ESQNews.id, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal membangun jalan layang (flyover) di Jalan Latumenten, tepatnya di samping Stasiun Grogol, Jakarta Barat mulai Agustus 2025.
“Bukan hanya ‘flyover’, namun di atasnya juga akan dijadikan tempat halte Transjakarta sehingga nanti multiguna,” kata Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Uus menyampaikan, pembangunan jalan layang dengan anggaran Rp300 miliar lebih itu dipastikan akan menimbulkan kemacetan lalu lintas.
“Sudah barang tentu akan membuat kemacetan pada saat proses pelaksanaan, arus lalulintas, mobilitas dari angkutan pembangunan sehingga akan mengganggu,” ujar Uus.
Oleh karena itu, sebelum pembangunan dilaksanakan, Uus meminta agar Dinas Bina Marga Jakarta Barat menyosialisasikan proyek ini agar berjalan dengan baik.
Hal itu karena ia menargetkan proyek Jalan Layang Latumenten tersebut merupakan program tahun jamak atau rampung dikerjakan dalam dua tahun ke depan.
“Bulan depan, sekarang baru dalam proses. Bulan depan sudah mulai, pelaksananya sudah ketahuan. (Targetnya) selesai 2027,” katanya. [Jktinfo]
Dibangun tertutup
Sementara itu, Kepala Sub Kelompok Perencanaan dari bidang Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Mahendra, pembangunan itu direncanakan sepanjang 380 meter di sisi selatan ke utara Stasiun Grogol.
Saat pelaksanaan, kata dia, jalan layang itu akan dibangun secara tertutup dari akses kendaraan umum seperti Transjakarta, Jaklingko, hingga komuter (KRL).
Dengan demikian, kendaraan pribadi seperti motor dan mobil, akan melintas lewat sisi atas jalan layang. Sementara akses pejalan kaki dari selatan ke utara, bisa melalui jembatan penyeberangan orang (JPO).
Di samping itu, pembangunan ini akan menghadirkan juga “skywalk” berbayar menggunakan kartu (tap card) seperti di Bundaran HI.
Selain di Jalan Latumenten, pembangunan jalan layang secara simultan akan dilakukan di Jalan Makaliwe, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
