Iran meninggalkan dolar AS dalam transaksi dagang mereka dengan negara-negara penanda tangan perjanjian nuklir Iran.
ESQNews.id, ISTANBUL – Iran tidak akan menggunakan dolar Amerika Serikat dalam perdagangan asingnya, termasuk dengan Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia dan Inggris, ungkap Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Rabu usai pertemuannya dengan perwakilan kelima negara itu.
Araghchi mengatakan kepada sebuah saluran televisi nasional, “para menteri luar negeri banyak memberikan masukan-masukan yang rasional dalam pertemuan ini.
Semua Menteri Luar Negeri menekankan Iran dan mitra-mitra
dagangnya harus segera berhenti menggunakan dolar Amerika Serikat dalam
urusan dagang mereka,” dilansir dari Anadolu Agency.
Pertemuan yang diadakan di Wina, ibu kota Austria, pada Jumat kemarin dihadiri oleh menteri luar negeri kelima negara tersebut guna membahas perjanjian nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Menteri Luar Negeri Jerman Haiko Mass, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri Inggris yang kini telah mundur, Boris Johnson, hadir dalam pertemuan yang dikepalai oleh Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Federica Mogherini.
Pertemuan tersebut bertujuan guna mendiskusikan langkah-langkah negara-negara yang terlibat soal mundurnya Amerika Serikat dari perjanjian nuklir.
Mei lalu, Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir, yang telah ditandatangani pada tahun 2015 antara Iran dan kelompok negara P5+1 (lima anggota permanen Dewan Keamanan PBB plus Jerman).
Selama
kampanye elektoral pada tahun 2016, Trump telah mengkritik perjanjian
tersebut dan menggambarkannya sebagai "kesepakatan terburuk" yang pernah
dilihatnya.
Anggota lain dari P5+1 mengatakan bentuk kesepakatan saat ini merupakan cara terbaik untuk menguasai program nuklir Iran.