Jumat, H / 29 Maret 2024

Merumuskan Transformasi Organisasi di Era Digital

Senin 01 Jan 2018 00:00 WIB

DR. Teuku Noerman (Digital Transformation Expert at ACT Consulting)

Digital Transformation by ACT Consulting

Foto: information-age.com

ESQNews.id, Jakarta

Perubahan lingkungan eksternal, bila bergerak lebih cepat dibanding transformasi yang dilakukan di dalam organisasi, maka akhir untuk organisasi tersebut sudah dekat. Demikian disampaikan oleh Gale dan Aarons (2017).  Ya, era ekonomi informasi yang sekarang berjalan, telah memaksa berbagai institusi di seluruh dunia untuk melakukan transformasi digital. Namun, sudahkah kita melakukan transformasi yang tepat?

 

Sejumlah perusahaan besar dunia, salah kaprah dalam memahami apa yang ada di balik era ekonomi digital ini. Dilakukan perubahan dalam perangkat kerja, hardware dan software, bahkan memasang perangkat artificial intelligence untuk menganalisa keadaan perusahaan dan bisnisnya,  namun luput dalam melakukan upgrade pada unsur utama yang ada dalam perusahaan : Manusianya.


Di dalam era industri 4.0, dimana trilyunan informasi lahir setiap detiknya, kita perlu memahami bahwa terjadi perubahan demand secara demografi sebagai akibatnya. Dengan sedikit upaya dan biaya, kini digital marketing dapat meraih ratusan orang hingga puluhan juta orang dengan biaya promosi yang jauh lebih murah. Bila perusahaan dapat memahami ini, dan dapat melakukan perubahan strategi dengan penyesuaian terhadap demand demografis ini, maka hasil yang bersifat eksponensial dapat dicapai.


Di era ekonomi digital ini, eksekutif dalam perusahaan memiliki akses terhadap riset dan informasi di ujung jari. Tidak lagi memerlukan waktu bulanan untuk mendapatkan analisa terkini. Sejumlah platform riset pemasaran bisa menghadirkan informasi yang dibutuhkan hanya dalam beberapa menit saja. Bahkan beberapa diantaranya gratis. Namun apakah manusianya, eksekutifnya, di perusahaan Anda telah memiliki komponen mental drivers yang dibutuhkan?


Ekonomi digital menjadi besar karena informasi tersebar secara cepat. Untuk itu eksekutif dalam perusahaan perlu terus update dengan informasi terbaru, dari sumber yang terpercaya. Mereka pun perlu melakukan self leverage. Secara mental, informasi, dan taktikal. Kemampuan untuk melakukan peningkatan daya ungkit (leverage) aset manusia di dalam organisasi inilah yang seringkali tertinggal untuk dilakukan.


Apa saja yang menjadi masalah? Banyak eksekutif belum beranjak dari silo mentality, salah satunya. Silo mentality adalah kebiasaan untuk menyimpan informasi berharga hanya di bagiannya saja. Dalam transformasi digital di dalam perusahaan, informasi yang bergerak di internal pun harus menyamai cepatnya dan derasnya informasi yang bergerak diluar organisasi. Tak bisa lagi sebuah informasi dikuasai oleh satu bagian. Sama seperti shared economy, shared information adalah salah satu mekanisme yang harus digerakkan agar organisasi bisa berjalan stabil dan semua eksekutif mendapatkan informasi yang koheren.


Sejumlah improvisasi bisnis yang dilakukan secara digital seperti realtime costumer feedback, sales dan marketing improvement, perhitungan dan analisa retensi konsumen, platform komunikasi internal, dan lain sebagainya ini, sering dianggap sebagai transformasi digital, padahal bukan. Ia hanya sekedar improvisasi sistem informasi bagi bisnis anda.


Bagaimana perusahaan bisa memberikan pengalaman berbisnis yang bersifat unggul, terkostumisasi, dan terpersonalisasi, adalah salah satu hasil dari informasi yang didapat dari improvisasi sistem bisnis yang diterangkan diatas. Itulah yang akhirnya akan mendorong peningkatan sales dan memberikan hasil pada perusahaan. Itulah yang menjadi hasil dari transformasi digital yang anda akan lakukan di perusahaan. Kemampuan untuk memanej respon yang terpersonalisasi bagi konsumen adalah hal utama yang dapat dihasilkan dari mahalnya instalasi sistem informasi digital yang anda lakukan. Bila ini belum ada dalam mindset anda sebagai eksekutif, dan masih beranggapan cara respon anda tidak perlu dirubah, dan cara respon perusahaan tidak perlu ditingkatkan, maka keseluruhan transformasi digital tidak akan mendatangkan manfaat apa-apa bagi bisnis dan organisasi anda.


Namun itu pun bukan semuanya. Tanpa adanya culture road map untuk menuju pencapaian sukses sesuai visi misi dan target organisasi, perubahan seperti apapun menjadi tanpa makna.  Tanpa adanya value creation atau penciptaan makna bagi bisnis anda, masyarakat dan khalayak pun tidak akan menganggap organisasi anda pantas ada. Tentukan ini dulu, barulah perusahaan anda dapat dirasakan penting bagi masyarakat. Ciptakan formula digital DNA dalam organisasi sesuai aspirasi yang diinginkan perusahaan.


Kecepatan perubahan, terciptanya makna, dan meningkatnya jumlah insight yang didapatkan, akan meningkatkan kemampuan perusahaan anda dalam melakukan disrupsi pasar dan menciptakan model ekonomi bagi organisasi anda agar mampu lestari, sustainable, tahan akan perubahan zaman dan dinamika pasar yang terus membadai. Organisasi harus terus melakukan inovasi dan progresif dalam mengetahui kemampuan konsumen dengan lebih mendengar, melihat respon dan keinginan mereka secara interaktif untuk dapat menciptakan desain produk yang sesuai dan menghantarkannya pada konsumen sesuai dengan apa yang mereka inginkan.



Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA