ESQNews.id, JAKARTA – Alexander Wilyo (Sekda Ketapang)
mengungkapkan bahwa di wilayahnya tersebut sudah ‘melek’ teknologi (IT) atau
digitalisasi. Ia memaparkan kemajuan Ketapang saat berlangsungnya Training Penguatan
Budaya Kerja Bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Ketapang pada 4 Oktober 2022
di Hotel Grand Zuri, Ketapang, Kalimantan Barat.
“Soal pelayanan, kami sudah menggunakan IT baik dari proses
perencanaan, anggaran atau budgeting, kami punya aplikasi tersendiri. Sudah ada
action untuk penerapan digitalisasi. Prinsipnya, Ketapang ini saya berinisiatif
lebih dulu untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik,” katanya di hadapan
para Eselon 2 serta Kepala OPD di Pemkab Ketapang.
Lulusan Master Universitas Gadja Mada itu melanjutkan, “Saya dorong dan sampaikan ke jajaran kami di setiap daerah, bahwa sekarang surat surat harus dalam bentuk digitalisasi kemudian disampaikan ke Pak Bupati, Wakilnya, Asisten dan lainnya. Tujuannya adalah agar membiasakan diri dengan elektronik.”
Menurutnya dengan melek teknologi atau digitalisasi ini
adalah sebagai bentuk kerja efektif dan efisien. Sebagai bukti juga bahwa kita
harus berubah, karena budaya kerjanya yang berubah maka harus menyesuaikan pula
dengan perkembangan jaman.
“Jadi Pak Ary, meskipun kami paling jauh wilayahnya di Kalimantan ini bahkan di ujung. Kami berharap tidak ketinggalan dengan wilayah lainnya. Upaya untuk tidak tertinggal adalah mulai adanya komitmen untuk berubah menjadi lebih baik dari seluruh ASN atau Masyarakat di sini. Dan saya juga sudah merasakan sendiri bagaimana efektif dan efisiennya menggunakan IT,” jelasnya di atas podium.
Dituturkan lebih lanjut oleh Alexander, Pemkab Ketapang ini
adalah Provinsi paling selatan di Kalimantan Barat dengan luas wilayah 31.588
km². Hal itu menunjukkan bahwa Kabupaten Ketapang merupakan yang terluas Se-Kalimantan
Barat dan nomor 3 Se-Indonesia. Artinya terkandung potensi sumber daya alam
yang luar biasa.
“Kabupaten Ketapang sepakat dengan reformasi birokrasi. Dalam
kesempatan inilah sebagai upaya kita untuk mewujudkan pemerintah yang lebih
baik. Kita konsen juga kepada beberapa target kinerja yang ingin kita capai di
dalam reformasi birokrasi Pemeritahan Ketapang ini yakni human development
index, indeks reformasi birokrasi, indeks pelayanan publik dan lainnya. Untuk pembanding
benchmark, biasanya saya menggunakan atau melihat data dari Provinsi minimalnya
untuk menjadi tolak ukur,” jelasnya dengan serius.
Ia berharap dengan adanya pelatihan ini, setiap insan ASN
yang hadir mampu mengimplementasikannya dalam tugas sehari hari bahkan
menularkannya kepada jajarannya. Sehingga para
pejabat tinggi di Pemkab Ketapang ini bisa menjadi role model sekaligus
menjadi change leader kepada instansi yang dipimpinnya. Sehingga menjadi agen
perubahan atau pemimpin perubahan.
“Saya juga berharap, acara ini akan berkelanjutan dan saya
harap tidak hanya eselon 2 nya yang mendapat pelatihan pemahaman dengan baik
tetapi bisa juga diikuti oleh seluruh jajaran eselon 3 dan eselon 4 bahkan bisa
sampai kepada staff. Untuk itu mohon motivasinya Pak Ary dan tim agar kami bisa
menjalankan amanah dan tanggungjawab sebagai abdi negara ini dengan lebih baik
lagi,” harapnya.
Mengawali sesi, Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ Group) berinisiatif
memberikan pantun “Ke Kalimantan beli kerupuk amplang, Jangan lupa mampir beli
kolak. Luar biasa Pemkab Ketapang, hari ini melakukan penguatan budaya kerja
BerAKHLAK.”
Kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan kalimat dalam bahasa
Dayak “Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata.” Itu merupakan
salam budaya Suku Dayak Kanayan, merupakan 3 (tiga) pilar pedoman hidup yang
wajib diterapkan dalam kehidupan masyarakat Suku Dayak Kanayan, yang mengandung
makna Adil kepada Sesama Manusia, Bercermin ke Surga, Nafas Hidup itu berasal
dari Tuhan.
“Ketika dibacakan atau mendengar sapaan itu hati saya rasanya tergetar. Jadi buku ESQ sejalan dengan sapaan dalam bahasa dayak itu yaitu bagaimana local wisdom yang sangat hebat menurut saya. Ada 1 slide untuk menjelaskan dimana posisi kalimat sapaan itu. Supaya ada hubungannya dengan core values BerAKHLAK,” tuturnya melalui Zoom Meeting.
Di slide tersebut nampak ilustrasi orang (bisa Sekda,
Bupati, Wakil, ASN nya, dan lain-lain). Mereka atau Pemkab Ketapang ini
memiliki misi, visi, serta target. Ketapang punya visi bagaimana memberikan pelayanan
yang terbaik dan tetap terdepan. Untuk mencapai visi misi serta target yang
telah dijanjikan kepada masyarakat, maka
Sekda, Bupati, atau rekan rekannya perlu membangun struktur, strategi dan
sistem.
“Saya yakin Pak Sekda beserta jajarannya sudah menerapkan Renstra tersebut. Namun tak lupa juga ujung dari target adalah pelaksanaannya. Yang melaksanakan atau menjalankan adalah manusia atau SDM. Oleh karena itu sisi sebelah kanan (budaya kerja: perilaku, nilai nilai, keyakinan) inilah menjadi faktor penentunya. Agar bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sangat maksimal,” ungkap pria bergelar Doktor Honoris Causa di bidang pendidikan karakter oleh Universitas Negeri Yogyakarta itu.
Ary mengingatkan ada sebuah riset dari Peter Drucker yang
mengatakan bahwa “If we talk about business and management, we talk about human
behaviour and human institution.” Artinya ketika bicara management Ketapang,
kita sedang berbicara soal perilaku manusianya.
“Oleh karena itu terobosan yang dibuat oleh pemerintah dan
diresmikan oleh Presiden kemudian dibuatkan suratnya oleh KemenPANRB, maka
diresmikanlah core values BerAKHLAK. BerAKHLAK adalah Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Jadi semua ASN di
Indonesia yang dinilai adalah BerAKHLAKnya,” sambungnya.
Ditambahkan olehnya, “Dan saya ditunjuk oleh MenPANRB untuk mengukur seluruh ASN di Indonesia kurang lebih 632 Kementerian/Lembaga/Daerah untuk mengetahui sejauh mana mereka melaksanakan BerAKHLAK. 4,5 juta ASN akan terbaca dan menentukan mana Kabupaten yang terbaik.”
Selain bicara perilaku dan nilai, yang terakhir adalah
keyakinan. Ini yang hebat, kata Ary, beliefnya adalah Adil Ka' Talino,
Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata. Keyakinan itulah yang menjadi sapaan
luar biasa. Jika itu menjadi fondasi lalu di atasnya (nilainya) BerAKHLAK, maka
perilakunya akan hebat.
“Sekali lagi terimakasih atas kepercayaan dan kesungguhannya dalam membangun budaya kerja BerAKHLAK di Ketapang. Saya memberikan acungan jempol karena meskipun jauh di ujung Kalimantan tetapi mudah mudahan bisa jadi terdepan dalam membangun pelayanan melalui budaya kerja BerAKHLAK,” tutupnya.
Acara yang digelar selama 2 hari ini hingga 5 Oktober 2022, puluhan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ketapang akan dibimbing langsung oleh Coach Idham serta Abri (trainer ESQ).