ESQNews.id, JAKARTA - Rasulullah SAW bersabda: “Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasûlullâh, bagaimana (bentuk) jembatan itu?”.
Jawab beliau, “Licin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dân … [Muttafaqun ‘alaih]
Penjelasan:
1) Setelah ditimbang pada YAUMUL MIZAN, tahap selanjutnya adalah YAUMUL SHIRAT, yaitu hari melewati jembatan, juga dikenal sebagai As-Shirath, yaitu titian yang terbentang di atas neraka Jahannam yang akan dilewati oleh manusia ketika menuju Surga (Lawâmi’ul Anwâr 2/1892);
2) Shirâth lebih halus daripada rambut, lebih tajam dari pada pedang, dan lebih panas daripada bara api, licin dan mengelincirkan;
3) Shirâth, ia bergerak ke kanan dan ke kiri, sehingga membuat orang yang melewatinya takut akan tergelincir dan tersungkur jatuh;
4) Shirâth, memiliki besi pengait yang besar, penuh dengan duri, ujungnya bengkok. Siapa yang terkena besi pengait ini tidak akan lepas dari cengkeramannya;
5) Shirâth, sangat halus, sehingga sulit untuk meletakkan kaki di atasnya;
6) Shirâth, juga tajam yang dapat membelah telapak kaki orang yang melewatinya. Karena sesuatu yang begitu halus, namun tidak bisa putus, maka akan menjadi tajam;
7) Shirâth, terbentang membujur di atas neraka Jahannam. Barang siapa terpeleset dan tergelincir atau terkena sambaran besi pengait, maka ia akan terjatuh ke dalam neraka Jahannam.
Bahan bacaan:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5754005/jembatan-shiratal-mustaqim-arti-https://almanhaj.or.id/10712-mengimani-shirath-jembatan-di-atas-neraka-2. html gambaran-dalam-al-quran-serta-hadits
ONE DAY ONE HADITS Oleh: Ridwan S.