Rabu, H / 23 April 2025

Dalil Cinta Tanah Air

Jumat 01 Sep 2023 10:37 WIB

M. Husnaini

Cinta tanah air bagian dari iman

Foto: google image


Oleh : M. Husnaini

ESQNews.id - Sering orang berdebat tentang kalimat berikut: حب الوطن من الايمان (Hubbul wathan minal iman, cinta tanah air adalah sebagian dari iman) apakah ini hadis shahih atau bukan.



Ada yang berpandangan, kalimat itu bukan hadis, tapi maknanya shahih. Tidak ditolak serta merta karena secara makna memang tepat. Tetapi, sebagian lagi tidak mau memakai dalil itu, bahkan mengatakan cinta tanah tidak ada dasarnya.



Kalau mau sedikit serius mencari, sebenarnya tidak susah menemukan dalil tentang cinta tanah air. Meskipun terbatas, tulisan ini akan membeberkan dalil-dalil yang menyatakan bahwa cinta tanah air adalah keharusan.



Terlebih dulu penting kita pahami apakah yang dimaksud tanah air. Al-Jurjani, dalam kitab At-Ta’rifat, menjelaskan bahwa tanah air adalah al-wathan al-ashli alias tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana dia tinggal di dalamnya.



Banyak ayat Al-Qur'an yang menganjurkan kita mencintai tanah air. Bahkan, cinta tanah air merupakan fitrah. Siapa pun pasti tidak akan mampu melupakan tanah kelahiran, meski sudah bertahun-tahun hijrah ke tempat baru yang lebih nyaman. Begitu juga, nama tempat kelahiran akan selalu terbawa dalam data identitas seseorang, di mana pun dan sampai kapan pun.



Tidak heran jika Nabi Ibrahim pernah berdoa kepada Allah untuk negeri yang didiami. "Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim berdoa: Wahai Tuhanku, jadikanlah negeri Mekkah ini negeri yang aman dan sentosa dan berikanlah rezeki dari berbagai jenis buah-buahan kepada penduduknya, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat." (QS Al-Baqarah/2: 126).



Ayat lain mengilustrasikan, "Dan sungguh jika seandainya Kami perintahkan kepada orang-orang munafik: Bunuhlah diri kamu atau keluarlah dari kampung halaman kamu! niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka." (QS An-Nisa'/4: 66).



Firman Allah tersebut menggambarkan bahwa cinta tanah ada pada hati siapa saja. Ia fitrah yang terhunjam sangat dalam pada jiwa manusia. Menurut Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Tafsir Al-Kabir:



جعل مفارقة الأوطان معادلة لقتل النفس
"Allah menjadikan meninggalkan kampung halaman setara dengan bunuh diri."



Rasulullah sendiri senantiasa mencintai tanah air yang beliau diami. Dalam sebuah hadis diceritakan sebagai berikut:

قَالَ السُّهَيْلِي: وَفِي حَدِيْثِ وَرَقَةَ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - لَتُكَذَّبَنَّهْ، فَلَمْ يَقُلْ لَهُ النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - شَيْئاً، ثُمَّ قَالَ: وَلَتُؤْذَيَنَّهْ، فَلَمْ يَقُلْ النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - شَيْئاً، ثُمَّ قَالَ: وَلَتُخْرَجَنَّهْ، فَقَالَ: َأوَ مُخْرِجِيَّ هُمْ؟ فَفِي هَذَا دَلِيلٌ عَلَى حُبِّ اْلوَطَنِ وَشِدَّةِ مُفَارَقَتِهِ عَلَى النَّفْسِ
“As-Suhaili berkata—di dalam hadis (tentang) Waraqah, bahwa dia berkata kepada Rasulullah SAW: Sungguh engkau akan didustakan. Nabi tidak berkata sedikit pun. Lalu dia berkata lagi: Dan sungguh engkau akan disakiti. Nabi pun tidak berkata apa-apa. Lalu dia berkata: Sungguh engkau akan diusir. Kemudian Nabi menjawab: Apa mereka akan mengusirku? As-Suhaili menyatakan di sinilah terdapat dalil atas cinta tanah air dan beratnya memisahkannya dari hati.”



Dalam hadis riwayat Bukhari juga diceritakan bahwa Nabi SAW, ketika kembali dari bepergian dan melihat dinding-dinding Madinah, beliau mempercepat laju unta. Dan, apabila  beliau menunggangi unta, beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah.


 
Hadis berikut lebih tegas lagi menyatakan bahwa Rasulullah sangat mencintai tanah air beliau.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا أُخْرِجَ مِنْ مَكَّةَ : اِنِّي لَأُخْرَجُ مِنْكِ وَاِنِّي لَأَعْلَمُ أَنَّكِ أَحَبُّ بِلَادِ اللهِ اِلَيْهِ وَأَكْرَمُهُ عَلَى اللهِ وَلَوْلَا أَنَّ أَهْلَكَ أَخْرَجُوْنِي مِنْكِ مَا خَرَجْتُ مِنْكِ
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa saat Nabi diusir dari Mekkah, beliau berkata: Sungguh aku diusir darimu. Sungguh aku tahu bahwa engkau adalah negara yang paling dicintai dan dimuliakan oleh Allah. Andai pendudukmu tidak mengusirku darimu, maka aku takkan meninggalkanmu.”
 


Dan, ketika Nabi sampai di Madinah, beliau berdoa:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Mekkah, atau melebihi cinta kami pada Mekkah.”



Sekilas pemaparan di atas, saya kira, menunjukkan bahwa cinta tanah air memiliki dalil yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis, sebagaimana juga dijelaskan para ulama. Dalil dan alasan sudah dikemukakan. Selebihnya, kemantapan pilihan ada di hati Anda masing-masing.


Dapatkan Update Berita

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA