Kamis, H / 16 Oktober 2025

Kolaborasi ESQ Kemanusiaan dan Wakaf Al Azhar! Berbagi Alquran Braille untuk Siswa Difabel Netra MAN 2 Sleman

Sabtu 19 Jul 2025 12:43 WIB

Editor :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: Dokumen Pribadi

ESQNews.id, SLEMAN - Tepat hari Jumat 18 Juli 2025 menjadi momen yang istimewa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN 2) Sleman. Sebuah paket yang penuh makna tiba di madrasah ini yaitu Alquran Braille yang diwakafkan untuk para siswa tunanetra. 


Bantuan dari Wakaf ESQ yang bekerja sama dengan Wakaf Al Azhar ini, disalurkan melalui LAZ Al Azhar Yogyakarta, membawa harapan baru bagi mereka yang selama ini membaca Alquran dengan ujung jari.

Paket Alquran Braille diserahkan langsung oleh Kepala LAZ Al Azhar Yogyakarta, Muchlas Madani, kepada Kepala MAN 2 Sleman, Drs H Wiranto MPd. 

Turut menyaksikan prosesi ini Supervisor LAZ Al Azhar Yogyakarta Sujarwo Putra, Wakil Kepala Bidang Humas MAN 2 Sleman Suratini, serta Sari Tiwi dari Unit Layanan Difabel (ULD). Di antara mereka juga hadir Ali Masruhin, siswa tunanetra yang menjadi simbol semangat para pelajar difabel.

Dalam suasana penuh syukur dan haru, Drs H Wiranto MPd menyampaikan apresiasinya atas bantuan tersebut. 

“Kami bersyukur atas perhatian ini. Selama ini Alquran Braille yang kami miliki hanya lima, itu pun tidak lengkap karena digunakan bergantian oleh lebih dari 20 siswa tunanetra,” ungkapnya.

Sebagai madrasah inklusi, MAN 2 Sleman menjadi rumah bagi para pelajar difabel dari berbagai daerah di Indonesia. Tak sedikit dari mereka berasal dari keluarga dhuafa. 

“Alquran Braille bukan sekadar buku, tapi jendela keimanan bagi anak-anak kami,” ujar Wiranto dengan suara yang sedikit bergetar.



Wakil Kepala Bidang Humas Suratini menambahkan bahwa selain Alquran Braille, para siswa juga sangat membutuhkan kitab hadist Braille. “Saat ini kami baru punya dua kitab hadist Braille, sisanya hanya Fiqih Ibadah dan Majalah Gema Braille,” jelasnya.

Muchlas Madani menyatakan bahwa ini adalah kali pertama LAZ Al Azhar Yogyakarta menyalurkan Alquran Braille. “Kami mohon jika ada kekurangan, segera informasikan agar bisa kami perbaiki. Kami terbuka untuk menambah bantuan di masa mendatang,” ucapnya tulus.

Tak hanya itu, Muchlas juga mengenalkan program pemberdayaan Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Yogyakarta. Di RGI, anak-anak dhuafa diberi pelatihan keterampilan seperti memasak profesional (chef) selama enam bulan dengan sistem asrama. 

“Mereka hanya perlu bisa membaca. Latar belakang pendidikan beragam—SD, SMP, hingga SMA. Lima bulan latihan, satu bulan magang di restoran. Ini ikhtiar kami membantu generasi muda mandiri,” paparnya.

Supervisor LAZ Al Azhar Yogyakarta, Sujarwo Putra, menambahkan bahwa kerja sama lebih luas bisa dijalin antara RGI dan MAN 2 Sleman. 

“Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi siswa difabel atau dari keluarga kurang mampu untuk belajar keterampilan di RGI. Silakan datang langsung melihat pembelajarannya,” katanya, melansir dari berbagai macam laman media massa.

<more>

Data dari ULD yang disampaikan oleh Sari Tiwi menegaskan, betapa besarnya amanah ini. Total terdapat 30 siswa penyandang disabilitas di MAN 2 Sleman: 1 difabel daksa, 4 grahita ringan, 2 slow learner, 21 difabel netra, 2 ADHF, dan 1 difabel mental. Mereka datang dari berbagai penjuru Indonesia, dari Aceh hingga Palembang, dari Ngawi hingga Kebumen.

Di tengah keterbatasan, mereka belajar dengan sepenuh hati. Dengan Alquran Braille di jari-jemari mereka, hadir kekuatan baru untuk mengenal Kalam Ilahi, menghapalnya, dan menjadikannya cahaya dalam hidup yang tak selalu terang. 

Bantuan ini, meski hanya satu paket, bagaikan pelita kecil yang menyinari lorong panjang perjuangan anak-anak luar biasa ini.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA