Kamis, H / 28 Maret 2024

Komisi X DPR RI Gelar Rapat Dengar Pendapat Umum Panja MBKM dengan Pakar Pendidikan

Kamis 16 Sep 2021 16:05 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Potret Saat Acara Berlangsung

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Kamis (16/9/2021) Komisi X DPR RI telah menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Panja Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) dengan beberapa Pakar Pendidikan di Indonesia. Ada 6 tokoh di antaranya Dr. (H.C) Ary Ginanjar (ESQ Bussiness School), Prof. Azyumardi Azra, MA, Najelaa Shihab, M.Psi, Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.GK., Ph.D, Pusat Studi Kebijakan Pendidikan (PSKP), dan Prof Johannes Eka Priyatma, M.Sc, Ph.D).

 

Selain 6 Pakar Pendidikan, hadir pula Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D (Plt Dirjen DIKTI Kemendikbudristek RI), Wikan Sakarinto, ST., M.Sc., Ph.D (Dirjen Vokasi Kemendikbudristek RI), Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phill., Ph.D (Kepala Badan Standarisasi, Kurikulum dan Asesmen Nasional Kemendikbudristek RI), serta 21 orang Anggota Panja Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.



 

Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Gd. Nusantara 1 lantai 1 (Fisik dan virtual menggunakan zoom serta ditonton oleh 150 orang di Youtube). Acara di buka oleh Dr. H. Abdul Fikri Faqih (Wakil Ketua Komisi X DPR RI).


<more> 


“Bapak dan Ibu agenda kita hari ini adalah kajian konsep Merdeka Belajar secara menyeluruh dan kajian konsep Merdeka Belajar Episode 2 (Kampus Merdeka),” ucap Abdul Fikri sambil ketuk palu.



 

Ia juga menyampaikan pandangannya untuk mendorong Kemendikbudristek RI agar melakukan kajian ulang kebijakan Merdeka Belajar secara komprehensif. Hal tersebut mengenai aspek filosofis dengan memasukkan substansi filsafat pendidikan terutama dalam hal penggalian potensi diri untuk memperdalam dan mengembangkan kesadaran kemanusiaan. Harapannya agar menjadi manusia utuh yang menyatu dengan Tuhan (dimensi transindensi).

 


Fasli Jalal pun memberikan tanggapannya terkait Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, ia mengatakan bahwa “Jadi untuk Merdeka Belajar masalah pendidikan saat ini adalah schooling but not learning. Sehingaa kurang bermutunya proses pembelajaran di kelas, dan diberbagai fasilitas pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal.”

 

Menurutnya faktor utama yang bisa memperbaiki mutu proses belajar tersebut dan meningkatkan kualitas kelulusan adalah guru.



 

Para pimpinan dari Komisi X DPR RI dan narasumber lainnya yang hadir terlihat sangat seksama menyimak paparannya. Mereka juga nampak kompak dengan dresscode batiknya, saat dilihat lewat Channel Youtube Komisi X DPR RI.



 

Selanjutnya Ary Ginanjar menyampaikan tentang konsep kurikulum ESQ dan kompetensi guru dalam mendidik para pelajar dan mahasiswa. Ada 5 latar belakang yang mendasarinya yaitu:

1. Tantangan akan terus berubah dan kurikulum akan terus ketinggalan oleh kemajuan teknologi yang maju lebih cepat.


2. Semua mata pelajaran sudah ada di internet, sehingga murid bisa lebih tahu dan lebih pintar dari guru. Belajar bukanlah siapa yang lebih tahu terlebih dahulu.


3. Gen Z sudah melek teknologi dan informasi.


4. Pemimpin dan Menteri bisa terus berganti-ganti.


5. Metode guru saat mengajar masih konvensional.




“Oleh karenanya, menciptakan guru yang bukan hanya mengajar akademik, tapi mengajar tentang kehidupan serta guru yang dibekali kompetensi fungsi sosial di tengah masyarakat dengan ilmu Coaching 3.0 (mampu menggali IQ-EQ-SQ),” harapnya.


Selengkapnya simak di sini:




Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA