ESQNews.id, BANDUNG – Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Pendidikan Pancasila dan Kewarganeraan (MGMP PPKn) SMP se-Kota Bandung di bawah koordinasi dengan Pengawas Pembina Disdik Kota Bandung telah menyelenggarakan kegiatan pembinaan kepada guru-guru PPKn SMP Kota Bandung.
Perhelatan ini menjadi bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka Belajar untuk peningkatan karakter mempersiapkan generasi emas 2045.
Berkenaan dengan hal itu, H. Yusuf Haryasa, S.Pd., M.M. (Pengawas Pembina Dinas Pendidikan Kota Bandung) bekerjasama dengan ESQ untuk adakan Seminar ESQ 3.0 Coaching pada Rabu tanggal 24 Mei 2023 di Aula Baznas Provinsi Jawa Barat tepatnya di Jl. Soekarno Hatta No. 458, Kota Bandung.
Turut hadir di dalamnya Mu'min Mursalin, M.Pd (Ketua MGMP PPKn Kota Bandung), Dr. H. Edy Suparjoto, M.Pd (Kabid P3TK Disdik Kota Bandung), Ir. Rachmat Ari Kusumanto (Wakil Ketua I Bidang Penghimpunan), Perwakilan Baznas, Perwakilan Disdik Kota Bandung, Ketua MGMP Kota Bandung.
Sedangkan total pesertanya kurang lebih 200 orang (guru dan pengawas).
"Di sini saya tekankan bahwa ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlakul karimah, gotong royong, kreatif dan berpikir kritis itu bisa dicapai harapannya ke peserta didik jika bapak ibu gurunya memiliki karakter-karakter itu," ucap Edy di awal sesi saat memberikan sambutan.
Menurutnya, para guru harus membaca point-point penting yang tertera di Kemendikbud no. 16 agar menjadi guru yang diharapkan oleh para siswa siswi.
"Bapak ibu hari ini, untuk mencerdaskan guru hanya ada satu di PMM. Ketika guru dalam mengembangkan kompetensi anak didiknya tidak betul, maka disebut dengan Malpaedagogik."
Untuk itu, diperlukan beberapa kompetensi yang dimiliki oleh guru seperti kompetensi profesional yang tinggi sangat penting bagi guru. Kata kuncinya adalah adaptif. Adaptasi pada perkembangan teknologi, global, regulasi dengan pendidikan," lanjutnya.
Selanjutnya, para guru harus memiliki kompetensi kepribadian dengan kata kuncinya keteladanan. Serta kompetensi sosial dengan kata kuncinya adalah komunikasi.
"Lalu, guru itu harus memiliki kesehatan jasmani, rohani, sosial, finansial. Jadi bapak ibu, kemampuan tadi tidak akan cukup, hanya intelegence saja, tapi cerdas secara spiritual juga penting, cerdas secara emosional penting."
Sambutan ditutup dengan ucapan, "Oleh karenanya, ikuti seminar ESQ ini dengan serius agar para guru, kita semua bisa mendapat 3 kecerdasan sekaligus."
Sebagai informasi, Di Era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) ini lahirlah beberapa generasi baru selain milenial yakni zelenial, alpha, strawberry dan lain sebagainya.
Menurut Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya dan dalam salah satu kesempatan kuliah online melalui streaming youtubenya, strawberry generation adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati.
<more>
Definisi ini dapat kita lihat melalui laman-laman sosial media. Begitu banyak gagasan- gagasan kreatif yang dilahirkan oleh anak-anak muda, sekaligus pula juga tidak kalah banyak cuitan resah penggambaran suasana hati yang dirasakan oleh mereka.
Founder ESQ Group, Ary Ginanjar Agustian juga pernah mengatakan hal serupa mengenai generasi strawberry bahwa, “Mereka hidup di generasi yang biasanya mudah melting perasaannya, baper, dikit dikit selalu ingin healing, mudah stres. Ya persis seperti buah strawberry yang lunak, mudah terurai dan lainnya. Sama halnya dengan siswa siswi yang usianya masih sangat dini."
“Oleh karenanya, Harvard Business Review memberikan tiga tips bagaimana caranya untuk menangani mereka yakni dengan social networking, people development and coaching, serta collaboration,” jelas Ary.
Berbicara soal Coaching, ratusan guru dan pengawas dipandu langsung oleh Coach Dudi Supriadi (trainer lisensi dari Ary Ginanjar Agustian) dari pagi hingga siang.
Metode Coaching adalah sebuah teknik bertanya dan mendengarkan seseorang tanpa ada unsur menasehatinya. Tujuannya adalah untuk menggali potensi yang ada pada dirinya, perencanaan strategi, bahkan mempunyai perencanaan untuk menyelesaikan permasalahannya tanpa diberikan saran atau masukan dari orang lain.
Dari coaching ini juga para guru dan pengawas bisa mendapat sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) jika sudah melewati beragam assessment.
Di akhir sesi, beberapa Guru PPKn SMP se Kota Bandung menyampaikan insight atau wawasan, kebermanfaatan yang didapatkan pasca mengikuti program coaching di antaranya:
"Harapannya, saya bisa menerapkan ilmu ilmu coaching yang saya dapatkan ini untuk di sekolah. Setelah ini saya semakin mantap untuk bisa meng-coaching warga SMPN 15 Bandung minimalnya dan kepada warga yang lainnya," ucap Titiek Isbandiyah Kepala Sekolah SMPN 15 Bandung.
Wanita berkerudung motif itu dengan antusias katakan, "Jadi saya harapkan semua guru guru PPKn di Kota Bandung semakin bisa meng-coaching dan bisa mewujudkan apa yang kita harapkan semuanya yaitu bisa mewujudkan peserta didik yang berprofil pelajar pancasila, dengan coaching InsyaAllah semua bisa dilaksanakan."
"Selama saya mengikuti ESQ ini, banyak banget pelajaran dan manfaat yang saya ambil di antaranya itu bisa menambah ilmu," kata Dwihilda Khoirunnisa, pengajar di SMPN 5 Bandung.
Ia berharap, ilmu yang didapat (coaching khususnya) nanti bisa diaplikasikan ke anak muridnya, "Tak hanya itu, supaya saya sendiri juga bisa menjadi guru yang lebih baik lagi."
"Saya mengikuti kegiatan ini harapan saya untuk menambah ilmu pengetahuan bagi saya khususnya. Sedangkan umumnya mungkin untuk peserta didik saya, bisa diamalkan kepada mereka," harap salah satu guru SMPN 27 Bandung.
"Dengan adanya kegiatan ini, saya merasa terbuka pemikirannya terhadap beberapa pembelajaran yang akan saya terapkan di lingkungan sekolah," tutur Robby, pengajar dari SMPN 56 Bandung dengan sumringah.
Lebih lanjut, "Ke depannya, setelah adanya pelatihan ini mudah mudahan saya bisa mengimbaskan kepada rekan rekan dan juga siswa siswi lainnya yang saya didik di sekolah."
"Perasaan saya setelah mengikuti seminar ESQ ini adalah saya dapat mengetahui bagaimana cara kerja coaching itu, seperti apa coach itu. Saya dapat ilmunya," tutur pria yang merupakan seorang Guru dari SMP 26 Bandung.
"Harapannya ke depan ada yang seperti ini lagi untuk menambah ke tingkat yang lebih tinggi. Terima kasih ESQ."