ESQNews.id, JAKARTA – Hari Buku Anak Sedunia digagas oleh The International
Board on Books for Young People (IBBY) tahun 1967. Tujuan IBBY adalah
mempromosikan kegiatan membaca kepada anak-anak. Sehingga 2 April ditetapkan
sebagai Hari Buku Anak Sedunia. Mengapa harus tanggal 2 April? karena
bertepatan dengan hari kelahiran Hans Christian Andersen, seorang pengarang
buku anak terkenal di dunia. Karya-karyanya sangat fantastis membuat buku bacaan
untuk anak-anak seperti The Little Mermaid, The Ugly Duckling, The Little Match
Girl dan Thumbelina. Andersen ingin menciptakan rasa tertarik anak untuk
membaca, menambah kreativitas dan memiliki wawasan yang lebih luas dengan membaca.
Karya
Andersen sangat simple dengan gaya bahasa
yang menarik, mudah diakses anak-anak, gaya Bahasa yang ringan sehingga mudah
dicerna, terdiri dari 125 bahasa terjemahan. So, tidak ada alasan untuk tidak
membaca buku anak-anak karena semuanya serba mudah.
Nyatanya
anak-anak era modern ini sangat minim dalam minat membaca. Mereka lebih pro ke
gadget dengan konten diatas rata-rata usianya. Anak-anak lebih senang dengan
dunia maya seperti youtube, main game via handphone dan lainnya. Pengawasan
orangtua terhadap anak harus lebih ekstra karena dari handphone semua bisa
diakses dan berbagai macam fitur tersedia.
Baca Juga: Saatnya Ayah Berkisah
Di
hari buku anak sedunia ini diharapkan orangtua atau pihak sekolah meluangkan waktu
merayakannya. Contoh acaranya seperti mengadakan membaca buku anak-anak secara
serentak, membuat kompetisi menulis dengan berbagai macam karakter, membuat illustrator
dan lainnya.
Sebagai
bentuk apresiasi kepada peserta yang menang akan mendapatkan reward dari
orangtua atau pihak sekolah. Dengan begitu, anak akan tertarik membaca dan
melakukannya sebagai rutinitas harian.
Baca juga: Mendidik Anak Ala Orangtua Maudy Ayunda