Sabtu, H / 08 Februari 2025

Idul Fitri, Bersih Harta dan Bersih Jiwa

Rabu 05 Jun 2019 07:41 WIB

Author :Redaksi

Ilustrasi

Foto: Freepik

ESQNews.id, JAKARTA - “Wahai anak Adam, Aku telah memberi minum, tapi mengapa engkau tidak memberi minum kepada-Ku?". "Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa memberi minum kepada-Mu, sedangkan Engkau Tuhan semesta alam?"

Sesungguhnya hamba-Ku (si fulan) meminta minum kepadamu, tapi engkau tidak memberi minum kepadanya. Bukankah kamu ketahui bahwa jika kamu memberi minum kepadanya, engkau mendapati Aku di sisinya?”

Hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam bentuk dialog yang kelak akan terjadi antara Allah dengan hamba-hamba-Nya cukup memberi pesan yang jelas, bahwa Allah selalu berada di tengah-tengah fuqara masakin, kaum lemah yang membutuhkan pertolongan. Jika ingin menghampiri-Nya, kunjungilah mereka. Jika ingin dekat kepada-Nya, maka dekatilah mereka. Allah selalu berada di sisi mereka.

Harta itu semata-mata karunia Allah. Dia telah mengamanahkan titipan-Nya kepada hamba-Nya. Ada yang dititipi banyak, ada yang sedikit. Semua tergantung pada taqdir-Nya. Perbedaan banyak sedikitnya pembagian rezeki ini mengandung hikmah yang luar biasa. Di samping agar tercipta iklim saling menolong antar sesama manusia, sekaligus merupakan ujian dari-Nya. Apakah dengan rezeki yang banyak mereka bersyukur. Apakah dengan rezeki yang sedikit mereka mampu bersabar.


Ingat ! Tuhan tidak berpihak kepada siapa-siapa. Dia tetap dzat Yang Maha Adil, yang selalu memutuskan segala sesuatu dengan keadilan-Nya. Dia tidak pernah terlambat sedetikpun untuk menolong hamba-Nya yang teraniaya, yang tidak mendapat perlakuan adil dari sesamanya.

Itulah sebabnya, Allah selalu dekat dengan orang-orang yang teraniaya. Allah memberikan kepada mereka do’a yang makbul. Allah selalu mendengar keluh kesah mereka. Allah akan menjawab jeritan mereka. Allah akan mengabulkan setiap permohonannya. Hati-hatilah dengan do’a mereka, begitulah Rasulullah memperingatkan kepada kita semua.

Maka Ini adalah tugas tambahan bagi orang kaya. Karenanya, tidak ada alasan bagi si kaya membangga-banggakan kekayaannya. Tidak pantas baginya berbuat congkak, sombong, serakah dan aniaya, sebab di balik harta itu ia terbebani tugas yang berat. Saking beratnya tugas ini, orang kaya harus rela masuk surga paling akhir.

Di hari yang fitri ini, ada baiknya kita kembali bertanya, apakah harta kita sudah bersih dari hak fakir miskin? Muslim yang baik senantiasa membersihkan badannya, jiwa dan pikirannya, juga hartanya. SELAMAT IDUL FITRI

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA