Minggu, H / 19 Oktober 2025

Sinergitas ESQ Kemanusiaan & Dompet Dhuafa Riau Salurkan 1.000 Mushaf Al-Qur’an Isyarat di 16 SLB

Rabu 19 Feb 2025 11:11 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: Media massa

ESQNews.id, RIAU - ESQ Kemanusiaan bersama Dompet Dhuafa menyalurkan 1.120 eksemplar Al-Quran Isyarat bagi para stakeholder dan penyandang disabilitas tuli di Riau dalam upaya meningkatkan akses literasi keagamaan bagi kelompok disabilitas.


Kegiatan ini difasilitasi oleh Bank Syariah Indonesia sebagai penyedia layanan kemudahan donasi melalui aplikasi Byond by BSI menghadirkan mushaf Al-Qur'an serta pelatihan belajar mengajar Al-Quran bagi penyandang tunarungu.


Acara pelatihan berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu hingga Jumat, 12-14 Februari 2025, di Aula SLB Negeri Pembina Pekanbaru.



Mengingat, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penyandang disabilitas tuli di Indonesia mencapai 4,9 juta jiwa pada 2022. Dari jumlah tersebut, sekitar 4,5 juta jiwa merupakan umat Islam yang memiliki kewajiban mempelajari Al Quran sebagai pedoman hidup.


Undang-Undang (UU) Penyandang Disabilitas Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 14 ayat C tentang Hak Keagamaan menyebutkan, kalangan difabel memiliki hak untuk mendapatkan pengajaran keagamaan yang mudah diakses berdasarkan kebutuhannya.


<more>


Kegiatan ini di buka oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau yang diwakili oleh Kepala Bidang PKPLK, Harisman, SPd. 


Turut hadir perwakilan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Riau Hendi Mardika, General Manager ESQ Kemanusiaan Dewi Anjani, serta Ketua MKKS Provinsi Riau M Haris, SPd MM.


Sebanyak 16 SLB dan komunitas Gerkatin Pekanbaru ikut berpartisipasi dalam pelatihan ini. Sekolah-sekolah yang menerima mushaf Al-Quran Isyarat di antaranya SLB Pandowo Limo, SLB Cendana Rumbai, SLB Baikuntha, SLB Mutiara Hati Permata, hingga SLB Negeri Kota Dumai.


Harapannya, dengan adanya program ini, para pengajar di SLB dapat memahami metode membaca Al-Quran Isyarat dan mengajarkannya kepada siswa tunarungu dengan lebih efektif.



Ketua MKKS Riau, M Haris, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pelatihan ini. Menurutnya, kesempatan berharga ini harus dimaksimalkan agar para guru dapat menerapkan ilmu yang diperoleh kepada anak-anak didik mereka. 


"Kami sangat menyambut baik inisiatif Dompet Dhuafa ini, karena memberikan akses lebih luas bagi teman-teman tunarungu untuk belajar Al-Quran," ujarnya.


Sementara itu, General Manager ESQ Kemanusiaan, Dewi Anjani, mengatakan bahwa ESQ Kemanusiaan adalah mitra dari Dompet Dhuafa. Tujuan utama program ini bukan hanya sekadar membaca, tetapi juga memahami dan menghafal Al-Quran.


Ia berharap para peserta pelatihan dapat mengamalkan ilmunya dan menjadikannya sebagai amal jariyah. 


"Orang yang paling beruntung adalah mereka yang meskipun usianya selesai, amal jariyahnya masih mengalir," imbuhnya.


Perwakilan Kanwil Kemenag Provinsi Riau, Herafirmansyah, SAg mengungkapkan bahwa program ini merupakan langkah inovatif dan patut diapresiasi.


"Kolaborasi dengan Dompet Dhuafa dalam berbagai program sudah sering dilakukan, dan kami mendukung penuh kegiatan ini karena sangat bermanfaat bagi umat, khususnya saudara-saudara kita penyandang tunarungu," jelasnya.


Kepala Bidang PKPLK Disdik Riau, Harisman, menambahkan bahwa masih sedikit lembaga yang fokus pada pendidikan agama bagi anak-anak tunarungu. Oleh karena itu, ia berharap program seperti ini bisa diperluas ke seluruh Riau. 


"Ke depannya, kami ingin lebih banyak pihak terlibat untuk memberikan solusi nyata bagi SLB dan para siswa di dalamnya," tuturnya.


Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Riau, Hendi Mardika, mengajak masyarakat untuk turut serta dalam gerakan ini. Pihaknya pun mengapresiasi mitra kolaborasi, ESQ Kemanusiaan, yang akan menjadi pengajar dan pendamping peserta pelatihan.


"Kami ingin program ini menjangkau seluruh teman-teman tunarungu di kabupaten/kota di Riau. Jika ingin ikut berkontribusi, silakan menghubungi Dompet Dhuafa Riau," ajaknya. 


Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan semakin banyak penyandang tunarungu yang dapat mengakses pembelajaran Al-Quran secara lebih inklusif.


Penguatan Kapasitas Guru dan Relawan


Menurut Guru SLB Pembina Pekanbaru Reny Sriyanti, pengajaran Al-Quran untuk anak tuli biasanya menggunakan metode verbal oral atau memperhatikan gerak bibir dan mulut saat berbicara. Namun, metode ini kurang tepat bagi mereka yang memiliki kesulitan pendengaran secara total.


Dengan Al-Quran Isyarat, lanjut Reny, bahasa isyarat dapat menjadi metode utama dalam pembelajaran.


la dan para pemangku kepentingan SLB Pembina Pekanbaru berkomitmen menerapkan metode tersebut sebanyak dua kali dalam seminggu pada mata pelajaran agama Islam.


"Saya baru pertama kali mengetahui dan mengikuti pelatihan mengajar Al-Quran Isyarat. Sebelumnya, kami mengajar anak-anak tuli dengan menggunakan metode verbal lisan dalam mempelajari Al-Quran. Metode ini lebih sulit karena bukan bahasa sehari-hari mereka," tuturnya.




Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Riau Annela Rahma Syahrul menyambut baik pelatihan ini dengan tangan terbuka.


Seperti halnya para guru, ia dan teman-teman komunitasnya pun pertama kali mengikuti pelatihan Al-Quran Isyarat.


Sebagai peserta pelatihan dengan berbekal ilmu baru, ia berencana melakukan sosialisasi dan implementasi metode ini secara massif, baik di internal maupun antarkomunitas teman-teman tuli.


"Alhamdulillah, ini pengalaman baru bagi saya dan teman-teman Gerkatin Riau. Mungkin nanti akan diterapkan untuk teman-teman internal untuk membaca A-Quran setiap hari," katanya.


Tak hanya pelatihan, peserta juga melakukan praktik implementasi baca Al-Qur'an Isyarat kepada para murid dan stakeholder di SLB asal peserta, Jumat (14/2/2025).


Praktik tersebut berlangsung selama tiga bulan dengan pendampingan rutin oleh ESQ Kemanusiaan.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA