Selasa, H / 28 Oktober 2025

Senjata Baru ASN: TalentDNA Berbasis AI untuk Meningkatkan Kinerja Birokrasi

Kamis 17 Jul 2025 22:52 WIB

Editor :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Persaingan global sekarang bukan lagi soal siapa yang punya modal besar, tapi siapa yang punya talenta unggul. Hal tersebut sejalan dengan Survei World Economic Forum (2018), yang menyebut dunia sudah masuk fase the end of capitalism, dimana modal bukan lagi kunci, tapi kemampuan mengelola SDM yang jadi penentu utama.


Organisasi yang bisa mengelola talenta dengan tepat akan melahirkan ide-ide kreatif, inovasi, dan strategi yang adaptif.


Sebaliknya, tanpa manajemen talenta yang baik maka organisasi akan lamban, terhenti dan tertinggal.


Dr. Muhammad Taufiq, DEA selaku Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), melalui Sharing Session bertema "Transformasi SDM Indonesia Manajemen Talenta melalui TalentDNA dan AI” yang dilakukan secara daring, menegaskan pentingnya fokus pada manajemen talenta, termasuk di sektor pemerintah.


Mengutip riset World Economic Forum dan Deloitte, Taufiq mengatakan manajemen talenta yang efektif bisa meningkatkan produktivitas hingga 40 persen.


Pengelolaan talenta tersebut bukan hanya proses administratif, melainkan langkah strategis untuk meningkatkan kinerja.


Muhammad Taufiq selaku Kepala LAN, melakukan kerjasama dengan ESQ untuk mengembangkan pendekatan berbasis teknologi informasi dan kecerdasan buatan (AI) untuk memetakan potensi ASN lebih akurat.


"Untuk itu, LAN bekerjasama dengan ESQ mengembangkan pendekatan baru manajemen talenta berbasis teknologi informasi dan artificial intelligence (AI) melalui talentDNA," ujarnya.


"Hal itu, memungkinkan setiap instansi pemerintah untuk memetakan potensi talenta secara lebih presisi berdasarkan karakteristik, kompetensi dan potensi pengembangan talenta individu," sambungnya.


Ary Ginanjar selaku Founder ESQ Corp, menyebut TalentDNA sebagai lompatan baru dalam manajemen talenta.


"TalentDNA merupakan sebuah bentuk lompatan transformasi dalam manajemen talenta dengan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI)," ujarnya.


"Untuk menghadapi tantangan global saat ini kita tidak bisa lagi mengandalkan cara-cara lama, perlu adanya terobosan baru untuk membangun birokrasi yang lebih profesional dan adaptif terhadap perkembangan zaman," sambungnya.


Ia juga menjelaskan bahwa, TalentDNA merupakan life tools untuk mengenali kecenderungan pola perilaku alami, termasuk apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dilakukan.


"TalentDNA sendiri merupakan life tools untuk mengidentifikasikan kecenderungan pola perilaku alami dan spontan, termasuk apa yang kita rasakan, pikirkan dan lakukan sehingga mengimplementasikan cara kita merespon situasi dan mengambil keputusan," jelas Ary Ginanjar, melansir dari media massa.


Dengan AI, TalentDNA membantu menempatkan pegawai di posisi yang sesuai kekuatan mereka, sekaligus merancang strategi pengembangan karir yang tepat.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA