Selasa, H / 30 Mei 2023

Kisah Nyata Seorang Ibu (3)

Kamis 23 Sep 2021 14:30 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Illustrasi

Foto: theconversation.com

Kampung tersebut adalah satu Rukun Warga yang terdiri dari 140 Kepala Keluarga. Di situ, terdapat mushalla kecil yang tidak ”hidup”.

 

Konon pernah ada pengajian untuk anak-anak, namun entah mengapa akhirnya pengajian itu bubar. Sehingga anak-anak mulai dari yang kecil hingga remaja tidak ada tempat untuk mengaji dan belajar agama.

 

Ibu yang gelisah melihat keadaan tersebut akhirnya membuka tempat mengaji di rumahnya dengan mendatangkan guru ngaji. Ia juga membuka taman bacaan gratis untuk anak-anak di sekitar rumahnya, agar mereka mencintai dan menyukai kegiatan membaca.

 

Apa yang terjadi sungguh di luar dugaannya. Anak-anak ibu tersebut begitu semangat dan antusias. Bila jam mengaji sudah dekat, mereka yang menyiapkan segala keperluan mengaji di mushalla rumahnya.

 

Mereka menggelar karpet, menyiapkan spidol dan alat lainnya. Mereka siapkan juga minuman dan makanan untuk gurunya itu. Mereka juga biasa menjemput teman-temannya untuk datang mengaji.

 



Jika ada sesuatu milik temannya yang ketinggalan, mereka mengantarkan barang itu ke rumah temannya. Sikap tanggung jawab dan kepedulianny muncul.

 

<more>


Ibu tersebut baru menyadari banyak manfaat positif ketika ia peduli pada lingkungan sekitarnya. Selain anak-anak di sekitar rumah mendapat tambahan pendidikan, akidah dan akhlak yang menjadi benteng pergaulan, namun juga memunculkan sifat-sifat positif anak sendiri.


Peduli pada anak berarti peduli pada lingkungan.


(Dikutip dari Buku Mendidik Karakter dengan Karakter karya Ida S Widayanti)


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA