Sabtu, H / 08 Februari 2025

EBS dan ESQ SoT, Kenalkan Metode Belajar yang Berbeda dari Kampus Lain

Senin 24 Aug 2020 16:06 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Founder ESQ Group, Ary Ginanjar Agustian

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - 24 Agustus 2020, diselenggarakannya acara Resepsi Penyambutan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2020/2021 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Ilmu Komputer (STIMIK) ESQ. Mengusung tema Being An Agile Leader in New Normal Era yang dilaksanakan secara online.


“Maka di era yang tidak menentu ini dibutuhkan orang yang agile. Saya yakin Maba di STIMIK ESQ mempunyai ciri-ciri di atas yang sudah saya sebutkan. Dan termasuk mahasiswa yang super agile,” terang Agus Setya Budi selaku Ketua L2DIKTI- Wilayah 3.



<more>


Ia pun menambahkan cara supaya bisa survive. Sebuah kemampuan mengidentifikasi masalah atau peluang. Yang kemudian bergerak dengan berbagai langkah untuk menindaklanjuti persoalan. Bisa beradaptasi dengan semua kondisi. Sehingga mencapai tujuan yang diinginkan.


Di antaranya melahirkan calon pemimpin generasi Indonesia Emas 2045.


Hal itu pula yang menjadi tujuan dari Presiden ESQ Business School (EBS) & ESQ School of Technology (SoT). Serta sang Founder ESQ Group.




“EBS dan SoT didirikan bukan hanya untuk melahirkan sarjana saja. Tetapi didirikan karena adanya sebuah misi besar. Untuk melahirkan penerus atau pemimpin generasi Indonesia 2045. Yang akan merubah peradaban,” kata Dwitya Agustina saat mengingat perbincangan dengan Ary Ginanjar Agustian.


Mereka ingin membuktikan pada dunia, jika meskipun kampus nan kecil namun memiliki misi yang sangat besar.


Yang mampu merubah peradaban, menghadirkan pemimpin masa depan, merubah dunia, menjadi pemimpin yang berkarakter, dan sebagainya.




Tapi ada tantangan yang menghadang. Tantangannya memang tidak mudah, karena kita sedang mengalami era VUCA. Masa di mana serba Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity.


Lalu bagaimana EBS dan SoT menjawab permasalah yang terjadi?


“Tantangan diibaratkan seperti kecepatan mobil Ferrari dengan 6300 cc. Tapi SDM kita kecepatannya sebatas mobil karimun 1000 cc saja. Yang ada kita kalah dengan jaman, tantangan. Makannya harus meningkatkan cc kapabilitas dan kapasitas diri kita,” terang CEO ESQ Group.


Tak cukup jika kita hanya mementingkan kompetensi. Dididik hanya dari segi pengetahuan atau knowledge saja. Imbangilah dengan Agility (mampu menahan goncangan) dan diiringi dengan Capability (keluasan hati dan jiwa).




“Itulah yang harus ditanamkan oleh para mahasiswa baru. Agar bisa mengasah dan memiliki kemampuan ke-3 nya (kompetensi, agility, dan capability) lahirlah metode pembelajaran di EBS dan SoT seperti gambar ini. Ilmu yang tidak diajarkan di kampus lain,” tambahnya.


Setelah pembekalan dan pengenalan awal di kampus ESQ tersebut. Acara masih berlanjut, yaitu proses pelantikan dan pembacaan janji mahasiswa secara simbolis. Juga penyematan jas almamater, diwakilkan oleh M. Hilmi Bayhas Fajri (Prodi Manajemen), Khaira Isyara (Prodi Ilmu Komputer), M. Nur Alif (Prodi Sistem Informasi), dan Salam Salim (Kelas Karyawan).


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA