ESQNews.id, JAKARTA – “Selamat ya Aries Muftie yang menyelenggarakan deklarasi desa emas menuju Indonesia emas 2045, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI,” Ary Ginanjar Agustian memberikan ucapan selamat dengan tulus saat webinar Deklarasi Desa Emas (17/8/20).
Menurut CEO ESQ Group, Desa Emas adalah sebuah langkah konkrit untuk melahirkan Indonesia baru, Indonesia maju, Indonesia berkarakter, Indonesia Adidaya. Bukan hanya membangun ekonomi tetapi dilandasi oleh karakter yang kuat, berlandaskan nilai-nilai ketakwaan.
<more>
Jika definisi dan paparan dari Aries kepada para awak media, gerakan desa emas sebetulnya adalah gerakan yang memicu supaya masyarakat berpikir. Bahwa kita semua adalah makhluk spesial yang luar biasa. Sebab pada dasarnya Tuhan YME itu menciptakan kita menjadi manusia yang luar biasa itu filosofinya.
“Setiap manusia yang memiliki semangat juang, itu nomor satu. Kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas sampai tuntas. Selanjutnya memiliki semangat malu menjadi benalu. Tangan di bawah itu malu. Kemudian memiliki semangat gotong royong. Jika hal ini ada maka Insya Allah tidak akan ada bangsa lain yang bisa mengalahkan. Jadi sebetulnya bangsa itu berlomba-lomba semangatnya bukan di teknologinya. Karena teknologi itu bisa dipelajari,” jelasnya.
Melansir dari probolinggokab.com, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) SDSB ICMI Aries Muftie, membeberkan bahwa untuk mewujudkan Desa Emas seperti tujuan SDSB, diperlukan 5 (lima) pilar yang akan menunjang terwujudnya hal tersebut:
Pertama, adalah bina akhlak, yang diajarkan dan diterapkan sasarannya terkait pengelolaan SDA yang tidak menyebabkan kerusakan lingkungan bahkan seharusnya melestarikan.
Kedua, adalah Bina Saudara, sehingga semua warga desa setelah akhlak atau karakternya diperbaiki. Maka mereka harus bersaudara dan dibuat kelompok usaha bersama.
Ketiga, adalah Bina Sinergi. Setelah mereka merasa bersaudara dan berkelompok sesuai fokus usahanya, selanjutnya disinergikan dengan membentuk Koperasi yang beranggotakan seluruh warga desa atau minimal seluruh KK di desa tersebut.
Keempat, adalah Bina Dana. Setelah antara KopDes dengan BUMN dan BUMS bisa sinergi maka perlu dana dan investasi.
Kelima, adalah Bina Pasar dan Produk Unggulan. Setelah pengumpulan dan berhasil maka perlu disiapkan pasar baik fisik maupun virtual (ePasarDesa). Yang menjual produk-produk unggulan desa. Khususnya hasil hutan, kebun dan DAI SABUSA (Daging Ikan Sayur Buah Susu) yang dijual sudah dalam bentuk ready to eat, atau konsep from seed to plate.
“Semoga Gerakan Desa Emas ini selalu dilancarkan setiap prosesnya. Semoga Allah rahmati, semoga Allah berkahi, tercapai impian kita bersama. Salam Indonesia emas. Merdekaaa,” tutup Ary diiringi lagu mengheningkan cipta bersama para peserta webinar.