ESQNews.id, JAKARTA - Bergandengan tangan untuk menuju Indonesia Emas 2045, Universitas Mathla’ul Anwar mengadakan training ESQ hasil dari kerjasama dengan ACT Consulting International yang akan terlaksana pada tanggal 9 - 10 Juni 2023.
Untuk menyatukan energi sebelum terlaksananya in house training di Universitas Mathla’ul Anwar yang diikuti oleh para pimpinan dan dosen, ESQ mengundang calon peserta training ke masjid Ar-rahim di lantai 27, Menara 165, Jakarta Selatan.
Haji Embay yang merupakan ketua pengurus wilayah Banten mengatakan dengan berada di daerah pedalaman, mereka ingin terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman sehingga membutuhkan training ESQ.
Kedatangan para pengurus besar Mathla’ul Anwar sebagai lembaga pendidikan islam disambut hangat oleh Founder ESQ Group langsung yakni Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian.
“Tahun 1990 ditemukan fungsi otak ketiga. Yang pertama adalah neokorteks menghasilkan kemampuan berfikir secara intelektual yaitu IQ, kemudian yang kedua adalah limbik sistem otak kanan kemampuan EQ (emosional),
Yang ketiga inilah fungsi ketiga, nashiyah dalam surat Al-Alaq, yang menghasilkan kecerdasan spiritualitas.” Papar Ary.
<more>
Melihat dari banyaknya angka bunuh diri, bahkan di negara maju sekalipun seperti Jepang. Membuktikan bahwa kesejahteraan bukan standar untuk kebahagiaan, kekayaan bukan standar untuk bisa tetap hidup.
Sehingga pertanyaan mengenai sudah sejahtera tetapi tetap stress dan tidak bahagia, apa yang sebetulnya kurang dalam kehidupan?
Ary membongkar pertanyaan tersebut menjadi jawaban yang mampu dicerna oleh para calon peserta training dari Mathla’ul Anwar.
“Meskipun otak kita pintar, uang kita banyak, hidup sudah sejahtera, keluarga yang sempurna dan terpandang,
Kita tidak akan bahagia sebelum mampu menemukan kecerdasan ketiga yang disebut dengan SQ (Spiritual Quotient).”
Kecerdasan spiritual yang melengkapi bagaimana kehidupan menjadi jauh lebih bermakna dan berharga.
Berbagai fenomena yang bisa menjelaskan bahwa memang untuk hidup yang bahagia bukan sekedar membutuhkan kecerdasan intelektual saja, bukan sekedar menambah kecerdasan emosional saja, namun kecerdasan spiritual tentu menjadi landasan.
Bahkan dalam sebuah riset, ketika disebutkan nama-nama mobil, merek motor, nama istri, atau suami, fungsi otak tidak bereaksi. Namun ketika disebutkan nama Allah, berdzikir, fungsi otak menyala.
Kekuatan mengenai kecerdasan spiritual ada dalam surat Al-A’raf, bagaimana otak merespon ketika kita mengingat kekuasaan Allah, menyebutkan nama tuhan kita. Ini kekuatan kecerdasan spiritual.
Kecerdasan intelektual mengenai apa yang dipikirkan, kecerdasan emosional mengenai apa yang dirasakan oleh diri, sedangkan pertanyaan siapa saya, mau kemana saya, untuk apa saya hidup adalah bentuk dari mengolah kecerdasan spiritual.
Sehingga dalam hidup, ketika sudah dapat menjawab siapa saya di dunia, mau kemana saya, untuk apa saya hidup akan merasakan kehebatan dalam menjalankannya. Tidak terombang-ambing dalam kebingungan dan keputusasaan. Sebuah prinsip menjadi pegangannya.
Definisi siapa saya, mau kemana saya, ternyata sudah terjawab 1400 tahun lalu ketika diturunkannya Surat Al-Alaq ayat 1-5. Fungsi Nashiyah ini ada dalam surat Al-Alaq.
“Ternyata, bahagia itu ketika bisa menjawab surat Al-Alaq ayat satu hingga lima.” Ary melanjutkan dengan membacakan satu persatu ayat dalam surat Al-Alaq.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
Bacalah, dan tuhanmulah yang Maha Mulia
Yang mengajar (manusa) dengan pena.
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Selesai sudah pencarian manusia yang menganggap hebat karena otak pintar melalui kecerdasan intelektual, tentu salah. Manusia yang menyangka bahwa bahagia hanya ketika memiliki kedudukan yang tinggi karena kecerdasan emosional yang mengolah, ternyata salah.
Bahagia adalah ketika terjawabnya misteri surat Al-Alaq, yang dibiarkannya manusia mencari cari dengan kecerdasan intelektual, mencari kesana dan kemari untuk mencari kebenaran sejati hanya untuk membuktikan al-quran itu benar.
Maka beruntunglah kepada Mathla’ul Anwar sebagai lembaga pendidikan islam yang sudah mempelajari bagaimana al-quran menyampaikan pesan-pesan, memahami isi dan makna al-quran untuk menyatukan tiga kecerdasan yang diperlukan untuk membangun manusia yang berkarakter dengan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
Sehingga tinggal melihat metodologi, cara menyatukan ketiga kecerdasan tersebut kepada para calon peserta training nanti di tanggal 9 - 10 Juni 2023 mendatang.
Hj. Embay mengatakan sebelumnya pernah mengikuti training ESQ, sehingga ia merasa perlu Universitas Mathla’ul Anwar ini mendapatkan rasa manfaat dari training ESQ seperti apa yang dirasakannya.
“Saya ingat ketika training Pak Ary mengatakan bahwa ESQ itu tidak berwarna seperti oksigen, tapi dibutuhkan oleh semuanya. Kemudian kalau ESQ ada Islam di dalamnya untuk menyampaikan cahaya.
Sama dengan Mathla’ul Anwar yang artinya tempat terbitnya cahaya.” Ujar Hj. Embay.
Harapannya dengan adanya training ESQ di awal Juni nanti, bisa memberikan dampak kepada Mathla’ul Anwar melakukan total action.
“Karena, di Mathla’ul Anwar ini sudah banyak yang jago-jago al-qurannya, jago hadistnya, tapi untuk total action-nya perlu dipandu.” Tambah Hj. Embay dalam sesi wawancara di akhir acara sebelum kepulangannya ke Banten.



