Langkah IBIMA untuk membuat Indonesia mandiri adalah langkah yang harus diambil dengan optimis.
ESQNews.id, JAKARTA - Bersama Insan Bisnis Industri dan Manufaktur Indonesia (IBIMA) yakin Indonesia bisa mandiri. Mandiri dalam artian secara ekonomi maupun manufaktur dan produk Industri. Hal tersebut dikatakan oleh CEO ESQ Leadership Center, Ary Ginanjar Agustian saat mengisi Training Of Trainer (TOT).
"Yang akan membawa Indonesia mandiri itu adalah Industri, dan yang mampu melakukannya adalah IBIMA!," ujar dia dalam training bertema "Membangun Industri Berdikari dan Sejahtera" di Menara 165, Selasa (14/8).
Ary Ginanjar juga mengatakan, harapan besar Industri Manufaktur di Indonesia bisa berkembang. IBIMA diharapkan bisa berperan penting mengingat didirikannya IBIMA memang memiliki impian menyumbang hingga 30 persen GDP.
Sedangkan Ketua Umum IBIMA, Made Dana M. Tangkas mengatakan, jika melihat kita lihat kontribusi industri terhadap GDP kan masih di bawah 20 persen. Padahal Indonesia adalah negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan manufaktur.
Foto bersama peserta Training of Trainer IBIMA bersama CEO ESQ Group, Ary Ginanjar Agustian.
"Kalua mau menjadi negara industri ya harus 35 persen," jelas dia.
Ditanya, apakah optimis Indonesia bisa menjadi negara Industri yang memberikan GDP lebih di atas 30 persen dari sektor Industri? Made mengatakan, sudah barang tentu setelah mendapat luapan semangat dari Ary Ginanjar, langkah IBIMA untuk membuat Indonesia mandiri adalah langkah yang harus diambil dengan optimis. Salah satu langkah tersebut adalah mengikuti Training of Trainer ESQ.
"Tadi sudah ngobrol bareng pak Ary dan kita harus optimis. Hari ini (Training Of Trainer) adalah tim trainer yang akan kita bentuk untuk mengisi kegiatan kita di seluruh Indonesia bukan hanya di Jakarta saja," ujar dia.