ESQNews.id, KOPENHAGEN - Para pemimpin Muslim di Eropa bertemu di Denmark untuk membahas situasi kemanusiaan yang dihadapi warga Uyghur di Kawasan Otonomi Uyghur Xinjiang Cina.
Ketua Forum Muslim Eropa (EMF) Abdulvahed Niyazov, pada pertemuan dewan EMF ke-4 yang diadakan pada Selasa (12/2/2019) di Kopenhagen, mengatakan pelanggaran HAM yang sedang berlangsung di kawasan itu tidak dapat diterima.
"Kami akan mengunjungi kedutaan besar China di Kopenhagen dan memberi tahu mereka bahwa kebijakan mereka terhadap Kawasan Otonomi Uyghur Xinjiang tidak dapat diterima," kata Niyazov.
Bersama dengan anggota dewan EMF, pertemuan tersebut dihadiri oleh Turghunjan Alawudun, direktur urusan agama untuk Kongres Uyghur Dunia, Gadzhimurad Omarov, anggota komite hubungan luar negeri Negara Bagian Duma Rusia serta sejumlah diplomat asing.
Sejumlah peserta dalam pertemuan itu juga menyatakan niat mereka untuk mengangkat masalah ini bersama tokoh-tokoh agama di Denmark.
Wilayah Xinjiang China adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uyghur.
Baca juga : Amnesty Internasional : China Lakukan Kekerasan Sistematis pada Uyghur
Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.
China meningkatkan sejumlah pembatasan dalam dua tahun terakhir, melarang laki-laki berjanggut dan wanita memakai jilbab serta memperkenalkan apa yang dianggap oleh banyak ahli sebagai program pengawasan elektronik terluas di dunia, menurut Wall Street Journal.