Jumat, H / 29 Maret 2024

Saat Ghibah, Iblis Lumati Madu pada Bibir Manusia (1)

Rabu 26 Feb 2020 09:58 WIB

Reporter :Redaksi

Ilustrasi

Foto: everydayfamily.com

ESQNews.id, JAKARTA - Mungkin, selama ini kita mengira bahwa perbuatan ghibah hanyalah kesalahan biasa, bahkan menganggapnya bukan sebagai kesalahan. Saking seringnya lidah kita dipergunakan untuk menggunjing, mengungkap, dan menyebarkan aib orang lain.


Saking ringannya jari-jari kita dipergunakan untuk menulis kata-kata umpatan dan hinaan kepada orang lain melalui media sosial. Na‘udzu billah. Padahal, ghibah merupakan perbuatan dosa besar, sebab disebutkan dalam Al-Quran.


“Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.” (Surat Al-Hujurat ayat 12).


<more>


Menurut para ulama, di antara kriteria dari perbuatan dosa besar adalah larangan dan ancamannya disebutkan langsung dalam Al-Quran. Namun, sebelum masuk kepada ancaman dan konsekuensi dari perbuatan tersebut, ada baiknya kita melihat bagaimana pengertian ghibah itu sendiri.


Sebab, boleh jadi banyaknya orang yang berbuat ghibah karena belum mengenali batasan-batasannya.


Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apa itu ghibah, ya Rasul?” Ia menjelaskan, “(Ghibah itu) menceritakan saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya”. Sahabat tadi bertanya lagi, “Bagaimana jika apa yang aku ceritakan itu benar-benar terjadi pada saudaraku?”


Dijawab oleh Rasulullah SAW, “Jika apa yang kau ceritakan itu benar-benar terjadi, berarti kau telah menggibahnya. Namun, jika apa yang kau ceritakan itu tidak terjadi, berarti kau telah berbuat kebohongan padanya.”


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA