ary Ginanjar berkomitmen terus mendukung pemberdayaan masyarakat pesantren melalui pendidikan berbasis karakter. Program Barak Bicara diharapkan menjadi model pembelajaran komunikasi publik bagi instansi pendidikan lain di Indonesia.

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA