Jumat, H / 29 Maret 2024

Zaidul Akbar: Hubungan Surat Al Baqarah 184 dengan Waktu Makan dan Waktu Puasa

Senin 04 Apr 2022 09:24 WIB

Reporter :EDQP

Zaidul Akbar, Dokter

Foto: Instagram

ESQNews.id, JAKARTA – Pada 3 April 2022, Zaidul Akbar (dokter sekaligus pakar herbal) memposting sebuah tulisan yang sudah mendapat respon dengan 6,967 likes.


Kali ini, ia membahas tentang hubungan surat al baqarah 184 dengan waktu makan dan waktu puasa. Berikut selengkapnya:


Saya lebih suka menyebut hubungan antara firman Allah yang mulia di QS Al Baqarah 184 dengan feeding state (waktu makan) dan fasting state (waktu puasa) sebagai bentuk kasih sayang Allah yang luar biasa di bulan ramadhan.


Betapa tidak? Di akhir ayat tersebut Allah berfirman bahwa puasa itu lebih baik bagimu jika engkau mengetahui, dengan kata lain, Allah lebih suka kita tidak makan (fasting state) selama ramadhan, dan menariknya waktu untuk makan (feeding state) selama ramadhan.


Memang tidak banyak, sahur katakanlah 30 menit, buka puasa makan dikit di magrib 10 menit, makan abis magrib 10 menit, makan lagi katakanlah abis tarawih 15 menit. Total waktu makan kita hanyalah 65 menit, gak bisa juga makan seabreg abreg manapun selama waktu terbatas itu.


Habis malam itu, mau ga mau harus tidur, Allah berikan tidur agar tubuh istirahat lagi waktu malam, siang berpuasa, tubuh kita berada pada fasting state, autofagi mode menyala, malam dengan tidurnya kita seluruh sistem diistirahatkan dan diregenerasi, dan di reset ulang seluruh sistem agar sel terperbaharui kembali.



<more>


Luar biasa kan..? ما شاء الله , cara Allah menyayangi kita, mengistirahatkan tubuh kita dengan berpuasa di siang hari dan tidur di malam hari serta diberikan waktu yang sempit untuk makan, artinya mode detoksifikasi dalam tubuh kita boleh dibilang berlangsung selama 23 jam lebih , اَللّهُ اَكْبَرُ.


Artinya, Ramadhan itu ya ga usah banyak makan, ya secukupnya saja, lalu berdoa meminta agar dikuatkan untuk bisa beribadah dan beramal sholeh dengan makan secukupnya bahkan dikurangi makananya agar kekuatan untuk ibadah bukan dari sekedar makanan fisik tapi dari iman dan keyakinan kepada Allah dan pertolongan Allah.


Karena ada yang makannya sangat proporsional tapi nyatanya ibadah tak kuat kuat amat, karena memang ibadah dan amal baik lebih memerlukan keimanan dan kecintaan kepada Allah daripada sekedar fisik yang di genjot tapi iman meleot.


الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِين


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA