Rabu, H / 04 Desember 2024

Visit the Heart of Borneo, Tempat Kekayaan Keanekaragaman Hayati dan Budaya 3 Negara Menyatu

Selasa 19 Mar 2019 14:59 WIB

Reporter :Redaksi

Visit the Heart of Borneo

Foto: wwf

ESQNews.id - Visit the Heart of Borneo (HoB) merupakan kampanye yang diluncurkan oleh pemerintah tiga negara pendukung inisiasi Heart of Borneo yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia sejak tahun 2017.


WWF – Heart of Borneo (HoB) Program berkolaborasi dengan kementerian pariwisata dalam mempromosikan kampanye Visit the HoB, dan program peningkatan pengetahuan bagi beberapa tour operator di wilayah Kalimantan. WWF – HoB Program juga memasarkan kegiatan ekowisata di tingkat internasional melalui partisipasi di ITB Berlin, salah satu pameran wisata yang besar di tingkat internasional. Pada tingkat tapak, WWF – HoB aktif mendukung penguatan tour operator dan masyarakat lokal dalam pengembangan paket wisata berstandar ekowisata.

 

Pulau Borneo, pulau terbesar nomor 3 di dunia, memiliki sekitar 6% keanekaragaman hayati dunia di area hutan tropisnya. Spesies flora dan fauna mencapai ribuan variasi, termasuk bunga raflesia, dan beberapa fauna endemik, seperti orangutan, gajah borneo (gajah terkecil di dunia), dan kera proboscis. Kawasan Jantung Kalimantan merupakan bagian dari pulau ini yang sebagian besar masih natural.


Hadir pada acara konferensi pers Rizki Handayani Mustafa, Deputi Pemasaran I, Kementerian Pariwisata,      Dr. Prabianto Mukti Wibowo, Kementerian Koordinasi bidang Ekonomi selaku pimpinan dari Kelompok Kerja HoB di Indonesia, Dr. Ir. H. Irianto Lambrie, M.M., Gubernur Provinsi Kalimantan Utara, dan Rizal Malik, Chief Executive Officer, WWF Indonesia.

 

Pada kesempatan tersebut, Rizky menyampaikan, “Kalimantan merupakan daerah vital untuk pariwisata cross border (lintas batas). Pariwisata ini tidak mengenal waktu karena akses masuk yang lebih mudah. Wilayah Kalimantan Barat misalnya, kami pemerintah sudah perkuat dengan beberapa Pos Lintas Batas Negara (PLBN) sebagai pintu masuk wisatawan. Kita harus perkuat area-area yang memiliki potensi wisata cross border untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia," ujarnya dalam siaran pers yang diterima ESQNews.id, Selasa (19/3/19).


Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan, Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian, Dr. Prabianto Mukti Prabowo menambahkan, “Selain kenekaragaman hayati, kawasan Jantung Kalimantan merupakan sumber kehidupan bagi sekitar 1 juta masyarakat adat. Mereka setia pada kearifan lokal dalam pengelolaan hutan, dan melakukan praktek pembangunan berkelanjutan. Area ini sangat kuat di sisi budaya lokal dari masyarakat adat.”

 

Masyarakat adat di Kalimantan, antara lain suku Dayak dan suku Melayu, sangat berpegang teguh pada kepercayaan mereka. Menjaga dan mengelola hutan secara bijaksana adalah hal yang mereka pegang teguh. Inisiasi Heart of Borneo mendukung penuh kepercayaan ini, dan membantu kegiatan ekowisata masyakarat karena merupakan mata pencaharian yang potensial dan alternatif masyarakat. Inisiasi tiga negara ini membantu penguatan kapasitas, promosi, publikasi dan pemasaran program wisata di tiga negara, termasuk di wilayah Kalimantan, Indonesia.

 

Rizal Malik, Chief Executive Officer, WWF Indonesia menyatakan, “Potensi wisata di Kalimantan sangat kuat untuk wisatawan mancanegara dan lokal. Where Nature and Culture Blend (di mana keanekaragaman hayati dan budaya menyatu) demikian potensi yang cukup besar di wilayah jantung Kalimantan. Selain itu, pendatang akan mendapatkan manfaat untuk belajar mengenai pengelolaan lingkungan dari masyarakat, dan latihan dalam membuat produk lokal, seperti anyaman.”


Kampanye Visit the Heart of Borneo merupakan kampanye multi tahun untuk mempromosikan dan mempublikasikan kekayaan alam dan budaya di kawasan HoB. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan, dan beberapa tour operator lokal.  Melalui konferensi pers ini diharapkan potensi wisata alam dan budaya di Kalimantan dapat lebih tersebar luas sekaligus mengangkat kunjungan wisata cross border.

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA