Senin, H / 27 Oktober 2025

Sebuah Paham Bernama Essentialism

Jumat 15 Mar 2019 10:10 WIB

Author :Redaksi

Essentialism

Foto: herzets records

ESQNews.id - Saat ini kita hidup di era yang mengagungkan “lebih banyak.” Semakin banyak dianggap semakin baik. Lebih itu baik, kurang itu buruk. Itulah sebabnya hari ini kita mengejar lebih banyak hal. Mengejar lebih banyak tujuan. Mencari lebih banyak kesibukan. Melakukan lebih banyak kegiatan.


Kita melekatkan “banyak” dengan kebahagiaan. Kita ingin memiliki lebih banyak barang, lebih banyak uang, lebih banyak “mainan.” Kita menganggap itu semua dapat membuat kita bahagia.


Kita menganggap semakin banyak barang dan harta yang kita miliki artinya kita semakin bahagia. Kita menganggap semakin sibuk kita artinya semakin produktif. Kita menganggap semakin banyak tujuan yang kita kejar, artinya kita semakin sukses.



Menurut buku Essentialism karya Greg McKeown yang dibedah Darmawan Aji, tak heran bila kita kemudian kewalahan menghadapi semuanya. Pikiran kita penuh dengan berbagai pekerjaan dan tenggat waktu. Perasaan kita tak tenang karena dipenuhi dengan berbagai ambisi. Pada akhirnya, kita kebingungan saat bertindak. Kita tidak berhasil mencapai semua yang kita inginkan. Kita pun kecewa dengan diri kita sendiri.


Kita menganggap semuanya penting. Pada akhirnya, kita gagal melakukan hal yang benar-benar penting. Kita gagal dalam memprioritaskan. Kita sibuk, namun tidak benar-benar produktif.


Hadapilah Kenyataan
Pertama, kita tidak bisa menggenggam semuanya. Kita perlu melepaskan sebagian darinya. Energi, waktu dan kemampuan kita terbatas. Kita tidak bisa menjadi ahli di semua bidang. Kita tidak bisa melakukan semua hal yang kita inginkan dalam hidup kita.


Kedua, memiliki lebih banyak hal tidaklah membuat kita lebih bahagia. Justru memiliki banyak barang bisa menciptakan stress dan frustasi. Semakin menumpuk baju kita di lemari, semakin banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan. Kebahagiaan muncul dari apa yang kita lakukan, bukan apa yang kita miliki.


Ketiga, tidak semua hal itu penting. Tidak semua hal itu layak diperjuangkan. Ada tujuan yang lebih penting dibandingkan tujuan lainnya. Ada aktivitas yang lebih berharga dibandingkan aktivitas lainnya.


Baca juga : Menjadi Seorang Essentialist vs Non-Essentialist


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA