ESQNews.id, MAJALENGKA - Kabupaten Majalengka kembali mengukuhkan posisinya sebagai lumbung pangan Jawa Barat dengan target ambisius pada komoditas jagung. Tahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka menargetkan produksi jagung fantastis, yakni sebesar 133.839 ton, yang akan dicapai dari total luasan tanam 18.456 hektare.
Target ini bukan isapan jempol semata. Bupati Majalengka, Eman Suherman, menegaskan bahwa surplus pangan telah menjadi wajah unggulan sektor pertanian Majalengka.
Selain padi, jagung memainkan peran strategis sebagai penyumbang penting tidak hanya untuk kebutuhan lokal, tetapi juga sebagai penyuplai utama pangan ke berbagai wilayah di Jawa Barat.
“Pertanian di Majalengka didukung lahan subur dan sistem irigasi yang baik, sehingga surplus bisa terus terjaga,” ungkap Bupati Eman, Kamis (25/9/2025) [infomjlk.com].
Tren Positif dan Dukungan Teknologi
Jagung telah menjadi komoditas andalan kedua setelah padi, dan data dua tahun terakhir menunjukkan tren peningkatan yang meyakinkan.
Pada tahun 2023, produksi jagung tercatat 112.486 ton, yang kemudian melonjak menjadi 132.246 ton di tahun 2024. Target 133.839 ton di tahun 2025 ini bertujuan untuk melanjutkan momentum capaian positif tersebut.
Menurut Bupati Eman, sentra-sentra produksi jagung tersebar di beberapa kecamatan, termasuk Majalengka, Bantarujeg, Maja, dan Banjaran, yang dikenal memiliki kondisi tanah sangat cocok untuk pengembangan jagung dengan produktivitas tinggi.
Keberhasilan ini juga ditopang oleh adopsi teknologi pertanian modern dan peningkatan akses distribusi hasil panen. Dukungan ini memperkuat rantai pasok jagung dari Majalengka hingga ke pasar-pasar di kota besar Jawa Barat, bahkan hingga ke wilayah Jawa Tengah.
Sektor pertanian, imbuh Eman, masih menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Majalengka. Surplus pangan yang dihasilkan tidak hanya menjamin ketahanan pangan daerah, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal melalui aktivitas perdagangan hasil pertanian.
Namun, Pemda Majalengka juga menekankan pentingnya konsistensi dalam menjaga keseimbangan antara laju industrialisasi dengan perlindungan terhadap ketahanan pangan. Pengendalian konversi lahan pertanian menjadi fokus utama agar lahan subur tidak terus menyusut.
“Petani menjadi garda terdepan dalam menjaga pasokan pangan. Pemerintah daerah terus berupaya memberikan dukungan, baik dari sisi infrastruktur irigasi, sarana produksi, maupun akses pemasaran,” tutup Bupati Eman, menunjukkan komitmen Pemda terhadap kesejahteraan petani dan keberlanjutan sektor pertanian.


