ESQNews.id, JAKARTA - Abu
Syaikh al Ashabahani meriwayatkan dengan sanadnya dari ubaid bin marzuq, ia
berkata “ada seorang perempuan di Madinah yang bernama ummu mihjan biasa
menyapu masjid.”
Saat ia meninggal
dunia, Rasulullah tidak mengetahuinya lalu beliau melewati kuburnya dan
bertanya, “Kuburan siapa ini?” Mereka menjawab “Kuburan Ummu mihjan.”
Rasulullah bersabda
“perempuan yang sering menyapu masjid?” Mereka menjawab “Ya”
Beliau lantas
membariskan orang-orang dan menshalati jenazah ummu mihjan.
Kemudian
Beliau bersabda, “Amal apa yang kamu dapati paling utama?” Mereka menjawab “Ya
Rasulullah, apakah ia bisa mendengar?”
Beliau menjawab,
“Kalian tidak lebih mendengar daripada dia” Kemudian beliau menyebutkan bahwa
ummu mihjan menjawab, “Menyapu Masjid”
Menurut Zaidul Akbar, status hadits ini mursal termuat dalam Kitab Ahwal Al Qubur Wa ahlal ahliha ila an nusyur Ibnu Rajab.
Banyak pelajaran dari
riwayat ini, salah satunya:
Betapa kemuliaan seseorang itu bisa jadi dari hal yang dianggap sepele oleh orang lain tapi Allah memuliakan derajatnya seperti dalam riwayat ini.
Pelajaran lainnya dalam buku karangan ibnu rajab ini adalah orang-orang yang sudah meninggal dan berada di alam kubur itu sangat menantikan doa yang di tujukan kepadanya, bahkan apalagi jika kita menyebut nama-nama mereka dalam doa-doa kita.
“Semoga Allah melapangkan kubur saudara-saudara kita yang sudah dipanggil Allah dan Allah sejukkan kubur mereka dan menjauhkan mereka dari fitnah kubur. Jangan lupa doakan saudara-saudara kita yang sudah meninggal dan mintakan ampun untuk kaum muslimin yang masih hidup dan sudah meninggal.” – Zaidul Akbar.