Jumat, H / 12 September 2025

Keumalahayati, Inilah Sosok Laksamana Perempuan Pertama di Indonesia

Rabu 11 Dec 2019 16:49 WIB

Reporter : Endah Diva Qaniaputri

Perempuan yang berasal dari Kesultanan Aceh, Keumalahayati

Foto: Youtube

ESQNews.id, JAKARTA – Keumalahayati adalah Laksamana perempuan pertama di Indonesia. Ia yang memimpin Armada terkuat se-Asia Tenggara.


Orang Aceh biasa memanggilnya Malahayati atau Hayati. Arti dari namanya sangat bermakna. Keumala dalam bahasa Aceh berarti sebuah batu yang indah dan bercahaya, banyak khasiatnya, dan mengandung kesaktian.


Kesaktiannya keturunan dari sang ayah, Laksamana Mahmud Syah. Seorang pelaut gagah berani dan keturunan bangsawan. Menurut infosantri.co, Keumalahayati diberi pangkat laksamana karena jasanya dalam mengawal kepentingan Aceh di lautan pada masa pemerintahan Sultan Alaiddin Riayat Syah Al Mukammil (1589 – 1604) atau sering disebut Sultan Al Mukammil.


<more>


Menurut catatan sejarah, Keumalahayati adalah laksamana perempuan pertama di Indonesia bahkan ada juga yang mengatakan bahwa beliau juga merupakan laksamana perempuan pertama di dunia.


Beliau adalah keturunan dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah, pendiri kerajaan Aceh Darussalam. Ibunya wafat ketika Keumalahayati masih kanak-kanak. Dan saat itu, beliau sering diajak ayahnya, Laksamana Mahmud Syah, untuk pergi dengan kapal perang. Pengenalannya dengan kehidupan laut inilah yang kelak membentuk sifatnya yang gagah berani dalam mengarungi laut luas.


Pada saat Keumalahayati menjabat sebagai Komandan Protokol Istana Darud dunia setelah menyelesaikan studi sebagai taruna di Akademi Militer Mahad Baitul Makdis. Portugis kembali menyerang Kesultanan Aceh Darussalam yang sedang dipimpin Sultan Al Mukammil.




Sebelumnya Portugis kewalahan menghadapi serangan Kesultanan Aceh Darussalam yang dipimpin oleh Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah, sang pendiri kerajaan.


Perang ini terjadi di Teluk Haru. Pertarungan sengit tersebut memang dimenangkan Kesultanan Aceh Darussalam, namun kerajaan tersebut kehilangan ribuan prajuritnya termasuk dua laksamana yang juga membantu dalam mempimpin perang.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA