ESQNews.id, JAKARTA - Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A (Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif RI) dan Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian (President ESQ Group
dan Founder ESQ Business School) turut membuka acara salah satu event yang digelar
oleh ESQ Business School (EBS). Event tersebut diselenggarakan pada Kamis (25/2/2021)
secara virtual dan mengusung tema “EBS Leadership Summit 2021.”
Ada sekitar 1.200
pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia, yang ikut berpartisipasi di
dalamnya. Mereka dipandu langsung oleh Coach Syaiful (trainer ESQ). Acaranya
semakin menarik karena ada inspiring sharing dari Entrepreneur muda serta
Alumni dari EBS yaitu Muhariyadi Kuncoro, S.Mn dan Muhammad Lutfi Aziz, S.Mn.
Tujuannya agar para peserta mendapatkan bekal ilmu serta pelatihan berharga. Tak hanya ilmu secara hard skill tapi juga soft skill agar mereka semakin siap menjadi pemimpin yang memberikan perubahan positif bagi kemajuan bangsa.
<more>
“Kita juga bisa
mengikuti jejak kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Namun
setiap pemimpin itu akan diminta pertanggungjawabannya. Maka saya melihat adanya
contoh potensi dari teman-teman EBS ini untuk menjadi pemimpin dengan pendekatan
intelektual, emosional, spiritual,” papar Sandi dengan gagah mengenakan udeng.
Sandi Uno bersama Ary Ginanjar memberikan sharing motivasi pengalamannya sebagai ‘leader’ kepada para penerus bangsa itu. Harapannya, jejak positif dari kedua tokoh nasional itu dapat ditiru oleh generasi zelenials.
“Para pemimpin
itu bukan dari yang terlahir, tapi yang dikembangkan. Karena potensi yang
dimiliki oleh seorang pemimpin itu adalah anugerah dari Allah. Yang perlu
disyukuri adalah perjuangan untuk menumbuhkan kepemimpinan.
Masalah itu harus kita anggap sebagai berkah dan hikmah. Sehingga
krisis saat ini adalah hikmah agar kita bisa melahirkan kepemimpinan di masa
depan yang membawa Indonesia menjadi Indonesia Emas 2045,” sambung pria
berkacamata itu.
Ary turut mengangguk tanda sependapat dengan kalimat yang
dipaparkan oleh Sandi Uno.
“Dulu juga om Ary gak sangka sampai bisa sebesar ini.
Teman-teman om Ary dan om Sandi tidak sampai 5% yang berhasil, sebagian dari
mereka tidak menjadi atau tidak dapat apa-apa. Itu yang bikin om Ary sedih,”
tutur Tokoh Pembangunan Karakter itu.
Menurutnya, ukuran sukses dari kecerdasan intelektual itu
hanya 10%, sedangkan kecerdasan lain seperti emosional dan spiritual itu
mencapai 80-90%. Namun sayangnya, kecerdasan itu tidak diajarkan di
kampus-kampus pada umumnya, ilmu kehidupan itu tidak ada dalam ‘silabus’.
“Sekarang siapa yang ingin tau ilmu itu? siapa yang mau
seperti om Sandi atau om Ary? Katakan sayaaaa,” ajak Ary dengan semangat.
Para peserta serentak mengacungkan jempol, mengangkat
tangan, serta menganggukan kepala, bahwa mereka juga penasaran dengan ilmu-ilmu
yang diajarkan di kampus EBS itu. Mereka juga disuguhkan dengan gerakan ala
tiktok untuk menambah energi semangat yang membara.
“Kepada Bapak Menteri bersama jajarannya, kami mempersembahan generasi muda ini dengan kompetensi yang akan terus EBS kembangkan, dengan keseimbangan IQ, EQ, dan SQ untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja dan menjadi pengusaha di seluruh sektor,” harap Leli Wakil Ketua 1 EBS.