Kamis, H / 28 Maret 2024

Training ESQ dan Filosofi Jepang

Jumat 19 Dec 2008 19:25 WIB

Author :Mardiana/ESQMagazine

Ary Ginanjar Agustian dan Yasuhiro Sugata, First Secretary Political Section, Embassy of Japan. (19/12/2008).

Foto: dok.ESQ


Jumat pagi yang cerah, di Gedung Menara 165 Ary Ginanjar menyambut kedatangan tamu khusus di Cordoba Room, (19/12/2008). Tamu tersebut ialah Yasuhiro Sugata, Sekretaris Pertama Seksi Politik untuk Kedutaan Besar Jepang di Jakarta.

 

Sugata-san tertarik menemui Ary setelah beberapa hari sebelumnya mengetahi Ary Ginanjar dinobatkan sebagai salah seorang dari 15 pemimpin muda berpengaruh 2008 seperti dimuat di harian Kompas (17/12/2008).

 

Selain Ary, tokoh pemimpin muda lainnya adalah Yusron Ihza Mahendra (wakil ketua komisi I DPR RI), Tifatul Sembiring (Presiden PKS), Pramono Anung (Sekjen DPP PDI-P), Adhyaksa Dault (Menteri Pemuda dan Olahraga RI), Denny JA (Direktur Lingkaran Survey Indonesia) dan Irman Gusman (Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah).

 

Ary Ginanjar sebagai pendiri ESQ Leadership Center mengaku sangat senang menerima kedatangan Sugata sebagai perwakilan negara Jepang. “Saya begitu mengagumi budaya Jepang. Karena itu, begitu mendengar Anda akan mengunjungi kami, semua jadwal saya batalkan hari ini,” kata Ary kepada Sugata.

 

Sugata, sebagai First Secretary Political Section di Kedutaan Jepang, begitu antusias ingin mengetahui secara langsung tentang Ary Ginanjar dan juga ESQ. Ia mengaku terkejut dengan penyambutan yang begitu hangat terhadap dirinya. “Saya sangat berterima kasih dengan respon jawaban yang begitu cepat untuk pertemuan ini,” kata Sugata dengan Bahasa Indonesia yang fasih. Lebih lanjut, ia menyampaikan tujuannya: “Sebagaimana Anda tahu, hubungan Indonesia dengan Jepang begitu dekat saat ini, dan kami perlu membina hubungan baik dengan pemimpin muda Indonesia,” kata alumni Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu.

 

Sejumlah pertanyaan diajukan Sugata kepada Ary, di antaranya mengenai orientasi Ary sebagai pemimpin muda Indonesia dan harapan ke depan, juga pandangan Ary terhadap masa depan hubungan Indonesia dan Jepang.

 <more>

Secara lugas Ary menjawab pertanyaan Sugata dan menjelaskan bahwa sebagai pemimpin muda ia memulai pembinaan SDM bangsa melalui training ESQ. Misi ESQ adalah membangun karakter manusia yang jujur, disiplin, tanggungjawab dan nilai lainnya, seperti yang sudah diterapkan di Jepang. “Jadi, kami belajar disiplin dan kejujuran dari Jepang. Karena itu, materi training ESQ banyak bercerita tentang Jepang.

 

Ary menegaskan, dirinya dan ESQ LC adalah lembaga independen non politik yang tidak memihak ke partai mana pun. “ESQ adalah ibarat oksigen,” katanya.

 

Sugata tak menyangka bahwa ESQ LC adalah lembaga training manajemen yang banyak menggunakan filosofi Jepang. Dan ia terkejut mendengar jumlah alumni yang telah mengikuti training ESQ yang mencapai angka 600.000 orang (dan terus bertambah seiring waktu). “Saya terkejut mengetahui organisasi Anda begitu besar, dan terus terang terharu bahwa Anda menggunakan filosofi Jepang seperti kejujuran, disiplin, dan sebagainya.”

 

Mengingat banyak kesamaan prinsip yang ditawarkan training ESQ dengan filosofi Jepang, Ary menyampaikan bahwa secara tidak langsung ESQ turut mengkampanyekan budaya luhur nilai-nilai Jepang kepada masyarakat, terutama di Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap, sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut adalah diupayakannya kerjasama dengan pihak Jepang, terutama di bidang pengembangan kebudayaan dan ekonomi.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA