ESQNews.id - Visit the Heart of Borneo (HoB) merupakan kampanye yang diluncurkan oleh pemerintah tiga negara pendukung inisiasi Heart of Borneo yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia sejak tahun 2017.
WWF – Heart of Borneo (HoB) Program berkolaborasi dengan kementerian pariwisata dalam mempromosikan kampanye
Visit the HoB, dan program peningkatan pengetahuan bagi beberapa
tour operator di wilayah Kalimantan. WWF – HoB Program juga memasarkan
kegiatan ekowisata di tingkat internasional melalui partisipasi di ITB
Berlin, salah satu pameran wisata yang besar
di tingkat internasional. Pada tingkat tapak, WWF – HoB aktif mendukung
penguatan tour operator dan masyarakat lokal dalam pengembangan paket
wisata berstandar ekowisata.
Pulau Borneo, pulau terbesar nomor 3 di dunia, memiliki sekitar 6% keanekaragaman hayati dunia di area hutan tropisnya. Spesies flora dan fauna mencapai ribuan variasi, termasuk bunga raflesia, dan beberapa fauna endemik, seperti orangutan, gajah borneo (gajah terkecil di dunia), dan kera proboscis. Kawasan Jantung Kalimantan merupakan bagian dari pulau ini yang sebagian besar masih natural.
Hadir pada acara konferensi pers Rizki Handayani Mustafa, Deputi Pemasaran I, Kementerian Pariwisata, Dr. Prabianto Mukti Wibowo, Kementerian Koordinasi bidang Ekonomi selaku pimpinan dari Kelompok Kerja HoB di Indonesia, Dr. Ir. H. Irianto Lambrie, M.M., Gubernur Provinsi Kalimantan Utara, dan Rizal Malik, Chief Executive Officer, WWF Indonesia.
Pada kesempatan tersebut,
Rizky menyampaikan, “Kalimantan merupakan daerah vital untuk pariwisata
cross border (lintas batas). Pariwisata ini tidak mengenal waktu
karena akses masuk yang lebih mudah. Wilayah Kalimantan Barat misalnya,
kami pemerintah sudah perkuat dengan beberapa Pos Lintas Batas Negara
(PLBN) sebagai pintu masuk wisatawan. Kita
harus perkuat area-area yang memiliki potensi wisata cross border untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia," ujarnya dalam siaran pers yang diterima ESQNews.id, Selasa (19/3/19).
Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan, Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian, Dr. Prabianto Mukti Prabowo menambahkan, “Selain kenekaragaman hayati, kawasan Jantung Kalimantan merupakan sumber kehidupan bagi sekitar 1 juta masyarakat adat. Mereka setia pada kearifan lokal dalam pengelolaan hutan, dan melakukan praktek pembangunan berkelanjutan. Area ini sangat kuat di sisi budaya lokal dari masyarakat adat.”
Masyarakat adat di Kalimantan, antara lain suku Dayak dan suku Melayu, sangat berpegang teguh pada kepercayaan mereka. Menjaga dan mengelola hutan secara bijaksana adalah hal yang mereka pegang teguh. Inisiasi Heart of Borneo mendukung penuh kepercayaan ini, dan membantu kegiatan ekowisata masyakarat karena merupakan mata pencaharian yang potensial dan alternatif masyarakat. Inisiasi tiga negara ini membantu penguatan kapasitas, promosi, publikasi dan pemasaran program wisata di tiga negara, termasuk di wilayah Kalimantan, Indonesia.
Rizal Malik, Chief Executive Officer, WWF Indonesia menyatakan, “Potensi wisata di Kalimantan sangat kuat untuk wisatawan mancanegara dan lokal. Where Nature and Culture Blend (di mana keanekaragaman hayati dan budaya menyatu) demikian potensi yang cukup besar di wilayah jantung Kalimantan. Selain itu, pendatang akan mendapatkan manfaat untuk belajar mengenai pengelolaan lingkungan dari masyarakat, dan latihan dalam membuat produk lokal, seperti anyaman.”