Selasa, H / 28 Oktober 2025

Peringati Bulan K3 Nasional, ACT Consulting Gelar Seminar Gratis! Bahas Zero Accident dengan 3 Pilar

Jumat 19 Jan 2024 11:17 WIB

Reporter :EDQP

Tangkapan Layar

Foto: dok. ESQ

ESQNews.id, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah menghimbau kepada seluruh kementerian, lembaga non kementerian, pemerintah provinsi, BUMN/BUMD, lembaga K3, serikat pekerja/serikat buruh, asosiasi pengusaha, lembaga pendidikan, perusahaan, dan masyarakat perlu merayakan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional setiap tahunnya secara berkesinambungan.


Selama sebulan, dari tanggal 12 Januari - 12 Februari 2024 dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain kampanye, promosi K3 melalui media sosial, seminar, Forum Group Discussion (FGD), lokakarya, konvensi, pembinaan dan peningkatan kompetensi personil K3, pembentukan dan pemberdayaan lembaga K3, pemberian penghargaan K3, kompetisi/ lomba K3 dan peningkatan K3 secara berkelanjutan baik dilaksanakan secara luring maupun daring.

Inisiatif ini juga diharapkan dapat menjamin dan melindungi sumber daya manusia dalam bekerja. Mengingat untuk terwujudnya Indonesia Emas 2045 kelak tentu perlu dipastikan dengan Berbudaya K3 Berkelanjutan. 

Mengapa? Ada contoh case terkait kebakaran pabrik mandom di 2015. Berdasarkan data dari berita yang beredar, kejadian pilu tersebut bukan hanya korban jiwa tapi secara kinerja dan pendapatan PT Mandom turun 6,3% dari sebelumnya.

Maka, sesuai dengan tema Bulan K3 tahun 2024 ini yakni, "Budayakan K3, Sehat dan Selamat dalam Bekerja, Terjaga Keberlangsungan Usaha."

Mengutip tulisan oleh Salwa Audrie Nadhifa di Medium, kecelakaan kerja yang merujuk pada K3 dapat digeneralisasikan oleh tiga faktor penyebab.  Pertama yaitu unsafe action, unsafe condition, dan kesalahan manajemen.

Menurut riset, penyebab terjadi kecelakaan kerja 18% oleh unsafe condition, 2% nya faktor lain dan yang paling banyak yakni 80% itu unsafe action atau unsafe behavior (orangnya). 

<more>

Mendengar hal tersebut serta dalam rangka turut memeriahkan Bulan K3 dengan kegiatan yang positif, ACT Consulting International menggelar seminar gratis pada tanggal 17 Januari 2024 melalui zoom meeting dengan tema "Internalisasi Safety Mindset K3."

Webinar dipandu langsung oleh trainer lisensi dari Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian yakni Coach Ramdhani. Ia membawakan materi super spesial untuk kurang lebih 260 orang yang hadir sebagai peserta dan berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.

"Mengetahui adanya hasil riset atau survei bahwa yang paling utama penyebab kecelakaan kerja yaitu unsafe action (people), artinya kita harus extra memperhatikan behavior (perilaku) dari orangnya. Itu jauh lebih penting. Di luar kita juga memperhatikan sistem, aturan dan lainnya," kata Ramdhani.



Ramdhani paparkan bahwa K3 mempunyai visi misi atau goals yaitu zero accident. Untuk mencapainya, maka diperlukan sistem, strategi, struktur, proses, peralatan. 

Namun itu saja tidak cukup, menurutnya, penting juga untuk perhatikan dari sisi people-nya yakni beliefs, values, behavior. Maka kombinasikan keduanya, agar ketika eksekusi bisa menghasilkan performa terbaik untuk instansi, organisasi dan lainnya.



"Karena ACT Consulting expert di bidang SDM (people), maka untuk menguatkan beliefs, behavior, dan values itu ada 3 pilar untuk K3 culture transformation yakni MVVM Alignment, VSL dan 3.0 triple bottom line concept," ungkap kader dari Pendiri ESQ Group itu.

MVVM (Mission, Vision, Values, Meaning) Alignment artinya mulai dari top leaders, middle leaders, timnya itu harus selaras. Karena peran leader inilah yang paling dominan. 

"Semua yang ada di tempat bapak ibu bekerja harus selaras bukan hanya dari pihak K3 nya saja. Lalu Pilar yang kedua yakni VSL (Values, System, Leadership) konsep. Tentu dalam perjalanannya bahwa nilai-nilai K3 itu harus terus diinternalisasikan. 

Pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan? Bukan hanya sekedar campaign, dikampanyekan dibuat perlombaan tapi untuk dijadikan habit. Maka peran leaders di sini adalah sebagai role model untuk terus menegakkan sistem serta memastikan nilai-nilai (values) K3 terinternalisasi," bebernya.



Kemudian berlanjut ke pilar yang 3 yaitu triple bottom line concept atau 3.0 concept. Yang artinya memaksimalkan dimensi intelektual, emosional, dan spiritual.

"Jadi dalam membangun budaya K3, kita harus memperhatikan yang menjadi why-nya atau alasan orang yang ada ditempat kerja bapak ibu menjalankan nilai-nilai budaya K3 itu apa? Ada 3 alasan, yang pertama dari sisi intelektual karena harus menjalankan aturan di tempat kerja. 

Tetapi alasan itu saja tidak cukup, harus ada alasan emosional yakni kaitannya antar sesama manusia. Jadi kalau kita melanggar nilai K3 yang kena dampaknya bukan hanya kita namun keluarga kita, hubungan kita dengan sesama pekerja akan terpengaruh, lalu dampaknya juga bisa dirasakan di masyarakat," sambung Ramdhani.



Lebih detail dijelaskan olehnya, "Namun yang paling penting adalah alasan spiritual. Inilah yang akan membuat orang berpikir 'akan ada yang melihat atau tidak, ada peraturan ataupun tidak ada peraturan' dia akan selalu berpegang teguh kepada keselamatan kesehatan dalam kerjanya.

Apa itu alasan spiritual? Kita kan hidup di Indonesia landasannya pancasila dan sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Mahaesa. Kalau bapak ibu yakin bahwa ada Tuhan yang Maha melihat, Maha mendengar, Maha mengetahui.

Jadi ketika kita melanggar nilai nilai K3 kita bukan takut karena aturan yang ada, bukan takut karena atasan, bukan mendzalimi rekan kerja. Tetapi ketika kita menjalankan K3 itu lah yang menjadi pengabdian kita kepada Tuhan. Dalam rangka kontribusi, menolong orang lain, menebarkan kebermanfaatan," tambahnya.



Para peserta terus menyimak, dan sebelumnya mereka juga sudah ditanya oleh Ramdhani terkait, "Apa yang menjadi tujuan, harapan, bapak ibu mengikuti seminar ini?"

Roma, Yogyakarta (PT Railink) sampaikan, "Terkait dengan K3 ini kita sudah coba menerapkan di lapangan kita. Perihal tentang keselamatan yang kita inspeksi. Selama kita inspeksi kadang-kadang kita merasa tidak enakan. Ketika kami sudah ada usulan dari tim, namun agak sulit di ACC atasan padahal itu demi keselamatan bersama. Bagaimana itu caranya? Semoga dengan seminar ini bisa menjawab semuanya."



Ilham Ibrahim PT Karya Halim Sapona Said Borneo sebagai safety officer katakan, "Safety itu merupakan sebagai suri tauladan atau role model untuk pekerja-pekerja lain (operator, pengawas). Saya penasaran dengan apa yang bisa dicontohkan oleh staff ke Presdir. Baik dari sikap dan perilaku, mindset, pengetabuan dan tindakan sudah benar atau belum. Harapannya, ketika saya mengikuti webinar ini saya mendapatkan jawaban. Untuk memastikan apa yang sudah baik dilakukan, apa yang harus di approve, dan sekaligus sebagai self reflection dalam kegiatan ini."



Untuk menjawab harapan tersebut tak cukup hanya seminar 2 jam. Maka, ACT Consulting International akan menggelar seminar seharian penuh pada tanggal 6 Februari 2024 mendatang secara hybrid (offline di Menara 165 dan online melalui zoom meeting).



Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA