Jumat, H / 29 Maret 2024

Cinta dan Pengorbanan

Kamis 24 Aug 2023 11:12 WIB

Sigit Priatmoko

ilustrasi.

Foto: google.com


Oleh : Sigit Priatmoko

ESQNews.id - Kita dalam hidup ini tak akan pernah bisa lepas dari cinta. Setiap detik dan setiap hembusan napas kita, cinta selalu hadir di dalamnya. Bahkan, bisa dikatakan kita tidak akan bisa hidup tanpa cinta. Pada titik ini, kedudukan cinta sama dengan kebutuhan primer kita. Selain itu, cinta juga merupakan fitrah manusia. Cinta menegaskan kedudukan manusia sebagai makhluk paling sempurna.

Kehadiran cinta dalam kehidupan ini merupakan anugerah yang tak terperi jika kita bijaksana dalam mengelolanya. Jika tidak, cinta justru akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Cinta yang salah dan tidak dikelola dengan bijaksana bukannya mendatangkan maslahat, malah justru akan menimbulkan mudharat. Maka dalam mencita selalu dituntut adanya kebijaksanaan di dalamnya.

Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa cinta merupakan fitrah dan kebutuhan primer kita. Mengapa? Bayangkan saja seandainya jika Tuhan tidak mencintai kita, bisa kah kita hidup di dunia ini? Tentu saja tidak. Dari kita lahir hingga sekarang, kita selalu diliputi cinta-Nya, sadarkah kita akan hal ini?. Ironis, seringkali kita lupa dan tidak mensyukuri hal ini. Hati kita seringkali bersyukur kepada selain-Nya. Padahal tidak ada cinta sejati selain cinta Tuhan kepada hamba-Nya.

Maka untuk memalingkan kembali hati kita kepada Sang Pemberi Cinta, kita diuji dengan berbagai nikmat, musibah, dan kewajiban. Hal ini semata-mata untuk membuktikan apakah kita mau berkorban untuk-Nya atau tidak. Karena pada dasarnya, cinta tak akan lepas dari pengorbanan. Kita telah mengikrarkan cinta kepada-Nya setiap hari, maka konsekuensinya, kita harus membuktikan cinta itu dengan pengorbanan. Seberapa dalam cinta kita, ditentukan seberapa besar dan ikhlasnya pengorbanan kita. Sungguhpun itu semua tidak akan berpengaruh sedikitpun terhadap-Nya.

Mampukah kita mengorbankan rayuan nafsu demi menjalankan segenap kewajiban dari-Nya? Mampukah kita mengorbankan nikmatnya dan gemerlapnya dosa demi bertaqarrub kepada-Nya? Mampukah kita mengorbankan amarah, keluhan, dan kegelisahan demi bersabar dan bertawakal atas ujiannya? Jawaban atas pertanyaan ini menentukan kadar cinta kita kepada-Nya.

Demikianlah cinta dan pengorbanan bagaikan dua sisi dari sekeping mata uang. Keduanya saling menggenapi. Tak mungkin ada cinta tanpa pengorbanan, begitu pula sebaliknya. Jangan mengaku cinta bila tak mau berkorban.

Dalam kehidupan sehari-hari, dua hal ini selalu melingkupi kita. Kita mencintai orangtua, anak, istri, suami, sanak keluarga, dan sesama, maka kita rela berkorban untuk mereka. Kita mencintai mimpi kita, maka kita rela berkorban demi menggapainya. Bahkan, segala daya upaya akan kita curahkan untuk menunjukkan cinta kita. Pertanyaannya adalah apakah hal senada telah kita lakukan untuk menunjukkan cinta kita kepada Tuhan?

Diakui atau tidak, kita seringkali salah dalam mengelola cinta. Tuhan yang semestinya menjadi pelabuhan akhir cinta kita kerap tergantikan oleh hal-hal yang sama sekali tak pantas dipersandingkan dengan-Nya. Kerapkali tanpa sadar kita begitu mencintai istri, anak, dan keluarga tapi lupa pada siapa yang telah menganugerahkan mereka kepada kita. Begitu pula dengan harta benda, pangkat, popularitas, status sosial, dan kesuksesan, kita begitu mencintai semuanya tapi lupa siapa yang berada di baliknya.

Cinta yang demikian inilah yang berbahaya. Alih-alih mendatangkan maslahat, ia justru mendatangkan mudharat. Itulah cinta buta yang sebenarnya. Ia bukannya mengangkat kita ke derajat kemuliaan, tapi justru menyungkurkan kita ke lembah kehinaan. Na'udzubillah min dzalik. Cinta kepada makhluk haruslah dilandasi kecintaan kepada Tuhannya.

Lamongan, 26 Agustus 2018

*Penulis merupakan anggota grup menulis Kita Belajar Menulis (KBM) dan Sahabat Pena Nusantara (SPN), kontributor Tabloid Inspirasi Pendidikan dan laman www.kampusdesa.or.id.

Ingin tulisanmu dimuat di ESQNews.id? kirimkan ke email kami di [email protected]


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA