Senin, H / 27 Oktober 2025

Dukung BP4 Jaga Aset Bangsa! TalentDNA untuk Penanganan Perselisihan Perkawinan & Ketahanan Keluarga

Kamis 21 Nov 2024 16:33 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membuka Musyawarah Nasional (Munas) ke-XVII Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) pada tanggal 20 November 2024 di Hotel Merlynn, Jakarta.

Turut hadir, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah, Sekjen Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Anwar Saadi, dan Pendiri ESQ Ary Ginanjar.



Hadir mendampingi Menag, Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin, Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Helmi Halimatul Udhmah, Ketua MA Sunarto, Ditjen Badan Peradilan Agama Muchlis.

Acara yang mengusung tema “Mewujudkan Ketahanan Keluarga Menuju Indonesia Emas 2045” itu juga dihadiri oleh pegawai Kemenag, perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), BAZNAS, dan Pengurus BP4 se-Indonesia.



Dalam kesempatannya menjadi narasumber, Ary Ginanjar sampaikan, "Aset terbesar Bangsa Indonesia atau kekayaan terbaik Indonesia yang tidak dimiliki oleh dunia adalah KTP (Kedamaian, Toleransi dan Persatuan), Hal ini harus terus dijaga sebagai Modal Sosial menuju Indonesia Emas 2045.

Seperti yang dikatakan Menag bahwa Kementerian Agama berperan dalam membentuk keluarga yang baik. Keluarga baik membentuk masyarakat baik. Masyarakat baik membentuk negara yang baik. Sedangkan kata Menteri PPPA bahwa Perempuan adalah pilar bangsa. Jika ia baik, maka baiklah negara.



Jadi saya coba simpulkan dan gambar, bahwa negara yang baik itu apabila masyarakatnya baik. Masyarakat yang baik itu apabila dilahirkan dari keluarga yang baik. Keluarga yang baik apabila individunya baik. 

Namun saat ini Aset Penting tersebut dalam ancaman, karena KTP itu dimulai dari keluarga. Saat ini dari 1,5 juta pernikahan, 31% bercerai di bawah usia pernikahan 5 tahun. Perceraian terjadi pasti ada sebab akibat di antaranya KDRT ada sekitar 26.087 kasus di tahun 2023: 90% korban wanita dan 10% korban laki-laki. Dari situ, Anak laki-laki yang melihat KDRT setelah dewasa akan 10x lebih mungkin untuk melakukan KDRT. 

Anak perempuan yang melihat KDRT 6x lebih mungkin menjadi korban KDRT karena merasa terbiasa dengan melihat hal seperti dipukuli dan lainnya. Apa dampaknya dari itu semua? 25% anak korban perceraian memiliki masalah sosial dan emosional. 

Dampaknya adalah anak yang bisa terabaikan dan tidak terdidik dengan baik, jika kedua orang tua tidak memiliki rasa tanggung jawab. Bisa dibayangkan jika hal ini terus berlanjut.

<more>

Oleh karena itu, persoalan tersebut harus diatasi dengan baik, tidak cukup dengan cara biasa kita perlu teknologi agar lebih cepat dan lebih tepat mengatasinya. Supaya nanti angka perceraian, KDRT bisa turun dengan cepat. 

ESQ punya tools berbasis digital yang namanya TalentDNA yakni pola perilaku alami dan spontan seseorang bagaimana seseorang merasakan, berpikir, dan bertindak yang memengaruhi cara kita merespons situasi dan mengambil keputusan.

Salah satu potensi perceraian bisa juga dari kita yang tidak tahu karakter atau perilaku pasangan. Kalau pakai expert atau tenaga psikolog akan membutuhkan biaya yang tidak murah.

Dengan TalentDNA, saya berharap suami istri bisa lebih mengenal pasangannya. Bisa tahu cara berkomunikasi, kolaborasi menyelesaikan konflik dll. Di dalamnya ada fitur couple coaching untuk pasangan dan family coaching untuk anaknya juga."

Lebih lanjut, "Saya yakin ketika kita mengenal karakter pasangan kita, kita belajar untuk mencintai mereka dengan cara yang lebih dalam dan tulus. Ingat, Indonesia Emas 2045 dimulai dari ketahanan keluarga."



Di sisi lain, Menag Nasaruddin Umar yang juga Ketua Umum BP4 Menag mengucapkan, "Terimakasih kepada Pak Ary Ginanjar, meskipun singkat namun mengena. Insyallah BP4 akan berkolaborasi dengan ESQ. 

Pasti, pasti, pasti kita akan gunakan metode yang telah dijelaskan oleh Pak Ary karena sangat berguna buat kami. Apalagi tadi terkait dengan tools yang bisa membuat kita mengetahui karakter dari pasangan. Itu sangat bagus."

Mengingat adanya data mengejutkan terkait penyebab perceraian di Indonesia. Salah satu faktornya adalah Judi Online.

"Sebelum marak judi online, jumlah perceraian tahun 2019 itu hanya 1000-an, tapi setelah maraknya judi online, kami dapat data kemarin itu meningkat sampai 4000-an. Sekitar 4000-an lebih perceraian karena judi online. Itu yang terdata," ujar Menag.



Sementara itu, Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menyampaikan, "Seperti yang dijelaskan oleh Pak Ary tentang tools untuk mengenal pasangan dari karakternya itu sangat penting. Karena itu bisa mengidentifikasi karakter dasar dari setiap orang. 

Sehingga luar biasa yah, bisa mengetahui karakter dasar suami atau istri kita. Dengan begitu kita bisa mengambil langkah-langkah positif untuk menyesuaikan dengan karakter kita sendiri. 

Kami juga sempat berdiskusi dengan timnya Pak Ary Ginanjar ada hal yang menarik dalam rangka memberikan training atau bimbingan kepada calon pengantin. Nanti kami sinergikan hal itu bersama ESQ. Untuk menurunkan persoalan persoalan makro keluarga Indonesia."

Ia terangkan, bahwa ada langkah strategis Kemenag untuk mengatasi masalah perceraian. Ia mengatakan, mulai tahun 2025, seluruh pasangan calon pengantin diwajibkan mengikuti bimbingan perkawinan sebelum menikah.

“Kami menemukan korelasi signifikan antara bimbingan pernikahan dengan ketahanan keluarga. Pasangan yang telah terbimbing cenderung memiliki keluarga yang lebih kokoh dan tidak rentan terhadap perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, atau melahirkan anak-anak stunting,” jelas Kamaruddin.

Testimoni



Sekretaris Umum BP4 Pusat, Anwar Saadi mengatakan, "Selamat Pak Ary ini temuan yang hebat. Lanjutkan Pak, BP4 siap support. TalentDNA ini bisa digunakan bagi orang yang mau menikah (calon pengantin) maupun yang sudah menikah. 

TalentDNA ini jika digunakan sebelum menikah, bisa untuk menyamakan visi misi yang berpengaruh kepada kualitas pernikahannya kelak. 

Sedangkan bagi yang sudah menikah, bisa menjadi solusi untuk memperkuat ketahanan terhadap rumah tangganya. Bisa adaptif dengan pasangan, mengetahui cara berkomunikasi, berkolaborasi dengan pasangan meskipun berbeda karakter demi membangun keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah.
 
Lalu para penghulunya juga harus diberikan pemahaman tentang TalentDNA supaya bisa memberikan wejangan atau pemaparan karakter para pengantin." 


Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah, sampaikan, "Pak Ary Ginanjar keren banget dengan terobosannya. Tadi saya menyaksikan paparan dari Pak Ary Ginanjar yang memperkenalkan satu teknik atau metodelogi untuk penyelesaian masalah keluarga yakni dengan tools TalentDNA.

Tools tersebut bisa mengidentifikasi potensi potensi atau talenta suami istri kita masing-masing bahkan lebih baik dideteksi saat menjadi calon pengantin (sebelum pernikahan).

Karena ini sangat relate dengan situasi yang teradukan ke KPAI terkait anak anak yang menjadi korban kekerasan. Dengan tools TalentDNA, hal tersebut (kekerasan) bisa dicegah dari para suami istri yang mengenali dulu karakternya untuk menemukan solusi atas permasalahan keluarga."

Sebagai penutup, Ary Ginanjar memberikan test TalentDNA secara cuma-cuma untuk para peserta yang hadir dalam forum. Mereka terlihat berbondong-bondong untuk scan barcode yang tersedia di depan layar, agar bisa mengakses TalentDNA lebih lanjut.

Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA