Jumat, H / 17 Oktober 2025

Kampus Cahaya dari Timur, Ary Ginanjar Berikan Booster & Roadmap Bagi Ratusan Pimpinan (Guru Besar, Dosen dkk) Unhas Menuju World Class University

Selasa 25 Feb 2025 07:17 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, MAKASSAR - Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ) memberikan Training Transformative Leadership Program untuk 400 Pimpinan dan Civitas Akademik Universitas Hasanuddin (Unhas), dalam rangka menyelaraskan visi, misi, penguatan jiwa para Korsa Unhas agar menjadi yang terbaik di Indonesia serta World Class University.

Bertemakan "Menemukan Keseimbangan Intelektual, Spiritual, dan Emosional dalam Kepemimpinan", acara ini berlangsung di Ballroom Unhas Hotel & Convention pada hari Senin 24 Februari 2025 dari pagi hingga sore.

Perhelatan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., (secara daring), Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Keuangan Unhas Prof. Subehan, S.Si., M.Pharm., Sc PhD Apt, serta Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Alumni, dan Sistem Informasi Unhas Prof. Dr. Farida Patittingi, SH., M.Hum. 

Turut hadir pula ketua, sekretaris, dan anggota Majelis Wali Amanat Unhas, Senat Akademik, Dewan Profesor Unhas, Koordinator Wilayah Forum Komunikasi Alumni ESQ Sulsel Prof. Dr. Ir. A Majdah M. Zain, M.Si, serta jajaran pimpinan fakultas, dosen, dan tenaga kependidikan Unhas.



Selaku Ketua Pelaksana Acara, Farida Patittingi menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk menyatukan visi warga Unhas dalam membawa universitas ke arah lebih baik.

Kegiatan ini juga berfokus pada keseimbangan intelektual, spiritual, dan emosional dalam kepemimpinan guna menciptakan lingkungan akademik yang harmonis dan berkelanjutan.



"Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas diri sebagai pemimpin yang bertanggung jawab, mengasah kecerdasan emosional, membangun empati, serta memperkuat komunikasi dan kolaborasi yang efektif di lingkungan kerja. 

Selain itu, program ini juga menanamkan nilai-nilai etika dalam kepemimpinan yang bermakna dan berorientasi pada kesejahteraan bersama," ujarnya.

<more>

Lebih lanjut, "Saya kira tujuan ini nanti akan dielaborasi lebih jauh oleh Bapak Ary Ginanjar dan seluruh tim yang akan memberikan perspektif yang luar biasa untuk kita semua. Karena sebagai info, saat ini Unhas memiliki guru besar 463 orang terbesar di Indonesia.

Dan itu terus kita lakukan upaya untuk penguatan dan peningkatan kapasitas SDM kita sehingga dapat memberikan kontribusi besar dalam memajukan Universitas kita bersama."



Ketua FKA ESQ Sulawesi Selatan Majdah M. Zain juga dalam sambutannya menekankan pentingnya tanggung jawab pendidik dalam menciptakan peradaban perguruan tinggi yang lebih baik.

"Indonesia Emas bukan sekadar impian, tetapi sebuah visi yang dapat kita capai. Dengan sumber daya alam dan manusia yang berlimpah, serta kepemimpinan yang baik, kita bisa merealisasikan tujuan tersebut," tuturnya.



Ia meneruskan, "Sehingga pada hari ini kita bersenang-senang bersama dengan Bapak Ary Ginanjar dan tim.

Tentunya kita di sini tidak sedang mengajar bagaimana ikan hiu berenang, tetapi kita kembali mereview bagaimana tanggung jawab kita sebagai seorang akademik yang akan tentu mengantar para mahasiswa yang akan mengisi peradaban Indonesia di masa yang akan datang.

Jadi kita merefresh kembali belief system kita bahwa apa tugas kita, kita sedang dimana dan tujuan kita mau nanti kemana.

Semoga seharian ini Bapak dan Ibu sekalian, Insya Allah sebagaimana apa yang kami alami akan ada nuansa baru dalam mengemban amanah. Akan ada tekad yang kuat untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045."



Rektor Unhas, Jamaluddin menegaskan posisi Unhas sebagai satu-satunya universitas yang meraih SNI Award kategori korporasi.

"Momentum ini harus kita manfaatkan untuk memperkuat ikatan persaudaraan secara global. Kita berharap seluruh alumni terus menjaga nama baik Unhas dan berkontribusi untuk menjadikan universitas ini lebih baik lagi," ungkapnya.

Dikatakan olehnya, "Saat ini kita meminta founder ESQ langsung, sahabat lama kita yang sudah terkenal luasnya untuk langsung memimpin program ini, membersamai kita di dalam mengarungi program-program ESQ sehari penuh.

Tentu acara ini sangat penting untuk memupuk kebersamaan, ibarat pohon kohesivitas Unhas yang menjadi salah satu syarat untuk kita jadi besar, itu harus disiram dan dipupuk. Salah satunya tentu melalui program ESQ.

Kami berharap bahwa kegiatan ESQ ini bisa menjadi bagian dan agar upaya pimpinan saat ini, kami sebagai direktorat dan seluruh dekanat akan menjadikan momentum ini untuk terus memperkuat ikatan persaudaraan, keluarga besar Unhas ini di tengah arus perubahan global yang sungguh begitu dahsyat.

Kita sangat berharap dengan bekerja dengan ikhlas, dengan positif dan growth mindset yang nanti akan kita perkuat terus melalui ESQ ini, kita berharap akan menjadi sesuatu yang membahagiakan kita semua.

Kalau harus memilih antara if you want to go fast, go alone, ataukah if you want to go far, go together. Sebenarnya bagi kita jangan memilih salah satunya saja. Kita harus memilih we want to go far together, but faster and happier."



Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara ESQ Leadership Center dan Universitas Hasanuddin, tentang pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dan pengembangan sumber daya manusia.

MoU ini diwakili Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Keuangan Unhas serta disaksikan oleh Koordinator Wilayah FKA ESQ Sulsel dan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Alumni, dan Sistem Informasi Unhas. 

Kesepakatan ini diharapkan dapat mempererat kerja sama dalam bidang pengembangan kepemimpinan berbasis intelektual, spiritual, dan emosional.



Setelah rangkaian seremonial, peserta mengikuti sesi materi dan pelatihan yang dipandu langsung oleh Ary Ginanjar Agustian. Materi yang diberikan menyoroti pentingnya keseimbangan antara kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional dalam kepemimpinan.

Lalu, menyatukan energi positif, meningkatkan level kepemimpinan yang lebih tinggi, menguatkan tujuan luhur sebagai Pemimpin & Civitas Akademika Unhas, membangun sikap mental positif di setiap tantangan/keadaan dengan Growth Mindset.

Selanjutnya materi terkait cara memimpin dengan versi terbaik berdasarkan Talenta. Apalagi ESQ sedang gelorakan Gerakan Semesta Bertalenta, salah satunya Gerakan Kampus / Mahasiswa Bertalenta.

Talenta seseorang bisa diketahui dengan life tools dari ESQ yakni TalentDNA. TalentDNA dirancang untuk mengidentifikasi pola perilaku alami dan spontan seseorang, termasuk bagaimana kita merasa, berpikir, dan bertindak, di mana semua itu mempengaruhi bagaimana kita merespon situasi dan mengambil keputusan. 



Melalui Transformative Leadership Program ini, diharapkan seluruh peserta dapat menerapkan konsep kepemimpinan yang lebih efektif, berorientasi pada etika, serta berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan berkelanjutan di Universitas Hasanuddin.

Sesi-sesi selanjutnya diisi oleh Senior Trainer ESQ, sekaligus kader dari Ary Ginanjar yakni Iman G. Herdimansyah. Ia membahas materi terkait cara menemukan nilai-nilai luhur sebagai Dasar Kepemimpinan di Unhas, menyelaraskan nilai-nilai individu/civitas akademika dengan nilai-nilai organisasi (Unhas). 

Kemudian, membumikan nilai-nilai Unhas dalam perilaku sehari-hari, memupuk semangat Kolaborasi & Synergy untuk tujuan bersama, memupuk sikap tolong-menolong antar sesama bagian di Unhas.



Di awal sesinya, Ary Ginanjar mengapresiasi Mahasiswa Unhas yang mendapat Juara Umum Pekan Ilmiah (Juara Karya Ilmiah) Mahasiswa Nasional (PIMNAS) Ke-37.

Piala Adikarta Kertawitia pertama kalinya keluar Pulau Jawa sejak 37 tahun digelarnya ajang bergengsi. Dan bergeser ke Timur tepatnya Unhas mencetak sejarah baru.
 
"Selamat Unhas yang berhasil membawa pulang 19 medali, terdiri dari 9 medali emas, 6 medali perak, dan 4 medali perunggu. Kami merasa melihat “Matahari terbit dari timur”, seperti itulah harapan dan keyakinan yang menyala dari Universitas Hasanuddin demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Saya doakan, semoga Unhas terus melahirkan pemimpin berkarakter dan bertaqwa yang cerdas IQ, EQ dan SQ serta inovatif dan tranformatif yang bermental juara. Unhasku Bersatu, Unhasku Kuat, Unhasku Ewako," ujar Ary dengan penuh semangat.

Pertemuan ini, kata Ary bukan pertemuan kebetulan, "Saya percaya bahwa debu terbang atas izin Tuhan. Seandainya pertemuan satu hari ini berhasil, maka keberhasilan ini bukan hanya kita yang menikmati, tetapi generasi berikut hingga tahun 2045 Indonesia Emas.

Akhirnya dari Pulau Jawa pindah ke Sulawesi Selatan. Setelah 37 tahun, luar biasa, namun yang paling berat apa? Pimnas ke-38. Saya tidak bisa membayangkan kalau ke-38 pindah lagi keluar. Maka tugas kita sekarang adalah bagaimana supaya ke-38, 39, 40, dan seterusnya ada di tempat ini.



Pertanyaannya bagaimana caranya? Saya mau jelaskan sebuah tim olahraga kelas dunia 100 tahun juara berkali-kali. Tim Rugby All Black. Dari 700 pertandingan, 500 juara. Artinya 77,6% juara. Kira-kira apa kunci rahasianya? Yaitu energi.

Prof. Dr. George W. Crane dalam buku Applied Psychology melakukan sebuah research bagaimana membangun energi dalam waktu cepat dan singkat untuk tentara ketika perang dunia yakni dengan Gerak, Kata, Fokus. Tegapkan badan, fokus agar Unhas menjadi yang terbaik, lalu lantangkan yel-yel Unhasku Bersatu, Unhasku Kuat, Unhasku Ewako.

Agar kampus kita juara, saya berikan jurus, hasil studi banding dengan konsep-konsep dunia. Contohnya bagaimana Microsoft sahamnya jatuh, bisa bangkit lagi. Kemudian, bagaimana cara berbagai lembaga-lembaga itu bisa bertahan di kelas dunia. Dan saya praktekkan selama 25 tahun.

Agar Unhas menjadi yang terbaik, maka socio-emotional kita harus di level 4 (intra-independent, fokus kepada prinsip dan nilai-nilai yang diyakini) atau level 5 (inter-dependent, fokus kepada kontribusi untuk lingkungan sosial).

Lalu, memegang teguh values Unhas (Integrity, Innovation, Catalytic, Wisdom). Kemudian growth mindset. Kalau kita ada masalah, harus solution mode bukan problem mode. Fokus kepada solusi bukan masalah. Negara-negara maju, masyarakatnya berpikir growth mindset. 

Kemudian agar terus juara, kita perlu menemukan talenta-talenta yang tepat sesuai passionnya. Tidak ada lagi satu pun mahasiswa yang dianggap kurang pintar. Yang ada kita salah membaca orang di depan kita. Dengan cara cepat, tepat dan hemat biaya, untuk menemukannya kita butuh AI, kami namakan AI Talent Management."

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA