ESQNews.id, BOGOR - Para pimpinan PT. Indo Tambangraya Megah selevel Superintendent and Dept Head telah merasakan impact yang luar biasa bagi diri pribadi maupun perusahaan, pasca mengikuti beberapa program dari ACT Consulting International.
Program yang telah dijalankan yakni BANPU HEARTH LEADERSHIP PROGRAM (BHLP) pada tanggal 13 - 14 Mei 2024 di Hotel Neo+ Savana, Bogor, Jawa Barat.
BHLP itu sendiri adalah sebuah program pengembangan SDM yang terintegrasi. PT. Indo tambangraya Megah mengirimkan personal terbaiknya sebanyak 20 orang.
Di awal kegiatan, Dedy Saputra (HR Business Partner ITM) sampaikan opening speechnya, "Program BHLP level superintendent & Dept head merupakan kelanjutan dari BHLP level Manager yang telah terbukti memberi dampak secara langsung bagi peserta.
Diketahui beberapa peserta di level manager mendapatkan promosi dan menunjukkan performa yang lebih baik.
Dengan posisi yang tidak mudah di level ini, diharapkan dengan mengikuti pelatihan BHLP peserta mampu menemukan potensi diri ( leading self ) untuk kemudian meningkatkan kemampuan managerial dalam leading others," paparnya.
Menurutnya, ACT Consulting International dipilih sebagai mitra dari sekian banyak vendor konsultan di Indonesia yakni karena ACT Consulting International dapat memahami dan menerjemahkan kebutuhan serta tujuan program yang diinginkan.
"Chemistry yang dikembangkan serta konsep desain programnya yang holistik dan komprehensif sejalan dengan nilai BANPU HEART. Lalu, pendekatan kustomisasi dan co-creation memberikan ruang bagi ITM untuk berkolaborasi lebih intens," lanjutnya.
<more>
Para peserta pelatihan, dipandu langsung oleh kader dari Ary Ginanjar Agustian (Founder ACT Consulting International) yakni Rinaldi Agusyana dengan modul "Value Base Leadership" bersama Ramdani dengan modul "Discover your Spark".
"Saya baru pertama kali mengampu Program BHLP dan saya melihat bagaimana program ini sangat memberikan dampak secara langsung ke peserta khususnya terkait kolaborasi.
Dimana saat sesi pertama saya melihat para peserta banyak yang belum saling mengenal dan belum membaur. Tapi itu hanya beberapa saat saja. Setelah coffee break semua peserta blend dan menjadi guyub," tutur Ramdani menilai suasana kelasnya.
2 hari berlangsung dengan powerful dan totalitas antara trainer dan pesertanya. Mereka membentuk sebuah teamwork. Sehingga para peserta memberikan kesan yang positif.
"Selama ini, saya berpikir untuk terus berusaha menutupi kelemahan saya (yaitu di bagian networking). Dari dulu saya sadar saya tidak suka networking.
Baru di training ini saya menyadari, bahwa daripada fokus untuk terus memaksakan diri pada hal yang kurang saya sukai, lebih baik saya menggunakan energi saya untuk menggali lebih dalam dan mengembangkan potensi diri saya.
Meski demikian, penting untuk tetap berusaha memperbaiki kelemahan, setidaknya sampai pada level standard tertentu tanpa harus terlalu memaksakan diri," ungkap Maria Lusiana.
