Kamis, H / 16 Oktober 2025

Inner Drive, Bukan Terlihat dari Tingkat IQ Seseorang

Kamis 21 Nov 2019 13:37 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Berlangsung training 3.0 Coaching selama 5 hari, membagikan ilmu terkait bagaimana menjadi coach yang profesional

Foto: ESQ Media

ESQNews.id, JAKARTA - Pagi yang cerah nan damai di awali dengan pembacaan Asma Allah, menambah ketenangan dalam sanubari. Awal hari yang sejuk di Aston Sentul Lake Resort & Conference Center untuk memulai training 3.0 Coaching kembali, menjadi coach handal. 

Seorang coach menggali kepentingan agenda termasuk berhubungan dengan motivasi coachee untuk menemukan emosi yang mendorong dari dalam dirinya untuk meraih sebuah keinginan dan memisahkan limiting belief jika coachee mengatakannya

Setelah itu coach menemukan inner drive dibalik motivasinya mendapat positive feeling sesuai dengan keinginan dalam agenda coaching.



<more>

Hari ke-empat training pada tanggal 21 November 2019 dengan jumlah peserta kurang lebih 35 orang, semakin bersemangat. Ada peserta dari negeri Jiran, Malaysia yang ikut serta dalam training ini salah satunya Dato Sharifah Nasreen Syed Abdul Rahman. Karena hari ini mereka dilatih untuk saling menemukan inner drive dalam diri, sesuai dengan sifat-sifat Allah SWT dalam Asmaul Husna. 

"Cara coaching temukan inner drive yang dilihat bukan IQ, kemudian saat seorang coach bertanya harus dengan pertanyaan yang lebih simple (seperti what, why dan how). Agar apa? Agar masuk ke emosi dan tembus ke spiritual. Agar mencintai Allah di atas segalanya, karena manusia adalah khalifah dan Allah sangat sayang khalifah-Nya," ujar coach Huda.



Para peserta semakin antusias dan lebih memahami apa arti "membantu orang". Contohnya sang Leader muda bernama Cenna menemukan inner drivenya, "Saya ingin menjadi leader yang menyatukan, memotivasi atau menggerakan dan peduli kepada sesama maupun karyawan. Saya senang saat melakukan hal tersebut. Setelah ikuti training dan menggali diri saya, kehidupan lebih tergambar, terbentuk maupun terstruktur."

Adapula peserta dari UGM, Dr.  Heri Santoso memaparkan bahwa dirinya terbiasa men-training, me-mentoring. Namun setelah ikut training ini rasanya jadi banyak ilmu baru yang didapat dan cara yang berbeda namun nyaman dan tepat. Dan juga bisa mengetahui waktu yang tepat kapan kita bisa me-coaching, bertanya, maupun me-mentoring. 



Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA