ESQNews.id, BOGOR - Dalam meningkatkan kolaborasi dan juga menemukan makna bekerja dalam konteks organisasi dan pekerjaan saat ini, PT. Cirata Karya Lestari bersinergi dengan ACT Consulting International untuk memberikan pelatihan bagi 55 pegawai dengan tema Living With Meaning of Work.
Program team building ini dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 21 & 22 Oktober 2023 yang bertempat di Hotel Grand Mulya, Bogor.
PT. Cirata Karya Lestari memiliki visi untuk menjadi perusahaan jasa yang dapat memberikan pelayanan optimal bagi konsumen khususnya di lingkungan PT. PLN NP, sehingga perlu bagi seluruh pegawai perusahaan dapat memahami visi dan misi perusahaan secara selaras.
Dalam upaya mewujudkan visinya, PT. Cirata Karya Lestari senantiasa mengembangkan budaya perusahaan dan sumber daya manusia yang handal serta berkinerja tinggi, serta menerapkan strategi usaha yang berkomitmen tinggi dalam rangka memberikan nilai tambah yag optimal.
Sehingga, perlu seluruh pegawai dimulai dari para leader untuk menanamkan visi ini menjadi tujuan dalam bekerja. Bukan bekerja hanya untuk kepentingan pribadi yang menghambat perusahaan untuk mencapai visi.
Training Living With Meaning of Work ini dihadiri oleh Direktur PT. Cirata Karya Lestari, manajer keuangan, manajer operasional, manajer SDM & ADM, dan beberapa tamu undangan tambahan. Untuk meningkatkan kinerja dan etos kerja juga loyalitas, ACT Consulting International memberikan modul dan beberapa aktivitas yang membuat semangat kerja itu semakin membara.
Dipandu oleh Coach Ramdani, trainer ESQ lisensi Dr. Ary Ginanjar Agustian, dan dibuka oleh Agus Sunaryono, Direktur PT. Cirata Karya Lestari,
“Ini adalah program perusahaan karena mau tidak mau harus diikuti karena urgensi para karyawan yang perlu memahami juga tentang visi misi, nilai-nilai, dan juga makna dalam pekerjaan dan kehidupan.
Dan meaning of work ini adalah bagaimana caranya kita bekerja dengan senang hati sehingga pekerjaan itu sendiri menjadi lebih dari sekedar tugas rutin, melainkan menjadi sarana untuk mencapai tujuan hidup dan pemenuhan dalam setiap langkah yang diambil dalam dunia kerja.” Papar Direktur PT. Cirata Karya Lestari.
Dalam training, peserta diajak untuk mengenal level of energy yang dirumuskan oleh Dr. David Hawkins, karena dengan harapan para peserta dapat mengenal dan menggunakan level energi di angka 700+, di sinilah energi tinggi yang membawa kepada kebaikan atau konstruktif. Sehingga harapannya semua dapat mengeluarkan energi tertinggi untuk kompetensi lebih maksimal.
“Karena energi itu menular dan aura itu juga menular. Maka, kebahagiaan dan semangat yang ada di dalam diri kita akan tertular kepada orang sekitar kita.” Ujar Coach Ramdani kepada para peserta untuk senantiasa menebarkan energi yang positif dalam lingkungan kerja, sehingga seluruh pegawai dapat memiliki energi positif.
Untuk meningkatkan makna dalam pekerjaan, Coach Ramdani mengenalkan kepada para peserta bahwa tiap manusia sudah memiliki sifat mulia untuk mencapai visi perusahaan. Namun seringkali tertutup oleh belenggu yang menghalangi.
<more>
“Ada tujuh belenggu yakni prasangka negatif, prinsip hidup, pengalaman, kepentingan, sudut pandang, pembanding, dan literatur.”
Dengan tujuh belenggu tersebut yang menghalangi sifat mulia bahkan menghalangi suara hati, maka untuk mencapai kemuliaan visi perusahaan, para pegawai harus melepaskan belenggu yang ada dengan cara zero mind process. Melepas belenggu-belenggunya dengan cara beristighfar dan berwudhu yang diajarkan Rasulullah SAW (bagi yang beragama Islam).
“Terima kasih ACT Consulting yang telah bersama kami selama dua hari dalam rangka memberikan bekal dari sisi pembentukkan karakter. Kami mengamati bahwa untuk pembentukan budaya atau karakter itu tidak mudah, sehingga perlu banyak upaya, inilah salah satunya.
Manusia tidak ada yang sempurna, tapi bagaimana kita berupaya menjadi baik dan lebih baik lagi di masa yang mendatang. Semoga komitmen tadi bisa kita semua terapkan mulai hari ini hingga seterusnya.” Tutup Agus Sunaryo, Direktur PT.Cirata Karya Lestari.
Bagi Rahmawati, salah seorang peserta training merasa dengan dua hari melakukan pelatihan jadi lebih mengetahui kemana arah yang hendak kita tuju.
“Kita jadi lebih mengenal siapa pencipta kita, bahkan yang harus kita utamakan dari emosional dan fisikal itu adalah spiritual. Saya jadi tau mana yang harus diutamakan karena selama ini hanya mengejar kebahagiaan emosional dan fisikal,
Namun semenjak dua hari mengikuti training, mindset saya berubah bahwa harus mengutamakan Allah melalui dorongan spiritual.”