“Merupakan suatu kearifan bagi orang yang bisa mengontrol diri dan menghindari kemarahan atas suatu kebodohan” - Nathan
ESQNews.id, JAKARTA – Kisah yang sangat berharga tentang berdebat dengan orang yang kurang pintar. Murid ini menjawab dengan benar yaitu 3x7= 21, tapi malah dihukum cambuk 10 kali oleh gurunya. Mengapa demikian? Ternyata begini kronologinya.
Suatu hari, 2 murid menghadap guru tersebut. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik. Keduanya berdebat tentang hitungan 3x7. Murid pandai mengatakan hasil dari perkalian tersebut adalah 21. Sedangkan murid yang kurang pintar bersikukuh mengatakan hasilnya 27.
Perbedaan pendapat itulah yang membuat mereka ‘panas’ dan adu mulut. Kemudian murid yang kurang pintar menantang murid pandai untuk meminta sang guru menjadi jurinya. Dengan tujuan untuk mengetahui siapa yang benar di antara mereka.
Murid kurang pintar mengatakan, “Jika saya yang benar hasil dari 3x7 adalah 27, maka engkau harus mau dicambuk 10 kali oleh guru. Tapi, jika kamu yang benar hasil dari 3x7 = 21, maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri. Ha…ha…ha…” demikian murid kurang pintar menantang sangat yakin dengan pendapatnya.
<more>
“Katakan guru, mana yang benar?” tanya sang murid kurang pintar itu.
Ternyata guru memvonis cambuk 10x bagi murid yang pandai, yang menjawab 21. Si murid pandai protes keras! Namun sang guru bijak menjawab, “Hukuman ini bukan hasil hitunganmu tapi untuk ketidak arifanmu yang mau-maunya berdebat dengan orang yang kurang pintar, yang tidak tahu kalau 3x7 adalah 21!”
Gurunya melanjutkan, “Lebih baik melihatmu dicambuk dan menjadi ‘ARIF’ daripada guru harus melihat satu nyawa terbuang sia-sia!”
Pelajaran yang bisa didapat adalah jika kita sibuk memperdebatkan sesuatu yang kurang berguna, berarti kita juga sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yang memulai perdebatan. Sebab dengan sadar kita membuang waktu dan energi untuk hal yang tidak perlu.