ESQNews.id, JAKARTA - Perjumpaan dengan Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian di Makassar tersebut mampu menghantarkan H. Syamril, ST., M.Pd (Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Kalla) untuk mengisi kuliah umum dalam sesi Bedah Buku kepada seluruh Sivitas ESQ Business School.
Agenda bedah buku dengan judul “Seni Berbisnis Jusuf Kalla; Memadukan spiritualitas, profesionalitas, dan kearifan lokal" itu berlangsung pada hari kamis, tanggal 9 Maret 2023, di Auditorium lantai 18, Kampus ESQ Business School, Menara 165.
“Yakin dan percaya Indonesia akan berkembang jika entrepreneurnya meningkat. Dan kita niatkan berbisnis supaya bisa beribadah dengan baik,” ujar Sujoko Winanto, ST., MBA. selaku CEO ESQ Business School saat memberikan sambutan.
Maksud kehadiran H. Syamil kali ini adalah untuk membahas bisnis Kalla group yang sudah berdiri selama 70 tahun dan membagikan seni berbisnis dari Jusuf Kalla melalui buku yang dibedah. Ia beberkan ilmu tersebut sebagai pembelajaran atau bekal untuk para Mahasiswa ESQ Business School.
Syamril mengutip ucapan Jusuf Kalla di dalam buku tersebut mengenai alasan Kalla Group berdiri.
"Kalau kami ingin kaya, gausah bikin perusahaan, pusing. Lebih baik kami beli tanah karena harganya akan terus naik. Tapi kami bukan itu. Kami mendirikan perusahaan bukan sekedar untuk mencari kekayaan, melainkan ingin memberi pekerjaan pada banyak orang. Kami ingin berkontribusi membangun negeri," ujar Jusuf Kalla waktu itu.
Syamril juga menjelaskan bahwa salah satu pengaruh besarnya alasan membangun bisnis, ketika dihadang covid-19 dalam gelombang banyaknya perusahaan yang melakukan PHK terhadap karyawan karena mengalami kerugian besar-besaran.
Akhirnya, Kalla Group memilih untuk membuat video pernyataan kepada para karyawannya bahwa tidak ada PHK, yang ada hanya penundaan gaji hingga waktu yang ditentukan, dan akan tetap dibayarkan.
“Kalau di ESQ, ini dinamakan grand why. Dan beruntungnya, ESQ Business School sudah bisa mengenal grand why, yang mana ini adalah alasan terbesar untuk melakukan sesuatu hal.”
Dari hasil wawancara sebanyak 20 orang untuk isi buku dari Kalla Group, narasumber setuju bahwa sebagian alasan perusahaan tetap berdiri adalah karena adanya value perusahaan yang mengulik dari modul ESQ yaitu membangun corporate culture.
“Supaya perusahaan terus berkembang itu ada porsi tersendiri yakni dari value, sistem, dan leadershipnya seperti yang Pak Ary Ginanjar katakan,” kata Syamril sembari menunjukkan bahwa benar adanya dalam membangun perusahaan sangat diperlukan 3 hal tersebut sehingga hal ini dibagikan pada buku Seni Berbisnis Jusuf Kalla.
Dalam buku Seni Berbisnis Jusuf Kalla, disebutkan value yang dipegang oleh perusahaan adalah Kalla Way yang berarti; K (Kerja ibadah), A (Apresiasi pelanggan), L (Lebih cepat), L (Lebih baik), A (Aktif bersama). Dan cara Kalla Group untuk menurunkan value perusahaan dari top manajemen hingga seluruh staff yang ada di bawahnya dengan cara lima langkah. Langkah-langkah ini dituliskan dalam buku yakni, Formulasi, Sosialisasi, Aktivasi, Evaluasi, dan Apresiasi.
<more>
Kemudian, diadakan pula rapat pekanan untuk dibacakan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan oleh para karyawan. Sehingga, value perusahaan dapat terus mengalir dari atas ke bawah.
Syamril juga membagikan kepada para mahasiswa ESQ Business School bahwa yang menjadi kunci bisnis sustain adalah spiritualitas, profesionalitas karena niat baik saja tidak cukup tapi juga membutuhkan ilmu, serta yang terakhir adalah kearifan lokal.
Harapan tim penulis ketika menyusun buku Seni Berbisnis Jusuf Kalla adalah memberikan experience pada pembaca bahwa Jusuf Kalla melakukan bisnis bukan hanya sekedar SOP semata, namun adalah seni. Yang mana ini dapat menjadi acuan bagi para pembaca yang hendak menjalankan bisnis.
Di akhir acara bedah buku, ESQ Business School memberikan bentuk penghargaan dan terima kasih pada Syamril sebagai pembicara kuliah tamu. Dan berharap semoga akan ada kesempatan berikutnya bagi ESQ Business School agar mendapatkan pengalaman dari Syamril dan Kalla Group.