ESQNews.id,
JAKARTA – Setiap tanggal 20 Maret diperingati sebagai hari
dongeng dunia atau disebut World Storytelling Day. Bersamaan
dengan lahirnya Usmar Ismail sebagai tokoh Bapak Perfilm-an Indonesia. 20 Maret
mulai diperingati sebagai hari mendongeng dunia di Swiss pada 1992 silam.
Di
Indonesia sendiri, perayaan hari mendongeng sedunia bukan hanya formalitas
seremonial belaka. Pasalnya, Indonesia dikenal memiliki tradisi lisan yang
kuat. Beragam cerita rakyat Indonesia bisa di kenal di tiap daerah, salah
satunya adalah Putri Mandalika.
Hidup
seorang perempuan nan cantik jelita bernama Putri Mandalika. Dia berencana
untuk menikah, dan banyak pangeran yang melamar dirinya. Pangeran yang melamar
sangat banyak, sehingga Putri Mandalika membuat sayembara. Sayembara itu
menimbulkan banyaknya konflik antar pangeran. Akhirnya Putri Mandalika
memutuskan untuk berbicara “Barang siapa yang bisa menangkap selendangku, maka
akan ku jadikan suami,”
Akan
tetapi, Putri Mandalika menjatuhkan diri dari gunung itu dan berubah menjadi
cacing warna warni yang indah. Kisah Putri Mandalika menjadi sebuah Tradisi bau
nyale di Lombok yang diselenggarakan setiap bulan Februari. Tradisi yang
dilakukan dengan menangkap cacing warna warni untuk disantap.
Pesan moril yang bisa diambil dari kisah
Putri Mandalika ini yaitu melerai perkelahian, keadilan dan sebuah perdamaian. Perdamaian
antar pangeran yang berusaha ingin meminangnya.
Masih banyak dongeng lain yang menarik
untuk dibaca dan diambil pesan morilnya. Anak milenial dan Baby Boomers
sekarang lebih mengenal dunia K-pop dibanding tentang dongeng yang dulu pernah
nge-hits. Sebaiknya mereka lebih dikenalkan lagi kegiatan mendongeng khususnya
oleh para orangtua. Karena kegiatan mendongeng memberikan hal positif salah
satunya ada interaksi antara anak dengan orangtua dibanding bermain gadget.