ESQNews.id, JAKARTA – Sudah tak asing lagi apabila kita semua mendengar tentang Reformasi yang dalam sejarahnya Soeharto menyatakan mundur sebagai Presiden Republik Indonesia (RI). Saat itu juga Soeharto digantikan oleh BJ Habibie yang menjadi wakilnya terlebih dahulu. Mundurnya Soeharto setelah menjabat selama 32 tahun merupakan awal jatuhnya Orde Baru yang lebih demokratis bagi masyarakat.
Semua itu terjadi di era 90-an tepatnya tanggal 21 Mei
1998 yang pada akhirnya ditetapkan sebagai Hari Peringatan Reformasi. Kalau dihitung
sampai hari ini tepat ke 21 tahun kita memperingatinya.
Untuk mengenang kejadian itu, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi kala itu terkait banyaknya pertikaian atau peperangan lainnya yaitu:
- Peristiwa ini dipicu oleh krisis moneter yang ditandai dengan turunnya kurs rupiah dari sekitar Rp 2.000 per dolar AS turun menjadi Rp 17.000 per dolar AS.
- Presiden Soeharto mengajak semua pihak memberi kesempatan kepada DPR untuk memulai langkah reformasi lewat pengubahan UU Pemilu, UU Parpol dan Golkar, dan UU tentang Susunan dan kedudukan Anggota MPR, DPR dan DPRD.
- Tim negosiasi utang Indonesia balik ke Jakarta tanpa komitmen perpanjangan masa pembayaran pinjaman, setelah tiga hari menemui perwakilan kreditor di Tokyo.
- IMF (Dana Moneter Internasional) membantah tuduhan program reformasi rancangannya memicu kerusuhan di sejumlah kota di Indonesia.
- Amien Rais mengumumkan Majelis Kepemimpinan Rakyat di bentuk pada akhri Mei, Menteri dalam negeri Raden Hartono mengatakan pemerintah tidak keberatan terhadap rencana Amien Rais membentuk Majelis Kepemimpinan Rakyat.
- 6 mahasiswa Trisakti tewas ditembak aparat keamanan saat mengikuti demo.
Butuh perjuangan jiwa dan raga untuk mempertarungkan reformasi itu, bahkan sampai terjadi pertumpahan darah. Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa harus mengingat salah satu peristiwa penting ini di Hari Peringatan Reformasi setiap tanggal 21 Mei. Meneruskan semangat juangnya dan salah satu cara mempertahankan bangsa Indonesia ini.