Oleh: Mushlihin (Guru MAM 8 Takerharjo Solokuro Lamongan)
ESQNews.id, LAMONGAN - Saya melakukan perjalanan dari Pantai Klayar Lamongan ke masjid Mudhar Arifin Gresik, Jumat magrib (24/1/2025).
Saya menaiki mobil Isuzu terbuka. Pengemudinya Pak Saifudin Zuhri yang merupakan pemiliknya. Saya ditemani Mas, Aziz, Munir, Ya, Zul, Su, Har, Mu, Tun, Sam, Nur, Hanik, Umu, Tin dan Hus.
Tetiba di Masjid Muhammadiyah Banyuurip mobil berhenti. Kami kebelet pipis. Toiletnya bersih, namun sepi. Kami membaca doa, "Ya Allah, kami berlindung dari setan lelaki dan perempuan." Kami pun berdoa ketika keluar toilet "ghufroonaka" kami mohon ampun kepada Allah.
<more>
Sesudah itu kami menuju masjid Mudhar Arifin. Satpam menyambut kedatangan kami. Mobil kami parkir dekat gazebo. Satpam mengingatkan secara sopan bahwa itu khusus bis. Kami pindah, dan malah dekat masjid.
Kemudian kami berwudu. Tempatnya sangat bersih. Airnya suci. Kami membaca basmalah, berkumur, istinsyaq, raup, membasuh tangan, mengusap kepala dan telinga, serta membasuh kaki.
Kemudian kami mendengar azan yang indah. Keindahan bukan saja direstui tetapi sangat dianjurkan bahkan pada saat melaksanakan ibadah. Misalnya membaca Al Qur'an (M Quraish Shihab, 2018).
Kami juga mengikuti bacaan muazin dan berdoa. Sebab kami berharap mendapatkan syafaat Nabi Muhammad di hari kiamat.
Selanjutkan kami masuk masjid dan shalat dua rakaat. Kami berupaya tumakninah dan khusyuk. Pasalnya wajib bagi orang yang shalat itu surga (HR. Abu Dawud).
Muazin iqamah. Seruannya menggema di angkasa dan suaranya memenuhi seluruh pelosok. Kami shalat berjamaah di shaf pertama.
Semoga kami mendapat keutamaan 27 derajat dan dihapuskan dari beberapa kesalahan.
Berikutnya kami berfoto di latar masjid. Kami pun mengadakan pertemuan alumni madrasah, mempersatukan berbagai unsur, mengatur segala urusan dan memakan lontong lodeh.
Tujuannya supaya hati kami bergantung dengan masjid dan menyadarkan bahwa masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat melaksanakan shalat semata.
