ESQNews.id, PALU - Di tengah membuka acara Retreat “Meaning of Work for Fast Execution” bersama para pejabat Eselon II Pemprov Sulteng, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes., katakan, “Saya ini adalah saksi hidup dari dahsyatnya pelatihan ESQ…”
Dalam perhelatan yang dilaksanakan pada 24–25 Juli 2025 di Kota Palu itu, beliau mengisahkan bahwa tahun 2003, saat pertama kali diangkat sebagai Direktur RS Anutapura, situasi internal rumah sakit begitu sulit. Para dokter ahli merasa paling hebat bagai "dewa dan naga". Tidak mudah menggerakkan tim dengan ego setinggi itu.
Namun, titik baliknya adalah saat beliau membawa pelatihan ESQ ke rumah sakit. Dimulai dari para dokter, lalu seluruh tenaga kesehatan. Hasilnya luar biasa.
Pendapatan RS yang semula hanya 300 juta per tahun, melonjak menjadi 20 miliar setahun setelah pelatihan. Tahun berikutnya naik menjadi 50 miliar, lalu 100 miliar. Semua karena perubahan nilai, dari hati yang keras menjadi hati yang tenang, dari ego menjadi pelayanan, dari rutinitas menjadi panggilan.
“Kalau saya tidak melewati ESQ, mungkin saya tidak akan sampai di titik ini sebagai Wakil Gubernur,” ungkap beliau penuh haru.
Lalu di media sosial, Ary Ginanjar mengatakan, "Inilah bukti nyata, bahwa perubahan terbesar bukan soal sistem, tapi soal hati.
Semoga semakin banyak pemimpin seperti Ibu Wagub yang berani membangun dari dalam. Salam Sulteng Nambaso!"